tirto.id - Kasus penculikan anak tengah marak di Indonesia selama beberapa pekan terakhir. Hal ini menyusul sejumlah laporan kasus penculikan yang terjadi di beberapa kota dalam waktu berdekatan.
Namun, di tengah maraknya kasus penculikan anak di dalam negeri tersebar pula kabar palsu atau hoaks terkait isu serupa.
Hingga awal Februari 2023 otoritas setempat sudah menjaring sejumlah kabar hoaks yang beredar di berbagai wilayah. Selain meresahkan, kabar-kabar hoaks tersebut memicu misinformasi di kalangan masyarakat.
Berikut ini Tirto menghimpun daftar hoaks tentang penculikan anak yang sudah dikonfirmasi hingga awal Februari 2023:
1. Kabar Penculikan Anak di Ambon dengan Cara Dibius
Memasuki bulan Januari 2023, warga Kota Ambon dikejutkan dengan kabar penculikan anak yang terjadi di sebuah sekolah dasar di wilayah Passo.
Berdasarkan cerita yang tersebar di masyarakat, seorang siswa kelas 4 sekolah dasar (SD) Negeri 77 Passo berinisial CT nyaris diculik dengan cara dibius.
Namun, peristiwa penculikan tersebut berhasil digagalkan sejumlah warga yang ada di sekitar lokasi. Menyusul beredarnya kabar tersebut, Wali Kota Ambon Bodewin M. Wattimena menginstruksikan untuk diadakan penyelidikan.
Namun, hingga 11 Januari 2023 tidak ada konfirmasi soal kelanjutan proses penyelidikan tersebut. Belakangan Boedwin mengungkapkan bahwa kasus memang tidak jadi diproses karena merupakan informasi palsu atau hoax.
"Jadi kenapa kami tidak bereaksi karena setelah kami cek itu berita hoaks, masyarakat harus berhati-hati," katanya dalam rilis Pemkot Ambon, Rabu (11/1/2023).
Berita hoaks tersebut terkuak setelah diadakan klarifikasi oleh Kapolsek Baguala, AKP. Meity Jacobus melalui media sosial pribadinya.
Melalui unggahan yang dirilis pada hari yang sama, Jacobus menyebutkan bahwa korban CT pergi jalan-jalan dengan temannya dalam waktu lama. Namun, karena takut dimarahi keluarganya CT lantas mengarang cerita seakan-akan mau diculik.
2. Rekaman Suara Penculikan Anak di Jawa Timur
Masyarakat di wilayah Jawa Timur (Jatim) sempat dihebohkan dengan kabar percobaan penculikan seorang anak di sebuah SD setempat pada akhir Januari 2023.
Kabar tersebut beredar dalam sebuah rekaman suara perempuan yang mengumumkan ada seorang anak SD yang hendak diculik namun gagal.
Rekaman suara tersebut beredar cepat melalui pesan WhatsApp dan meresahkan banyak orang, terkhusus para orang tua.
Namun, belakangan diketahui bahwa kabar penculikan anak yang berasal dari rekaman suara tersebut ternyata hoaks. Melansir Antara, kabar ini sudah dikonfirmasi oleh Kepolisian Daerah (Polda) Jatim pada 31 Januari 2023.
Pihak kepolisian mengaku telah melakukan penelusuran terhadap penyebaran kabar tersebut dan akan mengambil tindakan tegas.
"Ini akan menimbulkan satu kesesatan pemberitaan, memberikan kecemasan para orang tua. Kami akan proses pemberitaan hoaks itu," kata Kapolda Jatim Inspektur Jenderal Polisi Toni Harmanto, di Surabaya, Selasa (31/1/2023).
3. Pelaku Penculikan Anak Dihajar Massa di Grobogan
Memasuki awal bulan Februari 2023 beredar sebuah potongan video di media sosial yang memperlihatkan warga tengah menghajar seorang pria.
Video tersebut dilengkapi dengan narasi bahwa pria yang dihajar massa itu merupakan pelaku penculikan anak di Kabupaten Grobogan.
Belakangan diketahui bahwa informasi tersebut hoaks. Melansir Tribatanews, sang pria ternyata bukan pelaku penculikan anak, melainkan pelaku perzinaan. Ia menjadi bulan-bulanan warga setelah melakukan aksinya di wilayah Tasikmalaya.
4. Isu Penculikan Anak di Kubu Raya
Isu penculikan anak juga sempat santer terdengar di wilayah Kubu Raya, Kalimantan Barat. Mulai akhir Januari hingga awal Februari 2023, beredar pesan berantai di media sosial terkait penculikan anak di Kubu Raya yang meresahkan masyarakat setempat.
Namun, pihak kepolisian menyebut bahwa pesan berantai itu palsu atau hoaks. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kabupaten Kubu Raya wilayah Kalimantan Barat AKBP Arief Hidayat.
Menurutnya, sejak pesan berantai itu beredar pihaknya belum sekalipun menerima laporan adanya peristiwa penculikan.
"Kami pastikan isu penculikan anak itu hoaks dan sampai saat ini kami belum menerima laporan penculikan, untuk itu jangan panik tetap tingkatkan pengawasan terhadap anak-anak," katanya, Kamis (2/2/2023) seperti yang dikutip dari Antara.
Menyusul konfirmasi tersebut, ia meminta masyarakat untuk bijak menyebarkan infromasi yang belum jelas kebenarannya.
"Jangan sampai termakan isu penculikan anak dan menduga-duga ada pelakunya lalu main hakim sendiri dan ternyata tidak benar, maka sekalian lagi kami ingatkan bijaklah bermedia sosial," lanjut dia.
5. Info Pelaku Penculikan Anak asal Malaysia di Facebook
Hoaks penculikan anak juga tersebar melalui media sosial Facebook. Pada 2022 lalu, pengguna Facebook dikejutkan sebuah kabar kasus penculikan anak yang pelakunya adalah warga negara Malaysia.
Melalui kabar yang sama disebutkan bahwa sang anak akan dijual organnya oleh sindikat penjual organ.
Menurut Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar kabar tersebut ternyata hoaks. Terlebih berdasarkan penelusuran pihak kepolisian kabar serupa ternyata sudah pernah beredar di media sosial yang sama beberapa tahun silam.
Editor: Iswara N Raditya