tirto.id - Orang yang memiliki kelebihan berat badan rentan terkena penyakit, mulai dari serangan jantung, diabetes, hingga stroke. Begitu juga sebaliknya, sejumlah masalah turut mengikuti orang yang membiarkan badannya terlalu kurus.
Penelitian terbaru dipublikasikan Januari 2019 ini oleh Neurology, bahkan menjelaskan, kelebihan lemak tubuh terutama di bagian tengah tubuh dapat menyebabkan penyusutan otak.
Sementara itu, tubuh yang terlalu kurus juga berpotensi mengganggu kesuburan. Bila berat badan laki-laki sangat rendah, kemampuan memproduksi sperma berkurang signifikan. Jumlah sperma yang rendah (oligospermia) berarti bahwa air mani mengandung sperma yang lebih sedikit dari biasanya — jumlahnya dapat mencapai kurang dari 20 juta sperma per mililiter semen. Bila jumlah sperma rendah, kemungkinan membuahi sel telur juga akan menurun dan akan mengakibatkan potensi kehamilan menjadi menurun.
British Medical Journalsjuga menjelaskan bahwa mempunyai tubuh yang terlalu kurus akan menyebabkan sejumlah masalah pada metabolisme tubuh. Tubuh yang terlalu kurus dapat mengakibatkan penurunan tingkat kekebalan.
Tidak ada yang keliru dengan usaha mengatur berat badan, apalagi jika tujuannya demi kesehatan. Potensi masalah yang muncul dari kondisi obesitas, misalnya, memang tidak bisa dianggap enteng. Namun, situasi menjadi lain ketika hasrat mengendalikan berat badan itu dilakukan dengan mengabaikan standar kesehatan.
Menurut Departemen Kesehatan, postur tubuh seseorang dapat dinilai dari pengukuran antropometri yang bertujuan untuk menilai apakah komponen tubuh sesuai dengan standar normal.
Pengukuran antropometri yang paling sering digunakan adalah rasio antara berat badan (kg) dan tinggi badan (m) kuadrat, yang disebut Indeks Massa Tubuh (IMT).
Cara mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah berat badan (kg) dibagi dua kali tinggi badan (m). Misalnya seorang perempuan dengan tinggi badan 161 cm dan berat badan 58 kg, maka cara menghitung IMT adalah 58 kg dibagi 2x 1,61 m. Hasilnya adalah 22,37.
IMT yang normal untuk perempuan adalah antara 17-23, sedang untuk laki-laki di antara 18–25. Seorang perempuan dikatakan kurus bila IMT-nya kurang dari 17 dan gemuk bila IMT-nya di atas 23. Bila IMT di atas 30, maka orang tersebut menderita obesitas yang berpotensi membuat tubuh rentan dengan berbagai problem kesehatan.
Dr. Joel Ray, seorang dokter di rumah sakit St. Mitchael Toronto menyatakan otoritas kesehatan seharusnya tidak mengarahkan orang untuk percaya bahwa menjadi kurus lebih sehat. Hal ini dikarenakan setiap manusia juga harus melihat massa otot dan keberadaan lemak sehat yang sebenarnya juga dibutuhkan.
“IMT menggambarkan tidak hanya lemak tubuh, tapi juga massa otot. Jika kita ingin terus menggunakan IMT dalam perawatan kesehatan dan inisiatif kesehatan masyarakat, kita juga harus menyadari bahwa individu yang kuat dan sehat adalah seseorang yang memiliki jumlah lemak tubuh dan tulang dan otot yang cukup," kata Dr. Ray.
Editor: Yulaika Ramadhani