tirto.id - Tubuh manusia tidak dapat memproduksi Vitamin C seperti layaknya hewan, sehingga sangat penting untuk mendapatkan pasokan vitamin C dari makanan setiap harinya.
Saat ini vitamin C dapat ditemukan di berbagai produk yang ditargetkan untuk konsumen yang sadar kesehatan.
Penggunaan suplemen vitamin C dosis tinggi yang paling terkenal dan paling dipromosikan adalah untuk mencegah atau mengobati gejala flu.
Namun, sebagian besar bukti menunjukkan bahwa vitamin C dosis tinggi tampaknya tidak mengurangi risiko tersebut.
Vitamin C adalah nutrisi penting yang dapat ditemukan dalam berbagai makanan atau dijual sebagai suplemen makanan dari bentuk serum, lipstik hingga permen karet dan tablet yang larut.
Sayangnya, sebagian besar orang tidak mengetahui seluruh kebenaran tentang efektivitas vitamin C tersebut.
“Banyak orang mengonsumsi suplemen vitamin C dalam dosis tinggi yang tidak perlu untuk mencegah atau mengobati berbagai kondisi yang keefektifannya tidak terbukti. Suplemen vitamin C telah banyak dipuji untuk mencegah penyakit kardiovaskular dan osteoarthritis, mencegah kulit terbakar, dan memperbaiki penampilan keriput. Tak satu pun dari manfaat yang diakui ini telah diverifikasi dalam studi ilmiah," kata Celeste Robb-Nicholson, mantan Pemimpin Redaksi Harvard Women's Health Watch dilansir dari laman Theladders.com.
Teori populer lainnya adalah bahwa vitamin C dapat memperlambat degenerasi makula dan katarak yang berkaitan dengan usia.
Meski begitu, hubungan antara vitamin C dan pembentukan katarak masih belum jelas, dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa vitamin C yang dikombinasikan dengan nutrisi lain mungkin membantu memperlambat perkembangan AMD.
Jillian Graves, seorang ahlli diet merekomendasikan asupan harian 75 mg per hari untuk wanita dan 90 mg per hari untuk pria yang dapat dicapai dengan makan satu kiwi atau setengah dari pepaya.
Vitamin C terlibat dalam reaksi enzim di dalam sel tubuh, energi pembuat metabolisme, mengubah protein penting, dan dapat melindungi dari infeksi dan polusi.
Dilansir dari laman Organicburst.com, ada banyak sumber vitamin C yang lebih fantastis selain jeruk, di antaranya brokoli, sayuran hijau berdaun seperti bayam, kangkung, bunga kol, paprika merah, kubis Brussel, ubi jalar, pepaya, stroberi, jeruk, lemon dan limau, serta kiwi organik.
Menurut National Institutes of Health, vitamin C (atau asam askorbat) adalah nutrisi yang larut dalam air yang ditemukan dalam beberapa makanan, karena berfungsi sebagai antioksidan dan melindungi tubuh kita dari kerusakan akibat radikal bebas seperti polusi udara atau asap.
Vitamin C juga membantu tubuh dalam menciptakan kolagen dan meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan nabati.
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno