Menuju konten utama

Coronavirus Ubah Kebiasaan Berbagai Negara, dari Cina hingga Iran

Kasus infeksi virus corona baru mengubah kebiasaan di masyarakat di banyak negara

Coronavirus Ubah Kebiasaan Berbagai Negara, dari Cina hingga Iran
Ilsutrasi corona Virus. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Kasus virus corona COVID-19 yang dilaporkan di seluruh dunia meningkat menjadi 90.428 per Selasa (3/3/2020) pukul 08.30 WIB, menurut data yang dirangkum Johns Hopkins CSSE. Senin kemarin, jumlah korban terinfeksi pada jam yang sama yaitu 88.382 kasus.

Negara dengan virus corona COVID-19 terbanyak adalah Cina dengan 80.144, disusul Korea Selatan dengan 4.335 kasus, Italia 2.036 kasus, Iran 1.501 kasus, dan Jepang dengan 274 kasus.

Sementara itu, jumlah korban meninggal akibat virus corona COVID-19 mencapai 3.117 orang hingga pagi ini dan pasien yang sembuh mencapai 47.945 orang.

Seiring dengan peningkatan kasus infeksi virus corona baru atau COVID-19 di berbagai belahan dunia, kebiasaan di masyarakat pun perlahan mulai diubah, setidaknya hingga kasus infeksi bisa teratasi.

Sejumlah kebiasaan ini antara lain: berjabat tangan, salaman menggunakan pipi, pelukan hingga penggunaan sedotan. Berikut di antaranya, sebagaimana dilansir dari Channel News Asia.

Selandia Baru

Beberapa lembaga pendidikan di Selandia Baru sementara ini meninggalkan tradisi Maori atau hongi -- yakni dua orang saling mendekat lalu menekan hidung mereka.

Alih-alih menyapa siswa baru dengan hongi, para staf pengajar menyambut siswa menggunakan lagu Maori.

UEA

Uni Emirat Arab, serta Qatar, menyarankan warga untuk menghentikan salam tradisional "hidung ke hidung".

Orang-orang juga tidak boleh berjabatan tangan atau berciuman. Sebaiknya, saat menyapa satu sama lain cukup melambaikan tangan.

China

Di Beijing, pemerintah setempat menganjurkan orang-orang tidak berjabat tangan, namun memegang tangan mereka masing-masing sebagai tanda menyapa.

Melalui alat pengeras suara, pemerintah memberitahu orang-orang melakukan gestur tradisional gong shou, yakni meninju telapak tangan yang berlawanan untuk sekedar menyapa.

Romania

Di Romania, ada festival Martisor yang menandai awal musim semi.

Saat itu, para pria memberikan bunga talismanic ke wanita, terkadang diselipi kecupan. Tetapi pemerintah mendesak orang-orang menyerahkan bunga tanpa ciuman.

Polandia

Di Polandia, salah satu negara yang penduduknya banyak menganut Katolik di Eropa, masyarakat diizinkan mengikuti "persekutuan spiritual". Namun, saat tiba pemberian roti, sebaiknya gunakan tangan sendiri ketimbang membiarkan pastur memberikan roti ke mulut jemaah.

Umat ​juga diminta tidak mencelupkan tangan mereka ke dalam air suci ketika masuk dan keluar dari gereja. Sebagai gantinya, mereka bisa membuat tanda salib (menggunakan gerakan tangan mereka).

Iran

Di Iran, ada video yang beredar memperlihatkan tiga orang teman bertemu.

Mereka memasukan tangan ke saku dan dua di antaranya yang mengenakan topeng menyenggol atau menepuk kaki satu sama lain sebagai tanda menyapa.

Sebuah video serupa di Lebanon menunjukkan penyanyi Ragheb Alama dan komedian Michel Abou Sleiman saling mengetuk kaki sambil membuat suara ciuman menggunakan mulut mereka.

Prancis

Media-media di Prancis dipenuhi anjuran bagaimana mengganti ciuman di pipi sebagai bentuk sapaan di sana, juga berjabat tangan.

Ahli etika Prancis, Philippe Lichtfus menyarankan menatap mata lawan bicara bisa dilakukan untuk menyapa.

Kementrian Kesehatan Brazil merekomendasikan warganya tidak menggunakan satu sedotan logam untuk minum chimarrao atau minuman untuk pasangan yang terbuat dari kafein khas Amerika Selatan.

Jerman

Menteri Dalam Negeri Jerman, Horst Seehofer pernah menolak ajakan jabat tangan kanselir Angela Merkel.

Dia lalu tersenyum dan justru menjabat tangannnya sendiri. Mereka lantas tertawa bersama dan Merkel mengangkat tanganya sebelum duduk.

Spanyol

COVID-19 menghentikan sementara tradisi masyarakat Spanyol, yakni mencium patung Bunda Maria sebulan menjelang Paskah.

Biasanya, orang-orang akan mengantri untuk mencium tangan atau kaki patung Bunda Maria untuk meminta perlindungan.

Baca juga artikel terkait WABAH VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH