tirto.id -
Arak Bali adalah minuman beralkohol khas Pulau Dewata dan merupakan hasil fermentasi cairan dari batang pohon kelapa dengan kandungan ethanol sesuai lamanya cairan tersebut di fermentasikan.
Arak Bali saat ini semakin populer dan terpilih menjadi salah satu suvenir dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.
Arak Bali merupakan minuman beralkohol yang pertama kali di populerkan oleh orang-orang di Karangasem sambil mendendangkan nyanyian dan tarian Bali.
Dilansir dari laman Antara, meskipun mengandung alkohol, tetapi arak Bali bukanlah minuman yang digunakan untuk mabuk-mabukan melainkan untuk pengobatan sariawan, flu, meredakan batuk, menghangatkan tubuh hingga untuk keperluan upacara adat setempat.
Selain itu, arak Bali saat ini juga telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolgi (Kemendikbudristek) yang tertuang dalam Surat Keputusan Mendikbudristek Nomor 414/P/2022 tentang Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia 2022.
Bahkan, berdasarkan data dari Badan POM, Provinsi Bali merupakan produsen arak terbesar di Indonesia dengan total produk yang terdaftar mencapai 422 jenis produk dan tata kelola, baik produksi maupun distribusinya mengacu pada Peraturan Presiden RI. Nomor 74 tahun 2013 Tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol.
Meskipun arak Bali mengandung alkohol dan memiliki beragam manfaat bagi kesehatan, namun apa sebenarnya kandungan yang terdapat dalam arak Bali dan bagaimana proses pembuatannya?
Kandungan arak Bali dan cara membuatnya
Bahan utama dalam pembuatan arak Bali adalah nira yang berasal dari dari pohon kelapa, hal tersebut dijelaskan oleh Jessica dalam studinya yang terbit di Jurnal Kertha Negara (2021).
Nira adalah getah atau cairan bening dari bunga pohon kelapa yang rasanya cenderung manis dan memiliki aroma yang harum.
Dalam proses pembuatan arak Bali, nira yang disadap kemudian difermentasi selama beberapa waktu hingga membentuk zat alkohol. Usai masa fermentasi, kadar alkohol dalam nira akan meningkat dan membuatnya berubah rasa serta tekstur. Kemudian, nira hasil fermentasi itu lantas disuling selama kurang lebih 12 jam.
Selanjutnya, masyarakat Bali akan menambahkan rempah-rempah ke arak Bali sebagai perasa. Rempah-rempah yang sering disertakan atau ditambahkan dalam arak Bali di antaranya adalah jahe, cengkeh, kayu manis, atau vanili.
Seiring berjalannya waktu, rasa arak Bali berkembang sesuai minat pasar dan semakin dikenal hingga menjadi salah satu suvenir dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.
Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari
tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya
Editor: Iswara N Raditya