tirto.id - Sekretaris Jenderal DPP Partai Gelora Mahfudz Siddiq mengungkapkan bahwa meng-endorse atau ikut mendukung salah satu capres menjadi konsekuensi wajib yang harus diikuti oleh semua partai politik. Termasuk Partai Gelora yang baru saja terdaftar sebagai peserta Pemilu 2024.
Mahfudz menjelaskan bahwa hal itu terjadi karena Pemilu serentak bagi Pilpres maupun Pileg yang dilaksanakan di hari yang sama pada 14 Februari 2024. Sehingga konsentrasi masyarakat lebih terfokus pada Pilpres dibandingkan Pileg.
“Parpol yang punya capres lebih diuntungkan sebab dapat mendongkrak elektabilitas partainya, berbeda dengan parpol baru. Hal ini menuntut upaya ekstra parpol baru untuk melakukan sosialisasi. Salah satu caranya memang ikut-ikutan meng-endorse capres tertentu,” kata Mahfudz dalam keterangan tertulis Webinar Nasional Moya Institute pada Jumat (21/7/2023).
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ketua Harian DPP Partai Perindo TGB Zainul Majdi. Dia mengungkapkan bahwa sebagai partai non parlemen dan sempat kalah di Pemilu 2019, Perindo merasakan hal yang sama seperti Gelora. Namun menuju Pemilu 2024 ini, TGB meyakini peringkat elektabilitas partainya merangkak naik.
“Contoh partai saya sendiri Perindo yang dalam 1,5 tahun terakhir mengalami elektabilitas naik dan itu terus meningkat hingga saat ini. Hal ini membuktikan penerimaan publik terhadap parpol baru terus ada," jelasnya.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan mengungkapkan ada sejumlah faktor keterpilihan partai termasuk mereka yang baru bergabung. Salah satunya adalah dengan mendorong tokoh-tokoh lokal populer untuk ikut bersaing. Sehingga menambah efek ekor jas bagi partai tersebut.
"Parpol yang baru sebaiknya tidak bergantung kepada satu strategi saja guna meraup suara, tetapi perlu ditunjang pula dengan strategi yang cocok untuk tingkatan lokal, dengan mengusung tokoh-tokoh lokal populer," ungkapnya.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Maya Saputri