Menuju konten utama

Daftar Nutrisi Cegah Stunting Anak & Langkah Pencegahan Stunting

Informasi daftar nutrisi cegah stunting anak dan langkah pencegahan stunting pada anak.

Daftar Nutrisi Cegah Stunting Anak & Langkah Pencegahan Stunting
Kader Posyandu mengukur tinggi badan anak pada Festival Posyandu Kreatif di Pendopo, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (25/11/2021). Rutin melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan anak merupakan salah satu upaya memantau perkembangan anak, termasuk untuk pencegahan stunting. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/YU

tirto.id - Protein hewani disebut sebagai sumber nutrisi cegah stunting yang telah dibuktikan dalam penelitian oleh Headey et.al (2018).

Hal itu disampaikan Plt. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kementerian Kesehatan Ni Made Diah dalam konferensi pers Hari Gizi Nasional ke-63 di Jakarta.

Konsumsi beberapa jenis protein hewani juga terbukti lebih baik dari pada hanya satu jenis protein yang diberikan pada balita saat usia 6-23 bulan dalam rangka pencegahan stunting, laman Sehat Negeriku melansir.

Jenis protein hewani yang sudah dapat ditambahkan pada MPASI balita, misalnya, daging merah, ikan, ayam, serta telur dan susu juga olahannya.

Pada anak-anak yang mengalami stunting, diketahui penyebab utamanya adalah masalah asupan gizi yang kurang optimal serta mengalami infeksi penyakit berulang di masa pertumbuhan.

Pengertian stunting

Anak dan balita yang mengalami stunting atau gagal tumbuh sehingga postur tubuhnya pendek, utamanya disebabkan oleh kondisi kurang gizi parah sejak masa janin dalam kandungan sampai 1000 hari pertama hidupnya.

Periode 1000 hari pertama yang dihitung sejak masa pembentukan janin disebut juga ‘periode emas’. Rinciannya adalah 280 hari (9 bulan) masa kehamilan dan 2 tahun pertama hidup anak (720 hari).

Faktor penyebab stunting seperti merujuk laman UMY adalah:

  1. Kurang gizi berlangsung dalam waktu lama
  2. Asupan protein hewani kurang
  3. Kehamilan terlalu muda (remaja)
  4. Tidak ada keanekaragaman pangan
  5. Buruknya asupan vitamin dan mineral
  6. Jarak kelahiran yang pendek
  7. Akses layanan kesehatan buruk
  8. Buruknya sanitasi
  9. Kurangnya air bersih
Akibat kombinasi faktor di atas, maka periode emas yang seharusnya menjadi masa pembentukan otak terpenting, akhirnya tidak optimal. Tumbuh kembang anak terganggu termasuk kognitif dan motoriknya.

Anak yang mengalami stunting, di masa dewasa dapat terganggu produktivitasnya. Mereka juga berisiko mengalami penyakit tidak menular.

Daftar Nutrisi Cegah Stunting

Mencegah stunting perlu dilakukan sejak masa awal kehamilan ibu, hingga usia anak 2 tahun. Ibu hamil sangat disarankan mengonsumsi aneka ragam makanan bergizi agar seluruh kebutuhan ibu dan janin terpenuhi.

Bahkan sebulan sebelum kehamilan, ibu perlu mulai mengonsumsi berbagai suplemen semisal asam folat dan zat besi secara rutin.

Memeriksakan kehamilan dengan teratur minimal 6 kali sepanjang kehamilan juga disarankan untuk memantau perkembangan janin.

Makanan yang dikonsumsi ibu hamil harus mengandung:

  1. Karbohidrat: nasi, kentang, oatmeal, ubi jalar, singkong, dll
  2. Protein hewani dan protein nabati: daging, ikan, ayam, tempe dan tahu, susu, dll
  3. Vitamin serta mineral: aneka sayuran dan buah-buahan
  4. Air sebanyak 1,5 liter – 2 liter per hari
Berikut ini daftar nutrisi penting dibutuhkan oleh ibu hamil agar kondisi janinnya sehat hingga lahir:

  • Asam folat, berguna untuk pembentukan sel otak janin dan sarafnya
  • Zat besi, berfungsi dalam pembentukan sel darah merah
  • Vitamin E, bermanfaat untuk menebalkan dinding rahim
  • Zinc berguna untuk menjaga siklus ovulasi

Langkah Pencegahan Stunting

Senada, laman Dinkes Padang melansir bahwa ketika masa menyusui ASI eksklusif hingga bayi usia 6 bulan, ibu harus tetap mengonsumsi beragam sumber makanan kaya gizi, bahkan porsinya harus ditambah untuk memperbanyak produksi ASI.

Masuk masa pemberian makanan pengganti ASI (MPASI) yang dimulai pada usia bayi 6 bulan hingga 2 tahun, selain ASI, bayi juga harus diberi makanan berbentuk bubur sesuai usianya.

MPASI bayi harus mengandung berbagai unsur makanan lengkap seperti karbohidrat, protein, mineral serta vitamin dan serat.

Terakhir untuk mencegah anak mengalami penyakit infeksi, maka lingkungan sekitar di mana anak tinggal harus dijaga kebersihannya. Ibu dan anggota keluarga lain perlu melakukan kebersihan diri dengan mencuci tangan menggunakan sabun setiap kali hendak makan.

Cuci tangan juga harus dilakukan usai BAK dan BAB, hendak menyusui, memerah ASI, dan saat menyiapkan alat makan minum anak.

Baca juga artikel terkait CEGAH STUNTING atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Dhita Koesno