Menuju konten utama

Dirjen: Inovasi Teknologi Bisa Tingkatkan Kesejahteraan Desa

Inovasi teknologi tepat guna merupakan keniscayaan guna menyelesaikan permasalahan termasuk dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Dirjen: Inovasi Teknologi Bisa Tingkatkan Kesejahteraan Desa
(Ilustrasi) Inovasi teknologi. Antara Foto/Moch Asim

tirto.id - Direktur Jenderal (Dirjen) Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Ahmad Erani Yustika mengatakan, inovasi teknologi tepat guna merupakan keniscayaan guna menyelesaikan permasalahan kesejahteraan masyarakat desa. Untuk itu, Indonesia harus memperbaiki kualitas inovasi teknologi tepat guna yang dimiliki.

Yustika menyatakan, apabila mengacu pada data Global Innovation Indeks, peringkat Indonesia masih berada di posisi 85 dari 135 negara yang disurvei. Meskipun begitu, Yustika mengatakan Indonesia termasuk negara yang mengalami percepatan inovasi dalam hal teknologi tepat guna.

"Pada 2013, Indonesia termasuk negara yang mengalami percepatan tertinggi di Indonesia, posisi percepatan inovasi teknologi tepat guna Indonesia sudah berada di posisi 31 dari 141, sedangkan posisi teknologinya masih berada di posisi 77 dari 144 negara yang di survei," ujar Yustika, seperti dikutip dari Antara, Kamis, (12/5/2016).

Berpedoman pada survei dari Global Inovation Indeks tersebut, Yustika mengatakan, ada harapan besar bahwa inovasi teknologi di Indonesia masih sangat melimpah.

"Yang menentukan produktivitas ekonomi ke depan bukan lagi terletak pada SDM dan modal sosial, akan tetapi juga lebih dari sisi inovasi dan teknologi tepat guna," terang Yustika.

Yustika mengatakan, ada dua persoalan pokok yang menjadi hambatan dalam proses pengembangan inovasi teknologi tepat guna di Indonesia yaitu: pertama, teknologi di Indonesia belum menjadi isu utama dan kedua, lingkungan bisnis di Indonesia belum memberikan sokongan dana yang kuat.

"Hal tersebut bisa dilihat dari anggaran untuk kepentingan research dan development yang masih rendah hanya mencapai 0,089 persen dari PDB," ujar Yustika.

Ia menambahkan, persoalan lingkungan bisnis di Indonesia tidak seperti di negara lain dimana penemuan teknologinya disokong kuat oleh pihak swasta.

"Di Indonesia riset dan inovasi lebih banyak disokong oleh pemerintah, lingkungan bisnis seperti ini perlu dirubah. Hampir semua pelaku inovasi di Indonesia masih takut untuk ditiru," ujar Yustika.

Yustika menegaskan agar masyarakat desa menjadikan inovasi teknologi sebagai pola pikir untuk menopang kepentingan sosial.

"Desa kita ingin menerjemahkan inovasi teknologi menjadi mindset, kita sudah terlalu lama tidak menyentuh inovasi teknologi. Kelompok inovator ini sebenarnya adalah kelompok paling elit di bangsa ini," pungkas Yustika.

(ANT)

Baca juga artikel terkait TEKNOLOGI

tirto.id - Teknologi
Sumber: Antara
Editor: Putu Agung Nara Indra