Menuju konten utama
Resident Evil:The Last Chapter

Cara Buruk untuk Mengakhiri Serial Film yang Buruk

Bulan Januari adalah bulannya fans Resident Evil. Penggemar permainan video bergenre horor umumnya menyambut Resident Evil 7 yang dirilis di bulan ini.Namun, apakah adaptasi filmnya semulus video gamenya?

Cara Buruk untuk Mengakhiri Serial Film yang Buruk
Cuplikan adegan film Resident Evil: The Final Chapter. Image via Sony/Screen Gems

tirto.id - Film Resident Evil akhirnya sampai pada titik terakhir. Berjudul Resident Evil: The Final Chapter, film ini berkisah tentang upaya Alice (Milla Jovovich) dan kawan-kawan membasmi T-Virus dari muka bumi. Segala upaya dilakukan Alice agar manusia bisa hidup damai tanpa gangguan zombi. Dan usaha itu makin terasa sulit karena ada Umbrella yang selalu menjegal usahanya.

Cerita dimulai saat Alice terbangun di Washington DC. Wesker telah menjebak Alice dan penyintas lainnya di gedung putih. Semua orang mati kecuali Alice, sang jagoan.

Alice, dalam keadaan terhuyung setelah dikejar-kejar monster raksasa mendapati bahwa ada satu rahasia untuk menghilangkan T-Virus selamanya dari muka bumi. Untuk menyelamatkan bumi hanya ada satu pilihan, Alice harus mudik ke Raccoon City, kembali ke dalam Umbrella Facility.

Di tengah perjalanan, Alice berjumpa dengan kawan lama, Claire Redfield (Ali Larter). Bersama Claire dan beberapa orang yang tak mungkin Anda ingat, Alice masuk ke dalam markas Umbrella. Apakah Alice dan Claire akan berhasil menghadapi serangan dari Umbrella? Kalau Anda membaca baris-baris sebelumnya secara seksama, Anda pasti tahu jawabannya.

Tidak Nyambung

Film Resident Evil memang tidak nyambung sejak awal, ibarat melangkah tak beraturan keluar dari pakem permainan videonya. Paul W.S. Anderson nampaknya tidak pernah menyelesaikan satupun seri permainan video Resident Evil.

Kotaku menyebutkan rahasia dibalik suksesnya seri film ini hanya satu: Milla Jovovich menghajar zombi. Penggemar game-nya pun banyak yang kecewa karena film Resident Evil sama sekali tidak mirip dengan gamenya.

Bahkan salah satu pengulas yang dikutip Rotten Tomatoes, Benjamín Harguindey, mengatakan bahwa film ini konyol dan tidak konsisten. Ia berharap seri ini benar-benar mati.

Sejalan dengan Benjamin Harguindey, situs The Hyped Geek menyebutkan film Resident Evil: The Last Chapter adalah film yang berantakan. Situs ini memberikan hanya dua bintang dari lima bintang.

Di seri terakhir ini, Anderson melupakan banyak hal. Jangan harap cerita The Final Chapter bakal mirip dengan salah satu seri permainan videonya. Agar memuaskan fans permainan videonya, ia menempel karakter-karakter dari game suka-suka. Sudah banyak korbannya, dari Jill Valentine hingga Ada Wong. Karakter tempelan ini seakan cuma numpang lewat.

Jika Anda menonton film Resident Evil sebelumnya, Resident Evil Retribution, Anda pasti ingat film ini diakhiri dengan adegan Alice bersama Jill, Ada Wong, Leon S. Kennedy dan Wesker tengah bersiaga menghadapi gempuran monster dan zombi. Nah, di The Final Chapter, mereka semua, kecuali Wesker tidak kelihatan batang hidungnya sama sekali. Tidak dijelaskan pula mengapa mereka tidak muncul di film terakhir ini.

Bolong di sana sini sangat terasa sepanjang film. Film ini hanya fokus pada Alice, Alice, dan Alice. Anda tak akan hafal karakter lain. Bahkan penjahat sekelas Wesker hanya terlihat sebentar, cuma numpang lewat, lalu wassalam. Padahal, Wesker adalah salah satu karakter penjahat terbaik di dunia permainan video!

Menguntungkan Meskipun Buruk

Meskipun kritik selalu ada sejak seri pertama, Paul W.S. Anderson boleh berbangga karena film Resident Evil adalah film yang paling sukses untuk sebuah film yang diadaptasi dari permainan video. Setidaknya, seri ini secara keseluruhan meraih $1 miliar.

Tergiur dengan keuntungan yang didapat oleh film Resident Evil membuat Christope Gans tertarik untuk membuat film tandingan Resident Evil. Gans menyutradarai film Silent Hill, permainan video yang dibuat oleh Konami. Sayangnya perjalanan film Silent Hill tidak semulus film Resident Evil. Ia benar-benar gagal di pasaran.

Beberapa rumah produksi lain juga tertarik membuat film yang diangkat dari permainan video horor. Mulai dari Alone in The Dark hingga Doom. Namun, tak ada yang bisa mengimbangi kesuksesan film Resident Evil.

Infografik Resident Evil

Sempat dikerjakan oleh George A. Romero

Setelah mendapatkan hak adaptasi Resident Evil, Sony mengontak George A Romero untuk menyutradarai adaptasinya. Romero memang terkenal sebagai pembuat film zombi. Salah satu karya Romero yang paling terkenal adalah The Night of The Living Dead.

Romero sendiri pernah bekerja sama dengan Capcom lewat pembuatan iklan televisi untuk game Resident Evil 2. Shinji Mikami, sutradara game Resident Evil mengaku sebagai salah satu penggemar karya Romero. Semuanya merasa cocok dan kerja sama pembuatan skenario film pun dilanjutkan.

Meskipun handal dalam membuat film mayat hidup, naskah Romero ditolak oleh Capcom dan Sony. Mereka menganggap naskah Romero terlalu mengikuti pakem film Living Dead yang selama ini dibuat oleh Romero. Padahal, skenario Romero lebih mirip dengan skenario game Resident Evil. Setidaknya Romero memperhatikan detail-detai yang ada di permainan Resident Evil. Ia memasukkan karakter sesuai porsi. Dan yang paling penting: tak ada karakter Alice dalam skenario Romero.

Ya, setidaknya seri film ini berakhir. Tak ada lagi petualangan Alice. Semuanya selesai di sini. Dan untuk mengobati rasa kesal atas film ini, segera mainkan game Resident Evil 7 karena gamenya mulai kembali ke akar setelah bertahun-tahun kehilangan identitas. Selamat bermain!

Baca juga artikel terkait RESIDENT EVIL atau tulisan lainnya dari Muhammad Sofyan

tirto.id - Film
Reporter: Muhammad Sofyan
Penulis: Muhammad Sofyan
Editor: Maulida Sri Handayani