Menuju konten utama

BPS Pastikan Inflasi Terkendali Sampai Bulan Puasa

Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan laju inflasi nasional bisa dikendalikan memasuki bulan puasa Ramadhan pada Juni 2016 mendatang.

BPS Pastikan Inflasi Terkendali Sampai Bulan Puasa
Kantor Badan Pusat Statistik (BPS). Tirto/Andrey Gromico.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan laju inflasi nasional bisa dikendalikan memasuki bulan puasa Ramadhan pada Juni 2016 mendatang. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo memastikan laju inflasi itu aman terutama untuk harga-harga bahan makanan.

"Saya kira masih aman sampai Mei. Mulai waspada pada Juni karena mulai puasa, terutama untuk komoditas beras, ayam dan cabai. Itu suplainya harus cukup agar harganya tidak bergejolak," kata Sasmito di Jakarta, Senin (2/5/2016).

Sasmito menjelaskan harga-harga seperti beras dan daging ayam ras menjadi salah satu penyebab rendahnya laju inflasi nasional sejak Januari hingga April 2016.

Selain itu, rendahnya pencapaian tingkat inflasi itu juga terbantu dengan turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) serta tarif angkutan darat maupun udara, sehingga inflasi tahun kalender hanya tercatat 0,16 persen.

Kondisi tersebut, kata Sasmito, membuat target inflasi pada akhir tahun pada kisaran empat persen masih dapat tercapai. Syaratnya pemerintah terus menyiagakan pasokan pangan, terutama pada masa puasa dan Lebaran.

"Selama tidak ada kenaikan harga BBM dan harga komoditas stabil, bahan makanan suplainya dijaga dan memadai, maka (target inflasi) empat persen masih terjangkau," katanya.

Untuk Mei 2016, Sasmito mengatakan peluang terjadinya deflasi seperti April sangat kecil, karena telah terjadi kenaikan harga tarif listrik yang bisa berpengaruh terhadap pencatatan inflasi nasional secara keseluruhan.

"Harga beras kemungkinan turun di tingkat eceran, dan harga energi stabil secara umum. Kita harapkan inflasi Mei di bawah 0,5 persen. Meskipun ada dampak langsung kenaikan tarif listrik, tapi akan di-set off penurunan harga beras di konsumen," katanya.

Sebelumnya, BPS mencatat pada April 2016 terjadi deflasi sebesar 0,45 persen, atau tertinggi pada periode yang sama sejak tahun 2000, karena turunnya harga energi dan bahan komoditas pangan.

Beberapa komoditas seperti bensin, cabai merah, beras, ikan segar, tarif listrik, daging ayam ras, cabai rawit, telur ayam ras, kentang, tarif angkutan dalam kota, tarif angkutan udara, kacang panjang, sawi hijau, tarif angkutan antar kota dan solar mengalami penurunan harga.

Meskipun demikian, beberapa komoditas masih mengalami kenaikan harga antara lain bawang merah, tomat sayur, tomat buah, bawang putih, wortel, apel, jeruk, pepaya, minyak goreng, rokok kretek, rokok kretek filter dan kontrak rumah.

Baca juga artikel terkait BPS

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH