tirto.id -
Perbedaan tipis di antara kedua partai ini, menurut peneliti LSI, Rully Akbar, menjadi penting untuk disoroti. Pasalnya, menurut Denny, keduanya memiliki sosok yang sedang digadang-gadang sebagai cawapres dalam Pemilu 2019, yakni Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dari PKB dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari Demokrat.
"Persaingan keduanya sebagai cawapres bisa menaikkan rating partai mereka," kata Rully, di kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (24/1/2018).
Bahkan, menurut Rully, kesuksesan kedua sosok tersebut dalam mempromosikan dirinya sebagai cawapres bisa membuat partainya menempati posisi keempat di Pemilu 2019. Karena keterpautan antara PKB dan Demokrat, menurutnya, tidak signifikan karena hanya 0,2 persen.
Dalam hal ini, pilihan capres yang akan didekati oleh Cak Imin dan AHY, menurut Rully, juga berpengaruh kepada suksesi promosi keduanya sebagai cawapres.
"Pilihannya kan hanya ada Prabowo atau Jokowi sekarang. Sulit untuk menemukan poros baru," kata Rully.
Sementara, kata Rully, mempromosikan diri sebagai cawapres Jokowi lebih menguntungkan ketimbang jadi cawapres Prabowo bagi Cak Imin dan AHY untuk mendongkrak elektabilitas partai keduanya.
"Kepuasan masyarakat tinggi kepada Jokowi. Terbukti partai yang mengasosiasikan diri ke Jokowi juga elektabilitasnya meningkat," kata Rully.
Meski begitu, Rully mengembalikan lagi kepada kebijakan partai masing-masing. Pasalnya, untuk dapat mengetahui arah dukungan kedua partai di 2019 mesti melihat dulu perkembangan dinamika politik di 2018.
"PKB sangat mungkin mendukung Jokowi lagi, tapi Demokrat bisa saja tidak mengambil sikap seperti 2014," kata Rully.
Adapun survei LSI Denny JA dikerjakan dengan metode multistage random sampling kepada 1.200 responden. Margin error dalam survei ini lebih kurang 2,9 persen. "Jadi kemungkinan melesetnya dari angka-angka itu bisa lebih 2,9 persen atau kurang 2,9 persen," pungkas Rully.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Maya Saputri