tirto.id - Diet rendah protein adalah pola makan yang mengharuskan Anda membatasi jumlah protein yang dikonsumsi. Batasannya antara 4 hingga 8 persen dari kalori harian.
Bila merujuk dari Healthline, ini berarti Anda harus mengonsumsi antara 20 hingga 50 gram protein per hari. Batasan ini tergantung pada berapa banyak kalori yang dikonsumsi.
Sebagai perbandingan, pada umumnya setiap orang disarankan untuk memperoleh setidaknya 10 hingga 15 persen kalori harian mereka dari protein.
Sementara bagi atlet, orang dengan usia yang lebih matang, atau mereka yang memiliki masalah kesehatan tertentu, jumlah asupan kalori hariannya bisa lebih tinggi lagi.
Menurut Stylecraze, diet rendah protein diperlukan oleh orang-orang yang mengalami gangguan metabolisme tertentu seperti fenilketonuriai (PKU), penyakit kencing manis, homocystinuria , gangguan hati, masalah ginjal, kadar asam urat tinggi, atau kepekaan terhadap protein.
Diet rendah protein ini penting dilakukan, terutama bagi penderita gangguan ginjal, karena dengan melakukan diet rendah protein, perkembangan penyakit ginjal kronis dapat ditunda atau dikurangi dampak negatifnya.
Makanan Diet Rendah Protein
Pada Intinya, diet rendah protein adalah menghindari untuk mengonsumsi makanan berprotein tinggi, dan mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan protein rendah.
Menurut Barbara Kovalenko, seorang konsultan nutrisi, seperti dilansir dari Stylecraze, jika ingin melakukan diet rendah protein, Anda harus fokus pada sumber protein nabati, seperti polong-polongan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Bisa juga mengonsumsi makanan non-daging seperti tahu, dan tempe yang merupakan sumber protein yang baik.
Serta mengonsumsi beberapa makanan yang tidak mengandung protein, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
Berikut adalah daftar makanan yang bisa dikonsumsi untuk diet rendah protein, seperti dilansir dari Healthline dan Stylecraze.
- Sayuran: tomat, asparagus, paprika, brokoli, sayuran hijau, kale, bayam, wortel, bit, daun bawang, lobak hijau, labu
- Biji-bijian: nasi, gandum, roti, pasta, jelai
- Pati: roti, pasta, sereal, croissant, bagel, muffin, kue beras, mie, dan popcorn
- Buah-buahan: apel, pisang, pepaya, melon, persik, prem, anggur, jeruk, lemon, jeruk nipis, jeruk bali, buah-buahan kering, jus buah, dan buah beku atau buah kalengan
- Lemak sehat: mentega, margarin, mayones, minyak sayur, minyak zaitun, dan saus salad, alpukat, minyak kelapa
- Gula: permen, kue, marshmallow, permen lolipop, Danish, batangan granola
- Minuman: teh hijau, minuman non-susu, soda, dan air
- Bumbu: cuka, bawang putih bubuk, bawang merah bubuk, bumbu segar dan kering, lada
- Protein hewani: ikan, daging, telur
- Produk dairy: susu, pudding, krim keju, sour cream, dan yogurt
- Daging babi asap
- Kerang
- Saus tartar
- Daging lunak
- Saus tomat
- Anggur untuk memasak
- Saus tomat
- Saus steak
- Saus barbekyu
- Saus sambal
- Garam berbumbu
- Garam laut
- Walnut, almond, pistachios
- Chia seeds, flax seeds, hemp seeds
- Legumes, beans, peas, dan lentils
- Makanan mengandung kadar sodium tinggi, dan makanan mengandung gula dalam jumlah banyak
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno