tirto.id - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis survei terkini terkait elektabilitas peserta pilpres 2024. Hasilnya, pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berada di posisi paling mentereng yaitu 50,7 persen dibandingkan dua kandidat lainnya.
Paslon nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yaitu 22 persen. Sementara, paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD yaitu 19,7 persen.
Survei tersebut dilakukan pada 16-26 Januari 2024. Jumlah sampel sebesar 1.200 responden, diperoleh melalui teknik pengumpulan data wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Survei ini memiliki margin of error +/- 2,9 persen.
Terkait hal itu, Wakil Komandan TKN Fanta Prabowo-Gibran, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, menuturkan, elektabilitas Prabowo-Gibran terus mengalami kenaikan meskipun sempat stagnan, beberapa waktu lalu. Rahayu menjelaskan, kenaikan itu menunjukkan roda kader partai pengusung, sukarelawan hingga simpatisan bergerak masih ke akar rumput untuk memenangkan Prabowo-Gibran.
"Kita sangat bersyukur dengan angka survei di mana pasangan Prabowo-Gibran terus naik karena sempat beberapa waktu lalu dianggap stagnan," kata Rahayu di Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (30/1/2024) malam.
Rahayu menuturkan, sejak debat ketiga dan keempat elektabilitas Prabowo-Gibran terus menanjak naik. Dia mengatakan saat ini masyarakat sudah mulai mantap dengan pilihan. Dia mengatakan bila melihat dari survei itu angka swing voters mulai menurun.
"Artinya dari roda kader simpatisan, relawan pendukung Prabowo-Gibran bergerak secara masif dan memang menyentuh langsung kepada masyarakat," ucap Rahayu.
Rahayu menjelaskan, saat ini mereka mendorong anak muda untuk ikut mencoblos pada 14 Februari 2024 mendatang. Mereka merasa prihatin bawah anak muda saat dianggap apatis dengan demokrasi.
"Banyak tanggal merah, valentine day kita perlu ingatkan bahwa masa depan mereka ini sebelum mereka bisa demo disinilah suara mereka sangat berpengaruh," tutur Rahayu.
Lebih lanjut, Rahayu menjelaskan, seluruh aspirasi masyarakat yang selama ini mengkritik pemerintah bisa disalurkan lewat bilik suara. Menurutnya, ikut mencoblos merupakan bagian dari hak konstitusi.
"Jangan lupa ini bukan hanya hak, tapi sebuah privilege tanggung jawab dan jangan disia-siakan karena sudah diperjuangkan nenek moyang kita kemerdekaan kita. Itu harganya mahal," tutup Rahayu.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Intan Umbari Prihatin