tirto.id - Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, memperkirakan ada lonjakan sampah yang signifikan saat musim libur Lebaran 2025, yaitu mencapai empat kali lipat. Padahal, produksi sampah per harinya mencapai 300 ton.
Hasto mengatakan perkiraan jumlah kunjungan di Kota Yogyakarta pada musim libur Lebaran 2025 akan mencapai 1,3 juta wisatawan. Jumlah tersebut sekitar empat kali lipat dari jumlah kunjungan wisata di Kota Yogyakarta pada saat akhir pekan di luar musim liburan.
Oleh sebab itu, eks Bupati Kulonprogo ini juga memperkirakan jumlah sampah yang akan menumpuk di Kota Yogyakarta pada saat musim libur Lebaran juga melonjak empat kali lipat.
"Hati-hati bahwa kita [sampah yang ada di Kota Yogyakarta] bisa sampai empat kali lipat [1.200 ton per hari]," kata Hasto.
Menilik tahun-tahun sebelumnya, kunjungan wisatawan mulai mengalami kenaikan pada H+2 Lebaran sampai jelang akhir musim liburan.
"Jadi bisa kami prediksi, bisa empat kali lipat [kenaikan kunjungan wisatan dan lonjakkan sampah] pada hari-hari plus dua, tiga, empat [Lebaran]," tandasnya.
Dalam antisipasi lonjakan sampah saat musim libur Lebaram, Hasto memulai upayanya dengan melakukan pengosongan depo. Dia menargetkan 14 depo sampah kosong sebelum Lebaran.
Selain itu, Pemkot Yogyakarta juga telah menerapkan larangan warga membuang sampahnya secara mandiri.
"Depo sudah kami kosongkan, penggerobak 1.200, maka semestinya itu semua bisa dimanfaatkan," ucap Hasto.
Dalam menjaga keelokan rupa Kota Yogyakarta, Hasto pun meminta masyarakat untuk tidak membuang sampah liar. Di samping itu, Pemkot Yogyakarta membuka posko darurat sampah liar.
"Saya mohon betul, hormat pada warga masyarakat untuk tidak membuang sampah liar," pintanya.
Salah satu lokasi yang diprediksi akan mengalami penumpukan sampah saat musim libur Lebaran adalah area Tugu Jogja-Malioboro-Keraton (Gumaton). Oleh sebab itu, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta menyiagakan 190 personel Jogomaton yang akan dibagi dalam tiga sif operasi.
"Secara umum Jogomaton kami intensifkan 190 dibagi tiga shift menjaga di sirip-sirip [Gumaton]," ujar Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti.
Yetti membeberkan, ditemukan fakta bahwa ada penumpukkan sampah di sirip-sirip Gumaton. Menurutnya, itu akibat aksi pembuangan sampah liar.
"Kami akan bertugas di sirip untuk menempatkan petugas Jogomaton," kata dia.
Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta juga akan mengintensifkan petugas kebersihan yang beroperasi satu jam sekali untuk menyisir sampah di Malioboro, setiap hari.
"Ada sampah tapi terkelola. Tidak zero, artinya bersih," ujar Yetti.
Penulis: Siti Fatimah
Editor: Bayu Septianto