Menuju konten utama

Edukasi Budaya Lewat Festival Tari Konservasi Ramayana di Jogja

Penjabat Wali Kota Yogya, Sugeng Purwanto, membuka secara langsung Festival Tari Konservasi Ramayana yang digelar di Ramayana Ballet Purawisata.

Edukasi Budaya Lewat Festival Tari Konservasi Ramayana di Jogja
Festival Tari Konservasi Ramayana tersebut diikuti 30 sanggar yang ada di DIY dan Jawa Tengah. (FOTO/Pemkot Yogyakarta)

tirto.id - Yogyakarta mendedikasikan diri sebagai Kota Pelajar dan Kota Budaya. Melalui pengembangan edukasi dan tradisi, Kota Gudeg pun menumbuhkan pariwisata. Salah satunya dalam wujud edukasi budaya yang tampak pada Festival Tari Konservasi Ramayana yang diselenggarakan oleh Mandira Baruga.

Komisaris Utama Mandira Baruga, Wulan, mengungkapkan, Festival Konservasi Tari Ramayana sudah ketiga kalinya diselenggarakan. Konservasi ini dinilainya penting lantaran berkaitan dengan budaya dalam upaya untuk menjaga kelestarian nilai-nilai, pengetahuan, dan keterampilan yang telah diwariskan oleh nenek moyang terdahulu.

“Adanya konservasi Ramayana ini adalah semata-mata untuk dedikasi dan persembahan kami untuk berkontribusi sebagai warga Indonesia yang ingin mengangkat Kota Yogyakarta sebagai destinasi kelas dunia,” ujar dia di Yogyakarta, Senin (5/8/2024).

Wulan berharap masyarakat juga akan ikut menikmati pertunjukan folklore yang kaya warna dan budaya. Selain itu, festival ini turut memberi pengetahuan bagi masyarakat umum untuk ikut nonton bareng Ramayana Ballet Purawisata. Sebab, rangkaian festival ini dilaksanakan pada 4-10 Agustus 2024 ini, sekaligus sebagai perayaan HUT Ramayana Ballet Purawisata ke-48.

“Semoga rangkaian kegiatan ini dapat dinikmati dan harapannya dapat menarik perhatian agar wisatawan datang ke Ramayana Ballet Purawisata,” kata dia.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto, membuka secara langsung Festival Tari Konservasi Ramayana yang digelar di Ramayana Ballet Purawisata. Festival ini jadi ajang lomba yang diikuti 30 sanggar tari perwakilan dari wilayah DIY dan Jawa Tengah.

Sugeng mengapresiasi keikutsertaan para pecinta seni dan budaya dalam festival ini. Dia juga memuji kemeriahan lomba yang tampak dari kostum peserta yang menggambarkan karakter dari masing-masing tokoh pewayangan dalam Epos Ramayana seperti Hanoman, Dewi Shinta, dan Rama.

“Luar biasa Ramayana Ballet Purawisata selama 48 tahun mampu mempertahankan seni budaya khususnya pada Tarian Ramayana. Dimana tarian ini sudah tumbuh lama dan harus dilestarikan,” ujar Sugeng.

Sugeng pun menjelaskan, cerita Ramayana ini tidak hanya sekadar dongeng belaka. Tetapi juga menjadi cerminan dari nilai-nilai luhur seperti kesantunan, kesopanan, dan gotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat khususnya di Kota Yogyakarta.

Oleh sebab itu, dia juga memberikan apresiasi atas ketekunan dan komitmen seluruh anggota Ramayana Ballet Purawisata untuk ikut melestarikan seni budaya yang ada.

“Saya mengapresiasi jerih payah yang dilakukan dalam pelestarian seni dan budaya yang ada. Saya juga meyakini setiap pemikiran manusia adalah budaya dan seni. Sehingga apa yang dilakukan ini menjadi harapan kita bersama untuk melahirkan generasi penerus hingga dikenal oleh mancanegara,” kata dia.

Sugeng mengatakan, Pemkot Yogyakarta akan mendukung dan ikut mempromosikan Ramayana sebagai salah satu aset budaya yang paling berharga. Sehingga perwujudan festival ini dapat menjadi momentum bagi masyarakat untuk ikut peduli terhadap pelestarian budaya yang dapat menginspirasi generasi muda untuk terus berkarya dan berinovasi.

“Kami akan terus men-support kegiatan untuk pelestarian seni budaya. Sehingga nantinya akan terus lestari dan banyak orang yang datang ke Kota Yogyakarta,” kata dia.

Baca juga artikel terkait KOTA YOGYAKARTA atau tulisan lainnya dari Siti Fatimah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Siti Fatimah
Penulis: Siti Fatimah
Editor: Abdul Aziz