Menuju konten utama

Cara Mengukur Indeks Kebahagiaan Menggunakan Indikator Apa Saja?

Bagaimana cara mengukur indeks kebahagiaan? Indikator indeks kebahagiaan apa saja? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Cara Mengukur Indeks Kebahagiaan Menggunakan Indikator Apa Saja?
Ilustrasi indeks kebahagiaan. foto/istockphoto

tirto.id - Cara mengukur indeks kebahagiaan suatu negara dilakukan menggunakan tiga indikator yakni dimensi kepuasan hidup, perasaan, dan makna hidup.

Ketiga indikator tersebut diukur dalam skala 0-100. Hasilnya dinilai berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan.

Namun, indeks kebahagiaan merupakan pengukuran tingkat kesejahteraan yang lebih subjektif.

Indeks kebahagiaan pertama kali digunakan secara resmi pada 2011 melalui perumusan sidang PBB. Latar belakang dibentuknya indeks kebahagiaan adalah keterbatasan pengukuran kesejahteraan menggunakan indikator ekonomi.

Indeks kebahagiaan dalam pembangunan wilayah merupakan cerminan dari standar kesejahteraan dan perkembangan sosial masyarakat. Terdapat tiga indikator indeks kebahagiaan, yakni:

  1. Dimensi kepuasaan hidup, yakni kepuasaan individu dari apa yang ingin diperoleh seperti pendidikan, pekerjaan, dan fasilitas rumah.
  2. Dimensi perasan, mencakup perasaan senang, tidak cemas maupun tertekan.
  3. Dimensi makna hidup, yakni kemandirian, penguasaan lingkungan, serta penerimaan diri.

Cara Mengukur Indeks Kebahagiaan Menggunakan Indikator Apa Saja?

Cara mengukur indeks kebahagiaan menggunakan tiga indikator, seperti dijelaskan di atas, dalam skala 0-100. Semakin tinggi angka pengukurannya di suatu wilayah, tingkat kebahagiaan atau kesejahteraan akan meningkat pula.

Berikut ini penjelasan tiga indikator indeks kebahagiaan:

1. Dimensi Kepuasan Hidup

Indikator indeks kebahagiaan yang pertama adalah dimensi kepuasan hidup. Budi Handoko dalam buku Geografi untuk SMA/MA Kelas XII (2022) menuliskan, dimensi kepuasaan terbagi menjadi 10 indikator, meliputi:

A. Kesehatan Fisik dan Mental

Seseorang dengan kondisi kesehatan mental dan fisik yang stabil akan mampu menjalani berbagai kegiatan sehari-hari secara optimal. Keadaan tersebut meningkatkan kepuasan hidup seseorang.

B. Pendidikan dan Keterampilan

Pendidikan dan keterampilan merupakan dua faktor penting dalam menunjang kepuasan hidup seseorang. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama memperoleh kedua hal tersebut. Di samping itu, pendidikan dan keterampilan menunjukkan tingkat kualitas sumber daya manusia.

C. Pekerjaan

Pekerjaan menentukan kepuasan hidup dan kesejahteraan material seseorang. Seseorang dengan pekerjaan yang baik akan memiliki nilai tambah serta kepercayaan diri lebih tinggi.

D. Pendapatan Rumah Tangga

Pendapatan rumah tangga berhubungan dengan pekerjaan dan kepuasan hidup seseorang. Pendapatan yang baik akan mencukupi kebutuhan hidup rumah tangga.

E. Kondisi dan Fasilitas Rumah

Kenyamanan hidup seseorang dipengaruhi kondisi rumah dan fasilitasnya.

F. Keharmonisan Keluarga

Keluarga yang harmonis ditandai dengan dukungan positif dari anggota keluarga. Hal tersebut berpengaruh pada kepuasan hidup seseorang.

G. Ketersediaan Waktu Luang

Waktu luang merupakan keadaan ketika seseorang terhindar dari kejenuhan dan tekanan psikis, baik dari pekerjaan atau kesibukan sehari-hari yang lain. Maka dari itu, diperlukan proporsi seimbang antara waktu produksi dan masa bersantai bagi seseorang sehingga memberikan kepuasan hidup.

H. Hubungan Sosial

Kepuasan hidup seseorang juga dipengaruhi oleh hubungan yang baik dengan manusia lainnya di lingkungan masyarakat.

I. Kualitas Lingkungan

Psikologi dan kesehatan seseorang di antaranya ditentukan kualitas kondisi lingkungan. Apabila kondisi tersebut mendukung, akan memunculkan rasa aman, nyaman, dan tenang, sehingga memberikan kepuasan hidup.

J. Kondisi Keamanan

Kondisi lingkungan mempengaruhi ketenteraman seseorang. Untuk menciptakan kepuasan hidup, lingkungan harus membuat seseorang tidak khawatir, takut, atau tidak nyaman.

2. Dimensi Perasaan

Indikator indeks kebahagiaan yang kedua adalah dimensi perasaan atau afeksi. Perasaan menentukan kebahagiaan seseorang, yang bisa diukur berdasarkan tiga indikator, yakni:

A. Perasaan senang

Perasaan senang biasanya menggambarkan emosi positif pada diri seseorang dan berbanding lurus dengan kebahagiaan.

B. Tidak khawatir

Tidak khawatir artinya aman dan nyaman. Jika seseorang merasa aman, artinya ia hilang terbebas dari kecemasan.

C. Tidak tertekan

Seseorang yang tertekan biasanya diasosiasikan dengan stres dan tekanan psikologis negatif. Oleh karenanya, salah satu indikator dimensi perasaan yang diukur adalah tingkat tekanan seseorang.

3. Dimensi Makna Hidup (Eudaimonia)

Indikator indeks kebahagiaan yang ketiga adalah dimensi makna hidup. Dimensi makna hidup memiliki enam indikator utama meliputi penerimaan diri, tujuan hidup, pengembangan diri, hingga hubungan positif dengan orang lain.

A. Penerimaan Diri

Penerimaan diri merupakan indikator pengukuran untuk menentukan apakah seseorang telah menerima segala aspek dalam dirinya dengan positif atau belum, baik di masa lalu maupun kini.

B. Tujuan Hidup

Tujuan hidup merupakan arah kehidupan seseorang yang ditetapkan agar hidupnya lebih bermakna. Tujuan hidup kerap didefinisikan sebagai cita-cita dan harapan seseorang pada masa mendatang.

C. Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah keinginan seseorang untuk meningkatkan potensi diri. Pengembangan diri yang baik akan memunculkan kepercayaan diri dan kebahagiaan seseorang.

D. Kemandirian

Kemandirian dapat dimaknai sebagai kemampuan untuk membebaskan diri sendiri, dalam hal menentukan tujuan, mengatasi tekanan sosial, mengontrol perilaku, serta mampu mengevaluasi diri serta tingkat kebahagiaan diri.

E. Penguasaan Lingkungan

Penguasaan lingkungan adalah kemampuan seseorang memilih dan menciptakan lingkungan selaras dengan keinginan dan kebutuhannya.

F. Hubungan Positif dengan Orang Lain

Hubungan positif dengan orang lain menghasilkan rasa peduli, empati, hingga kasih sayang. Imbasnya seseorang merasa hidup lebih bermakna.

Baca juga artikel terkait GEOGRAFI atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin