tirto.id - Radang tenggorokan atau faringitis adalah kondisi masalah kesehatan pada bagian tenggorokan yang menyebabkan rasa sakit dan gatal. Gejala radang tenggorokan bisa berupa sensasi terbakar, gatal, nyeri saat menelan dan berbicara, suara serak, batuk, dan demam.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan radang tenggorokan. Termasuk di antaranya ialah infeksi virus atau bakteri, kebiasaan merokok, paparan polusi udara, alergi, dan infeksi difteri.
Radang tenggorokan saat puasa jamak dialami oleh masyarakat. Meskipun sepanjang siang hari tidak mengonsumsi apapun, masalah kesehatan ini tetap berpotensi terjadi. Sakit tenggorokan saat puasa bisa disebabkan oleh aktivitas makan dan minum pada malam harinya.
Penting untuk memahami penyebab radang tenggorokan dan mencari pengobatan yang sesuai, terutama jika gejalanya berlangsung selama beberapa hari dan disertai demam tinggi. Dokter dapat memberikan diagnosis yang tepat dan meresepkan pengobatan yang sesuai berdasarkan penyebabnya.
Untuk memahami lebih lanjut tentang penyebab radang tenggorokan dan cara mengobatinya, Anda bisa menyimak penjelasan berikut.
Penyebab Radang Tenggorokan
Terdapat berbagai penyebab radang tenggorokan, mulai dari infeksi hingga cedera. Dinukil dari artikel “Sore Throat 101: Symptoms, Causes, and Treatment” (2022) oleh Stephanie Watson di situs Healthline, berikut beberapa penyebab radang tenggorokan.
1. Infeksi virus
Radang tenggorokan saat puasa maupun hari biasa bisa disebabkan oleh infeksi virus, seperti flu, pilek, COVID-19, mononukleosis, campak, cacar air, dan gondongan. Infeksi virus biasanya ditularkan melalui percikan udara yang mengandung virus, kontak langsung, atau melalui sentuhan dengan permukaan yang terkontaminasi virus.2. Infeksi bakteri
Bakteri juga dapat menjadi penyebab radang tenggorokan, terutama melalui infeksi seperti radang tenggorokan streptokokus atau strep throat yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes. Infeksi bakteri lainnya juga bisa mengakibatkan radang tenggorokan.3. Alergi
Alergi merupakan reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap alergen, seperti serbuk sari, rumput, debu, atau bulu hewan peliharaan. Radang tenggorokan bisa menjadi salah satu gejala alergi yang terjadi ketika alergen masuk ke saluran pernapasan. Hal ini sering kali menyebabkan rasa gatal, nyeri, atau peradangan di tenggorokan.4. Udara kering
Udara kering dapat menjadi penyebab radang tenggorokan. Saat udara menjadi kering, kelembapan alami di tenggorokan dapat terkikis sehingga membuat jaringan lebih sensitif. Ketika tenggorokan kering, lapisan lendir pelindung yang normalnya menghalangi iritasi dan infeksi bisa menjadi kurang efektif. Hal inilah yang berpotensi besar menyebabkan radang tenggorokan saat puasa.5. Asap, zat kimia, dan zat perangsang lainnya
Paparan asap rokok, polusi udara, zat kimia dari produk pembersih, atau semprotan aerosol, dapat mengiritasi tenggorokan sehingga menyebabkan peradangan.6. Cedera
Cedera pada tenggorokan juga bisa mengakibatkan radang. Cedera yang dimaksud di sini biasanya diakibatkan oleh makanan penyebab radang tenggorokan. Di antaranya termasuk makanan manis, pedas, dan minuman bersoda. Makanan dan minuman tersebut berpotensi menyebabkan radang tenggorokan saat puasa, terutama apabila dikonsumsi pada malam hari atau saat sahur.7. Penyakit refluks gastroesofageal (GERD)
GERD adalah kondisi ketika isi lambung, terutama asam lambung, kembali ke kerongkongan dan mencapai tenggorokan. Ketika asam lambung naik ke atas, jaringan sensitif di kerongkongan dan tenggorokan berpotensi rusak. Hal tersebut menyebabkan iritasi dan peradangan.Cara Mengobati Radang Tenggorokan Saat Puasa
Radang tenggorokan adalah ketidaknyamanan yang umum dirasakan di tenggorokan, disebabkan oleh berbagai hal, seperti infeksi virus atau bakteri, alergi, atau cuaca yang kering.
Dikutip dari artikel “Remedies for Strep Throat” (2022) dalam situs WebMD, berikut adalah beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan untuk meredakan radang tenggorokan saat puasa.
1. Menjaga hidrasi tubuh
Minumlah banyak air dan cairan untuk menjaga tubuh terhidrasi saat puasa. Jaga agar tenggorokan tetap lembab untuk meredakan nyeri saat menelan. Saat malam hari, pastikan untuk minum air putih sebanyak delapan gelas untuk menjaga tenggorokan tetap lembap.2. Konsumsi makanan lunak dan menyegarkan
Saat berbuka puasa atau sahur, konsumsi makanan yang lunak dan menyegarkan, seperti sup, bubur apel, bubur oat, kentang tumbuk, yogurt, dan smoothie. Hindari makanan penyebab radang tenggorokan, misalnya makanan pedas, terlalu manis, dan minum bersoda.3. Istirahat dan tidur
Cara mengatasi radang tenggorokan saat puasa adalah beristirahat. Ketika sakit, tubuh membutuhkan istirahat dan tidur untuk melawan infeksi. Maka itu, usahakan untuk tidak bepergian, termasuk bekerja atau sekolah. Radang tenggorokan mudah menular. Masalah tersebut baru berhenti menular jika Anda sudah minum antibiotik dan demam sudah lewat 24 jam.4. Nyalakan humidifier
Radang tenggorokan saat puasa akan sulit diatasi dengan obat, terutama ketika siang hari. Salah satu yang bisa diusahakan ialah dengan menghirup udara yang lembap dan bersih. Humidifier atau pelembab udara yang menghasilkan kabut dingin menjadi salah satu cara melembapkan udara. Namun, pastikan alat tersebut bersih untuk mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri.5. Berkumur dengan air garam
Untuk meredakan radang tenggorokan saat puasa secara alami, Anda dapat mengonsumsi air garam setelah berbuka. Tambahkan 1/4 sendok teh garam ke air hangat. Berkumurlah dengan campuran ini untuk meredakan nyeri tenggorokan.6. Hindari zat perangsang sakit tenggorokan
Untuk membantu mengobati radang tenggorokan, hindarilah paparan zat-zat yang bisa memperparah kondisi tenggorokan, seperti rokok, parfum berat, dan produk pembersih. Pastikan udara di dalam rumah atau kamar tidur tetap bersih dan segar.7. Minum obat radang tenggorokan
Untuk mengobati radang tenggorokan, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik radang tenggorokan seperti penisilin atau amoksisilin. Jika Anda memiliki alergi terhadap penisilin, dokter akan memberikan antibiotik alternatif.Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin