tirto.id - Joko Anwar dan pihak Bumilangit mengumumkan karakter dan pemeran Jagat Sinema Bumilangit atau jilid 1 pada Minggu (18/8/2019) pukul 15.00 WIB bertempat di Plaza Senayan Atrium.
Para karakter JagadBumilangit jilid satu di antaranya:
- Aquanus (Nicholas Saputra)
- Cempaka (Vanesha Prescilla)
- Nila Umaya (Della Dartyan)
- Ghani Zulham (Ario Bayu)
- Ridwan Bahri (Lukman Sardi)
- Pengkor (Bront Palarae)
- Dewi Api (Dian Sastro)
- Virgo (Zara JKT48)
- Mustika Sang Kolektor (Tatjana Saphira)
- Gundala (Abimana Aryasatya)
- Godam (Chico Jerikho)
- Sri Asih (Pevita Pearce)
- Tira (Chelsea Islan)
- Merpati (Tara Basro)
- Desti Nikita (Asmara Abigail)
- Camar (Hannah Al Rashid)
- Tanto Ginanjar (Daniel Adnan)
- Bidadari Mata Elang (Kelly Tandiono)
- Mandala (Joe Taslim)
Sebagaimana dilansir Antara, Joko Anwar sebagai creative produser Bumilangit mengatakan bahwa pemilihan aktor dan aktris berdasarkan talenta yang tinggi. Para pemeran ini juga showcase terbaik Indonesia baik di depan maupun belakang layar.
“Kami pilih berdasarkan skill,” ujar Joko Anwar yang juga sutradara Gundala.
Joko juga mengatakan bahwa karakter akan muncul satu-persatu dalam film yang berbeda. Setelah Gundala, ada tujuh karakter yang akan dibuatkan filmnya. Film-film tersebut akan dibagi menjadi dua era yaitu jawara dan patriot.
“Kami sudah membuat benang merah cerita dan perkembangan tiap karakter. Nantinya dikembangkan lagi oleh setiap sutradara dan penulis untuk tiap filmnya. Jadinya, karakter dan cerita akan sangat terjaga,” tuturnya.
Kehidupan para jagoan ini bermula saat letusan danau Toba pada 75 ribu sebelum masehi. Total ada empat era yaitu legenda, jawara, patriot dan revolusi.
Dilansir Antara, Bumilangit studio yang berdiri sejak 2003 ini fokus mengakuisisi naskah-naskah komik klasik, mengurus hak cipta, dan menyelamatkan lembaran-lembaran rapuh komik lawas ke dalam versi digital.
Dalam urusan hak cipta, pihak Bumilangit harus mengurus dengan ahli waris para komikus yang telah meninggal dunia. Imansyah Lubis, selaku manajer produksi Bumilangit menyatakan bahwa, “baru setelah sepuluh tahun kami merasa ‘amunisi’ sudah cukup untuk membuat sesuatu.”
Ada lebih dari 1.100 kekayaan intelektual (intellectual property) yang berada dalam naungan Bumilangit. Tiga di antaranya, Gundala, Sri Asih dan Si Buta dari Gua Hantu masuk kategori super intellectual property karena kepopulerannya.
Apabila kita membahas Gundala sebagai pioner jagat Bumilangit dengan berbagai karakter ke depannya, angin segar datang saat film ini masuk daftar Toronto International Film Festival. Ajang yang terkenal ketat dalam seleksinya ini akan berlangsung awal september mendatang.
Kesempatan berharga tersebut bisa menjadi awal yang baik untuk keberlangsungan perfilman Indonesia, khususnya dalam genre pahlawan atau jagoan.
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Yulaika Ramadhani