tirto.id -
Diperkirakan pada tahun 2024, jumlah pekerja Gen Z akan melampaui Baby Boomers dalam dunia kerja penuh waktu, menurut analisis Glassdoor, sebuahplatform online yang berfokus pada karier dan tempat kerja. Fenomena ini membawa dampak yang besar terhadap cara kita bekerja dan berinteraksi dalam lingkungan profesional.
Lalu, bagaimana sebenarnya pengaruh mereka terhadap dunia kerja di masa depan? Simak pandangan para pakar dan beberapa survei tentang bagaimana Gen Z diprediksi akan merevolusi lingkungan kerja yang kita kenal hari ini.
Bagaimana Gen Z akan Mengubah Dunia Kerja di Masa Depan
Gen Z dikenal dengan sikap, nilai, dan harapan yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Dalam penelitian yang dipimpin oleh Roberta Katz, mantan peneliti senior di Stanford, terungkap bahwa Gen Z akan membawa revolusi dalam dunia kerja melalui sejumlah perubahan yang signifikan.
Harapan Terhadap Perubahan yang Berkelanjutan
Gen Z tumbuh dalam dunia yang tidak stabil dan penuh ketidakpastian. Mereka adalah saksi dari berbagai perubahan besar, mulai dari krisis finansial global tahun 2008 hingga pandemi COVID-19 yang mengubah tatanan dunia kerja.Bagi mereka, perubahan bukanlah sesuatu yang luar biasa, melainkan hal yang biasa dan perlu dihadapi. Menurut Katz di penelitiannya yang berjudul Gen Z and the Future of Work, Gen Z terbiasa dengan kecepatan perubahan teknologi yang begitu cepat dan adaptasi sosial yang berkelanjutan.
Sebuah survei terbaru yang dilakukan media Deloitte menemukan bahwa ekspektasi karier dan tempat kerja Gen Z dan milenial terus berkembang, dengan banyak dari mereka memilih jalur karier yang mempertimbangkan isu lingkungan atau yang dianggap kurang rentan terhadap otomatisasi.
Survei yang berjudul 2024 Gen Z and Millennial Survey: Living and working with purpose in a transforming world ini juga menemukan, setelah bergabung dengan perusahaan, mereka mendorong perubahan di berbagai aspek seperti beban kerja, layanan kepada klien, pengembangan keterampilan, DEI (keragaman, kesetaraan, inklusi), kesejahteraan, dampak sosial, dan upaya lingkungan.
Oleh karena itu, mereka mengharapkan lingkungan kerja yang dapat beradaptasi dengan perubahan dan memberikan mereka ruang untuk berkembang dalam berbagai kondisi yang selalu berubah.
Pendekatan Pragmatis dan Mandiri
Salah satu ciri khas Gen Z adalah pendekatan pragmatis mereka terhadap masalah. Mereka tidak hanya menerima informasi begitu saja, tetapi sering kali mencari alasan dan pemahaman lebih dalam mengenai bagaimana dan mengapa suatu hal dilakukan.Riset Katz menjelaskan bahwa Gen Z memiliki rasa mandiri yang tinggi, mereka terbiasa mencari jawaban secara mandiri, berkat kemudahan akses informasi melalui internet.
Generasi ini juga lebih cenderung untuk menantang status quo dan tidak takut untuk mempertanyakan keputusan atau kebijakan yang ada di tempat kerja. Hal ini membawa perubahan dalam cara mereka berkolaborasi dengan atasan dan rekan kerja, yang lebih berbasis pada dialog terbuka dan pemecahan masalah bersama.
Keinginan untuk Membuat Perbedaan
Gen Z sangat sadar akan isu-isu global seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan sosial, dan keadilan rasial. Mereka tidak hanya mencari pekerjaan untuk memperoleh penghasilan, tetapi juga untuk berkontribusi pada perubahan positif dalam masyarakat.Banyak dari mereka yang ingin bekerja di perusahaan yang memiliki tujuan sosial yang jelas dan memberikan dampak positif.
Riset Katz mengingatkan bahwa hal ini dapat menjadi tantangan bagi perusahaan yang tidak siap untuk mengambil posisi yang jelas mengenai isu-isu sensitif ini, karena Gen Z cenderung lebih memilih bekerja di tempat yang memiliki nilai yang sejalan dengan mereka.
Bagi mereka, integritas perusahaan dalam menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah faktor penting dalam memilih tempat kerja.
Kolaborasi dan Kerja Tim sebagai Kunci
Meskipun Gen Z tumbuh dalam dunia yang serba digital, mereka tetap memandang kerja tim sebagai bagian penting dari keberhasilan di dunia profesional.Gen Z terbiasa bekerja dalam kelompok online yang kolaboratif, baik itu dalam fandoms atau proyek-proyek kreatif yang mereka ikuti secara digital. Mereka menghargai ide-ide yang datang dari berbagai pihak dan percaya bahwa keberagaman perspektif dapat menghasilkan solusi yang lebih baik.
Preferensi terhadap Kepemimpinan yang KolaboratifIlustrasi bekerja dan berdiskusi. FOTO/iStockphoto
Berbeda dengan generasi sebelumnya yang lebih menghargai struktur hierarki yang jelas, Gen Z lebih memilih kepemimpinan yang berbasis pada konsensus dan keterlibatan bersama. Mereka cenderung tidak menghargai otoritas yang hanya mengandalkan posisi atau jabatan. Sebaliknya, mereka lebih menghargai pemimpin yang menunjukkan keahlian mereka dalam bidang tertentu dan bersedia untuk bekerja bersama tim dalam mengambil keputusan.
Model kepemimpinan rotasi atau kepemimpinan kolaboratif yang memberi ruang bagi setiap anggota tim untuk berbicara dan berkontribusi menjadi favorit bagi banyak Gen Z. Transparansi dan komunikasi yang terbuka juga menjadi hal yang sangat dihargai oleh generasi ini.
Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi
Gen Z sangat memperhatikan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Mereka tumbuh di tengah-tengah era di mana garis antara pekerjaan dan kehidupan pribadi semakin kabur, terutama dengan hadirnya model kerja fleksibel dan remote.Oleh karena itu, mereka cenderung menilai perusahaan bukan hanya dari segi gaji dan jabatan, tetapi juga dari bagaimana perusahaan mendukung kesejahteraan karyawan.
Menurut penelitian Katz, Gen Z sangat sensitif terhadap tekanan untuk selalu "siap bekerja", dan mereka menginginkan perusahaan yang memungkinkan mereka untuk menjaga keseimbangan hidup, memberikan fleksibilitas dalam bekerja, dan mendukung kesehatan mental dan fisik mereka.
Pandangan Berbeda tentang Loyalitas terhadap PerusahaanIlustrasi bekerja dan berdiskusi. FOTO/iStockphoto
Gen Z memiliki pandangan yang berbeda mengenai loyalitas dalam dunia kerja. Mereka tumbuh di era ketidakpastian ekonomi, di mana banyak perusahaan yang melakukan pemotongan tenaga kerja dan mengurangi manfaat bagi karyawan setelah krisis finansial 2008 dan pandemi COVID-19. Oleh karena itu, mereka cenderung tidak merasa terikat dengan perusahaan dalam jangka panjang seperti generasi sebelumnya. Banyak dari mereka yang lebih memilih untuk berpindah pekerjaan atau bahkan bekerja secara freelance atau di gig economy, yang memberi mereka lebih banyak kebebasan dan fleksibilitas. Mereka lebih fokus pada pengalaman yang mereka dapatkan dan keterampilan yang mereka pelajari selama bekerja, daripada kesetiaan jangka panjang kepada satu perusahaan.
Nilai Keaslian dan Kepercayaan
Keaslian dan transparansi menjadi nilai yang sangat penting bagi Gen Z. Mereka cenderung sangat selektif terhadap perusahaan yang mereka pilih untuk bekerja, mencari organisasi yang jujur, terbuka, dan yang tindakannya sejalan dengan kata-katanya.Laporan Glassdoor yang berjudul Gen Z and the Changing Workforce juga menerangkan, Gen Z menginginkan tempat kerja yang memiliki komunikasi yang saling menghormati dan terbuka, serta tempat yang menghargai keberagaman dan keadilan. Mereka tidak tertarik dengan perusahaan yang hanya berusaha tampil baik di depan publik, tanpa menunjukkan tindakan nyata yang mendukung nilai-nilai tersebut.
Gen Z membawa banyak perubahan signifikan dalam dunia kerja. Mereka mengharapkan perubahan yang berkelanjutan, lebih pragmatis, dan ingin membuat dampak positif melalui pekerjaan mereka. Kolaborasi, fleksibilitas, dan keseimbangan hidup menjadi nilai utama yang mereka prioritaskan.
Perusahaan yang ingin tetap relevan dan menarik bagi Gen Z perlu beradaptasi dengan perubahan ini, menawarkan lingkungan yang fleksibel, kolaboratif, dan mendukung kesejahteraan karyawan. Jika perusahaan dapat memenuhi harapan dan nilai-nilai Gen Z, mereka tidak hanya akan berhasil menarik bakat-bakat terbaik, tetapi juga menciptakan budaya kerja yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan inovatif.
Editor: Iswara N Raditya