tirto.id -
"Penentuan kapan deklarasi, itu kan tidak terlalu sulit seperti itu, yang penting bagaimana kita decided masalah AHY harus kita posisikan sebagai apa, dan kalau seandainya presiden wakilnya siapa, kalau wakil presiden, presidennya siapa," kata Agus di kompleks DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (2/2/2018).
Agus menilai Indonesia butuh pemimpin muda. Karena, menurut Agus, tren pemimpin negara-negara dunia saat adalah kaum muda. Bukan generasi tua seperti dirinya.
"Seperti saya ini dan lain-lain tentunya harus atret (mundur) karena yang muda jauh lebih energik, lebih mempunyai pemikiran dan juga hal-hal yang lebih ke depan," ujar Agus.
Namun, menurut Agus, tidak semua anak muda memiliki kriteria seperti yang disebutkannya. Ia pun mengklaim kriteria tersebut ada pada sosok Agus Harimurti Yudhoyono atau yang akrab disapa AHY.
Putra sulung Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini, menurut Agus, mempunyai segudang prestasi, baik semasa sekolah maupun semasa aktif sebagai perwira muda militer.
"Dan juga kader-kader partai Demokrat banyak yang menginginkan AHY menjadi leader nasional. Apakah leader itu dalam hal ini Presiden atau Wapres tetapi banyak yang menginginkan seperti itu," kata Agus.
Selain itu, Agus mengklaim banyak masyarakat yang juga menginginkan AHY untuk menjadi pemimpin nasional dan maju dalam Pilpres 2019. Terbukti dengan seringnya AHY bersafari ke daerah-daerah di Indonesia memenuhi undangan masyarakat mengisi seminar kepemimpinan.
"Makanya ini kan sekarang dalam taraf bagaimana AHY ini diperkenalkan kepada masyarakat kan nanti perlu elektabilitas dan perlu ada survei menentukan apakah dia menjadi presiden apakah wapres," kata Agus.
Sebagai catatan, AHY sempat maju sebagai cagub DKI Jakarta 2017. Namun ia kalah dalam putaran pertama dan hanya mendapat suara sebesar 17,7%. Jauh di bawah dua kandidat lainnya, Basuki Tjahaja Purnama yang mendapat 42,99% dan Anies Baswedan yang mendapat 39,95%.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Maya Saputri