tirto.id - Direktur Utama Bulog Budi Waseso (Buwas) mengungkap alasan Indonesia belum merambah pasar luar negeri dalam sektor ekspor beras. Salah satu faktornya yaitu harga dan kualitas beras yang masih belum bisa bersaing.
"Terakhir 2018 itu kita mengimpor 1,8 juta ton beras India, Pakistan, Vietnam. Ini sebenarnya satu pukulan berat buat Bulog, karena bulog berarti tidak berpihak pada petani. Beras impor itu bagus dan murah. Sekarang kita mau ekspor beras enggak mungkin karena kualitas sama harga enggak mungkin bisa bersaing. Kalau nanti ini kita bisa konsisten produksi, (baru) bisa ekspor,” katanya dalam kunjungannya di Kendal, Jawa Tengah, Kamis (21/7).
Namun langkah tersebut bukan hal yang mustahil. Karena saat ini sudah terbangun infrastruktur penggilingan dan pengolahan gabah hingga beras modern yakni Modern Rice Milling Plant (MRMP). Terdapat 10 daerah di Jawa, Sumatera, dan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang sudah memiliki alat tersebut.
Kapasitas penyimpanan gabah di MRMP yaitu mencapai 6.000 ton. Tidak hanya itu, kemampuan pengeringan gabah (dryer) 120 ton per hari dan produksi beras 60 ton per hari.
"Jadi kalau mau ekspor [beras] bukan hal yang tidak mungkin. Kalau ini [pengoperasi MRMP] sudah bisa normal dan konsisten memproduksi secara konstan, kita bisa ekspor dengan kualitas yang baik dan tidak memalukan," pungkasnya.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Intan Umbari Prihatin