Menuju konten utama

Chapecoense akan Restrukturisasi Pemain Tahun Depan

Klub sepakbola asal Brasil Chapecoense berjanji akan melakukan restrukturisasi pemain tahun depan. Seperti diketahui, pesawat terbang yang membawa pemain Chapecoense mengalamai kecelakaan yang menyebabkan jatuhnya 75 korban jiwa.

Chapecoense akan Restrukturisasi Pemain Tahun Depan
Modificado Símbolo da Chapecoense, klub sepakbola brazil myang mengalami kecelakaan pesawat. Doc.istimewa

tirto.id - Setelah kecelakaan pesawat terbang di Kolombia yang menewaskan hampir seluruh skuad mereka, Wakil Presiden klub Brasil Chapecoense berjanji untuk membangun ulang tim dan kembali bermain tahun depan.

Sebagaimana diberitakan Antara, Rabu (30/11/2016), kecelakaan udara terburuk di Kolombia dalam dua dekade ini hanya menyisakan lima orang yang selamat. Tim Chapecoense terbang untuk menghadapi Atletico Nacional dari Medellin pada leg pertama final Piala Sudamericana, kompetisi klub Amerika Selatan yang sepadan dengan Liga Europa.

Sementara itu, Wakil Preside klub lainnya Ivan Tozzo mengatakan kepada situs Globoesporte Brazil, bahwa ia berniat membangun ulang Chapecoense dan kembali bermain di Liga Brazil tahun depan.

"Kami akan harus merestrukturisasi klub, mendatangkan pemain-pemain baru, melakukan banyak pertemuan dan memiliki banyak kesabaran untuk dapat tetap bermain di Brasileiro, turnamen yang sangat penting bagi kami," kata Tozzo. "Kami berniat meneruskannya pada tahun depan," lanjutnya.

Pesawat BAe 146 yang dicarter jatuh sekitar pukul 22.15 waktu setempat pada Senin (28/11/2016) malam, dengan 68 penumpang dan sembilan kru pesawat. Pesawat itu dilaporkan memiliki masalah-masalah kelistrikan dan mengabarkan situasi darurat beberapa menit sebelumnya ketika mendekati tujuan, demikian pihak bandara Medellin mengungkapkan.

Meski pembicaraan mengenai sepak bola telah membungkam para penggemar, pemain, dan ofisial terkait tragedi ini, membuka awal baru bukanlah sesuatu yang asing bagi klub ini.

Chapecoense bukanlah tim yang diperhitungkan pada awal abad ini, namun mereka naik dari divisi keempat ke divisi pertama hanya dalam waktu lima tahun, termasuk dua kali promosi beruntun dalam semusim pada 2012 dan 2013.

Klub kecil dari Chapeco di selatan Brazil ini akan mendapat dukungan untuk kebangkitan mereka dari tim-tim senior lainnya, sekelompok tim yang meminta agar klub itu tidak didegradasi untuk tiga tahun mendatang.

Dalam pernyataan yang dipublikasikan oleh sejumlah klub papan atas negeri itu, termasuk juara liga Palmeiras, para presiden klub juga mengatakan mereka akan meminjamkan pemain-pemain untuk membantu Chapecoense dapat kembali bermain.

"Ini adalah sikap solidaritas minimal yang dapat kami jangkau pada saat ini, namun ini merupakan pertanggungan hasrat yang tulus untuk membangun ulang institusi ini dan bagian itu dari sepak bola Brazil telah hilang hari ini," kata pernyataan tersebut.

Hanya tiga pemain yang terbang ke utara untuk final Piala Sudamericana melawan Atletico Nacional yang selamat dari kecelakaan di pegunungan di luar Medellin.

Tawaran untuk membantu datang ketika klub-klub di seantero Brazil menepikan sejenak rivalitas lamanya untuk memperlihatkan solidaritasnya terhadap tim yang terkena musibah itu.

Bahkan tim-tim yang merupakan musuh bebuyutan bermain dalam balutan warna hijau di stadion-stadion mereka dan mewarnai situs resmi mereka dengan warna hijau pada Selasa malam.

Corinthians, yang sempat mengincar kesempatan untuk mewarnai lapangan mereka dengan warna yang berbeda karena Palmeiras menggunakan kostum warna hijau, mengubah situs resmi mereka menjadi berwarna zamrud.

Atletico Paranaense mengabaikan sejenak rivalitas mereka dengan Coritiba untuk mewarnai stadion mereka dengan warna hijau menggunakan cahaya lampu, untuk menghormati para pemain dan staf Chapecoense.

Di Rio de Janeiro, patung Kristus Sang Penebus disorot warna hijau di atas kota, sedangkan istana kepresidenan di Brasilia juga bermandikan warna hijau.

Baca juga artikel terkait CHAPECOENSE atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Olahraga
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari