Menuju konten utama

Daftar Sejumlah Amalan Sunah Sebelum Sholat Idul Fitri

Terdapat sejumlah amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan umat Islam sebelum sholat Idul Fitri. 

Daftar Sejumlah Amalan Sunah Sebelum Sholat Idul Fitri
Ilustrasi. foto/istockphoto

tirto.id - Hari raya Idulfitri adalah momen istimewa yang hanya terjadi setahun sekali. Hari yang berkah dan penuh kebahagiaan ini dianjurkan untuk disemarakkan sebagai bagian dari syiar Islam.

Di Indonesia, semarak hari raya Idulfitri biasanya disambut penuh suka cita, mulai dari saat malam takbiran, tradisi mudik ke kampung halaman, hingga kumandang takbir di banyak wilayah.

Salah satu anjuran menyemarakkan hari raya Idulfitri adalah dengan mengerjakan salat Ied secara berjamaah, baik itu di masjid, lapangan, mushala, atau tempat luas lainnya yang bisa menampung umat Islam dalam jumlah besar.

Namun, ketika pandemi virus corona (Covid-19) belum mereda dan masih ada potensi penularan di suatu wilayah, baik pemerintah maupun Majelis Ulama Indonesia (MUI) menganjurkan umat Islam di Indonesia merayakan Idul Fitri di rumah. MUI sudah menerbitkan Fatwa Nomor 28 Tahun 2020 yang memperbolehkan salat Ied dikerjakan di rumah, baik secara berjamaah atau sendiri.

Sementara sebelum salat Idulfitri dilaksanakan, terdapat beberapa amalan sunah lainnya yang dianjurkan untuk dilakukan oleh umat Islam.

Fatwa MUI Nomor 28 Tahun 2020 menuliskan beberapa amalan sunah yang bisa dikerjakan oleh umat Islam sebelum salat Idulfitri.

1. Mandi dan memotong kuku

Pada hari raya, setiap muslim dianjurkan untuk berpenampilan yang terbaik. Mulai dari merapikan diri, dengan memotong rambut dan kuku, serta menghilangkan bau badan.

Setelah itu, disunahkan juga untuk dari membersihkan diri dengan mandi sebelum berangkat ke tempat salat Ied.

Kesunahan ini mengikuti teladan sahabat nabi, ‘Ali bin Abu Thalib dan Abdullah bin Umar yang membiasakan mandi sebelum salat Ied.

Dengan tubuh segar, wangi, dan berpenampilan baik, dimaksudkan agar tidak menganggu ibadah orang lain.

2. Memakai pakaian terbaik dan wangi-wangian

Sunah mengenakan pakaian terbaik ini dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Rujukannya ialah hadis yang diriwayatkan dari Jabir RA bahwa: "Rasulullah SAW memiliki jubah khusus yang beliau gunakan untuk Idulfitri dan Iduladha, juga untuk digunakan di hari Jum’at,” (HR. Ibnu Khuzaimah).

Sebuah hadis yang diriwayatkan dari Ali bin Abu Thalib juga menyebutkan bahwa Rasulullah SAW: "Menyuruh untuk menggunakan wangi-wangian yang paling bagus dari yang kita temui atau miliki pada hari Ied."

Sebuah riwayat lainnya juga menyebutkan: "Pada hari raya Idulfitri, Nabi Muhammad SAW mandi, memakai wangi-wangian, dan mengenakan pakaian terbaik yang dimilikinya," (HR. Hakim).

3. Makan sebelum melaksanakan salat Idulfitri

Sebelum salat Idulfitri, seorang muslim dianjurkan untuk makan kurma dalam bilangan ganjil. Jika tidak ada kurma, dapat diganti dengan makanan lainnya.

Hikmah dari makan di pagi hari tersebut adalah untuk menunjukkan bahwa telah dihapuskannya keharaman berbuka atau makan sebelum salat Idulfitri.

Anjuran makan ini bersumber dari riwayat bahwa: "Rasulullah SAW tidak pergi untuk melakukan salat Idulfitri sampai beliau memakan tujuh buah kurma."

4. Mengumandangkan takbir hingga menjelang salat

Sebagaimana dilansir dari NU Online, diiriwayatkan kebiasaan Rasulullah SAW mengumandangkan takbir pada malam terakhir Ramadhan hingga pagi hari pertama Syawal.

Kesunahan ini sesuai dengan firmankan Allah SWT dalam Alqur’an Surah Al-Baqarah ayat 185:

"Dan hendaklah kamu sempurnakan bilangan puasa serta bertakbir [membesarkan] nama Allah atas petunjuk yang telah diberikan-Nya kepadamu, semoga dengan demikian kamu menjadi umat yang bersyukur."

5. Saling mengucapkan selamat (tahniah al-id)

Ucapan selamat atau tahniah al-id ini merupakan kebiasaan umat salaf untuk menyemarakkan hari raya Idulfitri.

Rujukannya adalah riwayat dari Jubair bin Nufair, ia berkata bahwa ketika para sahabat berjumpa dengan hari Id, satu sama lain saling mengucapkan, “Taqabbalallahu minna wa minka [Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian].”

Mengenai lafaznya, tidak ada ketentuan ketat. Lafaz tersebut bisa diucapkan dengan beragam cara untuk menyemarakkan hari raya Idulfitri. Misalnya ucapannya sebagai berikut:

  • Id mubarak, semoga menjadi Id yang penuh berkah.
  • Minal ‘aidin wal faizin, semoga kembali dan meraih kemenangan.
  • Kullu ‘aamin wa antum bi khair, semoga di sepanjang tahun terus berada dalam kebaikan.
  • Selamat Idulfitri.
  • Taqabbalallahu mina wa minkum.

Baca juga artikel terkait IDUL FITRI atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom