Menuju konten utama

Cerita Siswa di Makan Bergizi Gratis: Bisa Nabung & Suka Sayuran

Kehadiran program makan bergizi gratis dinilai membantu orangtua karena tidak sedikit orangtua terbebani untuk membuat sarapan anak tiap pagi.

Cerita Siswa di Makan Bergizi Gratis: Bisa Nabung & Suka Sayuran
Suasana ujicoba makan bergizi gratis (MBG) di SMP Siliwangi, Tanah Sareal, Kota Bogor, Senin (9/12/2024). Tirto.id/M. Irfan Al Amin

tirto.id - Waktu menunjukkan pukul 10.30 WIB. Sejumlah siswa di SMP Siliwangi, Bogor, mulai berjingkat-jingkat mengintip dari jendela kelas mereka sembari melihat tumpukan piring berbahan stainless steel. Para siswa penasaran dengan menu makan bergizi gratis (MBG) pada hari ini, Senin (9/12/2024). Maklum, para siswa sudah mulai terbiasa menikmati program MBG, salah satu program andalan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam meningkatkan gizi anak-anak Indonesia sejak 18 November 2024 lalu.

Setelah menunggu beberapa menit, seruan dari salah seorang guru menggerakkan para murid untuk keluar kelas dan mengantre mengambil piring stainless steel yang diletakkan di salah satu sudut sekolah. Dalam piring itu berisikan nasi, sayur cah brokoli, sepotong ayam goreng dan sebuah pisang.

Salah seorang murid di SMP Siliwangi, Bagas Wiran Nur (13), mengaku program yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto tersebut bisa membuat kualitas gizi yang dikonsumsinya meningkat. Bagas beralasan, kehadiran program MBG membuat dirinya bersama kawan-kawannya mau mengonsumsi sayuran meski masih ada beberapa murid ada yang menolaknya. Bagas pun mengaku bisa berhemat tanpa merepotkan kedua orangtuanya karena program MBG.

"Alhamdulillah dengan uang Rp 10 ribu yang biasanya buat jajan, sekarang bisa buat bayar angkot sama menabung," kata Bagas di sela mengantre jatah MBG di SMP Siliwangi, Bogor, Jawa Barat, Senin (9/12/2024).

Newsplus Uji Coba Makan Bergizi Gratis

Suasana ujicoba makan bergizi gratis (MBG) di SMP Siliwangi, Tanah Sareal, Kota Bogor, Senin (9/12/2024). Tirto.id/M. Irfan Al Amin

Kepala Sekolah SMP Siliwangi, Rosmiati, menjelaskan, program MBG ini tidak hanya membantu para siswa, tetapi juga para wali murid. Dia menjelaskan, para siswa sebelumnya kerap datang ke sekolah dengan kondisi perut kosong tanpa terisi makanan. Ia menduga, hal itu terjadi karena para murid bangun terlambat dan orang tua yang belum sempat menyiapkan sarapan.

"Program ini juga sangat membantu para orangtua. Mereka merasa terbantu karena beban mereka berkurang. Banyak orangtua yang menyampaikan rasa terima kasih karena anak-anak mereka kini mendapatkan makanan yang lengkap di sekolah," kata Rosmiati.

Dia juga menyebut mayoritas siswa yang bersekolah di SMP Siliwangi berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Alhasil, kebutuhan gizi dalam pangan belum menjadi fokus utama. Kehadiran program MBG, kata Rosmiati, menjadi solusi atas masalah tersebut.

"Dengan adanya program ini, kami sangat bersyukur karena makanan yang diberikan dipastikan memiliki kandungan gizi yang lengkap. Anak-anak kami yang mungkin sebelumnya jarang mengonsumsi sayur, ayam, atau ikan, kini bisa menikmati makanan bergizi tersebut," kata dia.

Kerja 24 Jam Demi Persiapan MBG

Demi menghadirkan seporsi MBG bagi para siswa di sekolah, Badan Gizi Nasional (BGN) membentuk tim pelayanan yang tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia. Salah satunya di Tanah Sereal, Kota Bogor, yang menjadi penanggung jawab atas MBG di SMP Siliwangi. Dengan nomenklatur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), instansi pemerintah ini bekerja 24 jam demi memenuhi porsi demi porsi MBG.

Kepala Unit Pelayanan SPPG Tanah Sareal, Ayu Pertiwi, menjelaskan, dapurnya sudah mulai beroperasi sejak pukul 01.00 WIB dini hari. Para koki telah beroperasi untuk memasak 3.018 porsi yang akan sebarkan di 15 sekolah kawasan Tanah Sereal dari jenjang TK hingga SMA.

Pada pukul 04.00 WIB subuh, pekerja lain akan datang membagi makanan yang telah dimasak sesuai dengan porsi di piring stainless steel. Usai dibagi sesuai porsi, dua truk boks akan datang menjemput untuk dibagikan kepada masing-masing unit sekolah yang telah ditentukan pada pukul 07.00 WIB.

Ayu menjelaskan bahwa jadwal MBG di masing-masing sekolah berbeda sesuai dengan jenjang usia peserta didik. Siswa TK dan SD akan menyantap MBG pada pukul 09.00 WIB, sedangkan siswa SMP dan SMP pada pukul 10.30 hingga 12.00 WIB. Pihak SPPG akan terus memantau porsi makanan yang disebar ke sekolah-sekolah. Jika ada laporan siswa tak hadir ke sekolah dengan berbagai alasan, maka mereka akan mengirimkan makanan yang tidak terkonsumsi siswa ke panti asuhan atau pesantren terdekat.

"Kalau ada sekolah libur akan dialihkan ke sekolah lain, seperti pesantren dan sekitarnya. Kalau siswa sakit makanannya tetap diberikan, bisa dikasih ke guru atau siswa lain," katanya.

Newsplus Uji Coba Makan Bergizi Gratis

Suasana pembagian porsi makan bergizi gratis di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Tanah Sareal,Kota Bogor, Senin (9/12/2024). Tirto.id/M. Irfan Al Amin

Ayu menerangkan bahwa porsi MBG yang telah dimasak harus segera disantap demi menjaga kesegaran dan kelayakan untuk dikonsumsi. Ayu menerangkan, MBG yang telah dimasak hanya bertahan selama 4 jam usai masuk kemasan. Apabila makanan masih tersisa hingga sore hari, maka porsi tersebut sudah tidak lagi layak dimakan.

"Makanan bisa tahan sampai jam 4 sore (setelah itu) tidak fresh, kalau bisa empat jam dimakan," kata Ayu.

Usai MBG di masing-masing sekolah, truk milik SPPG kembali menjemput piring-piring kotor untuk dicuci di kantor unit mereka yang berada di kawasan milik Denpal III, Kodam Siliwangi. Di sore hari, tim lain akan datang dengan membawa bahan baku untuk dimasak pada keesokan harinya. Untuk saat ini, seluruh bahan baku masih disuplai oleh BGN. Ke depan, kata Ayu, masing-masing SPPG akan menggunakan anggarannya masing-masing setelah program MBG berjalan Januari 2025 mendatang.

"Karena saat ini kami masih uji coba, kami masih koordinasi dengan tim BGN," katanya.

Demi memenuhi 3.018 porsi, SPPG Tanah Sareal mempekerjakan 51 orang yang terdiri atas 1 orang kepala unit, 1 orang wakil kepala unit, 1 orang asisten lapangan, 1 orang akuntan, 1 orang ahli gizi, serta 46 personel dapur yang terbagi atas tim persiapan, tim pembagian porsi, tim pengolahan masakan, tim distribusi, tim kebersihan dan tim pengemas makanan.

Melalui tim itu, SPPG Tanah Sareal mampu membuat berbagai menu yang berbeda selama 10 hari. Ayu menjelaskan bahwa menu-menu itu telah melalui seleksi dari ahli gizi demi menjaga nafsu makan anak-anak agar tak bosan dengan MBG.

"Jadi kami udah punya menu untuk 10 hari ke depan, nah nanti untuk bahan bakunya setiap hari kami pesan untuk memenuhi menu tersebut," kata Ayu.

Tantangan Uji Coba MBG

Pelaksanaan uji coba MBG di Kota Bogor telah dilakukan sejak Senin (18/11/2024). Ada sejumlah kendala yang dialami pemerintah pada saat MBG diterapkan di unit pendidikan. Salah satunya adalah resistensi para pedagang di kantin sekolah. Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Dedek Prayudi, menuturkan, para pedagang merasa penjualan mereka menurun karena anak-anak sudah mendapat makan gratis dari pemerintah.

"Yang pernah dihadapi ketika uji coba ini adalah resistensi dari pedagang kantin, ini menarik dan pada saat kami meninjau di sekolah tersebut, alhamdulillah-nya telah terjadi kesepakatan, semacam adaptasi kurang lebih seperti itu. Jadi pedagang kantin merasa awalnya ya awalnya merasa bahwa dagangan mereka menurun," kata Dedek.

Dedek menjelaskan, anak-anak menjadi kenyang karena program makan bergizi gratis, sehingga mereka tidak membeli makanan di kantin. Meski demikian, kata dia, pihak sekolah sudah mencoba berdialog dengan para pedagang kantin untuk mengatasi masalah ini. Hasilnya, pihak sekolah menyarankan kepada pedagang yang berjualan makanan berat untuk menjual jajanan saja.

"Pedagang kantin pada akhirnya bersedia untuk menyesuaikan jenis dagangan yang tadinya mereka berdagang makanan-makanan yang tergolong 'makanan pokok', makanan besar. Akhirnya mereka bergeser menjadi makanan jajanan, kurang lebih seperti itu," katanya.

Dedek mengaku telah bertanya langsung kepada pedagang kantin di sekolah. Pria yang juga dikenal panggilan Uki iini menerangkan, omset para pedagang kantin kini sudah meningkat lagi. Tantangan lainnya, Dedek menyebut ada saja murid yang trauma terhadap makanan. Dia mengatakan, ada siswa di Sukabumi yang langsung kabur ketika melihat nasi.

"Ternyata ada juga yang punya trauma nasi, ini saya temukan sewaktu kami meninjau uji coba di Sukabumi. Jadi ada satu orang anak bukan hanya nggak mau makan nasi, tapi kalau melihat ada nasi di dekatnya dia lari," kata Dedek.

Newsplus Uji Coba Makan Bergizi Gratis

Suasana ujicoba makan bergizi gratis (MBG) di SD Kedung Badak, Tanah Sareal, Kota Bogor, Senin (9/12/2024). Tirto.id/M. Irfan Al Amin

Baca juga artikel terkait MAKAN BERGIZI GRATIS atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - News
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Andrian Pratama Taher