Menuju konten utama

BPS: Nilai Ekspor Naik 5,97%, Nilai Impor Turun 4,93%

Peningkatan nilai ekspor Agustus secara bulanan terutama didorong peningkatan ekspor nonmigas.

BPS: Nilai Ekspor Naik 5,97%, Nilai Impor Turun 4,93%
Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (17/9/2024). Foto/BPS

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan ekspor Indonesia pada Agustus 2024 sebesar 5,97 persen (menjadi US$2,56 miliar) dibanding Juli 2024.

Peningkatan nilai ekspor Agustus secara bulanan terutama didorong peningkatan ekspor nonmigas, yaitu pada komoditas lemak hewan atau nabati naik 24,50 persen dengan andil 2,12 persen,” ujar Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (17/9/2024).

Lalu, nilai ekspor migas tercatat senilai US$1,20 miliar atau turun 15,4 persen. Penurunan nilai ekspor migas itu terutama didorong oleh penurunan nilai ekspor gas dengan andil sebesar -0,68 persen.

Kemudian, ekspor bijih logam perak dan abu tercatat naik 47,23 persen dengan andil 1,5 0 persen, serta mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya naik 12,54 persen dengan andil 0,73 persen.

Pudji mengatakan bahwa kenaikan nilai ekspor tersebut dialami secara bulanan maupun tahunan. “Secara bulanan dan tahunan, sektor nonmigas mengalami peningkatan, sementara sektor migas mengalami penurunan,” katanya.

Sedangkan bila secara tahunan, nilai ekspor Agustus 2024 mengalami peningkatan sebesar 7,13 persen.

“Kenaikan ini didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas terutama pada logam mulia dan perhiasan atau permata. Kemudian, bahan bakar mineral dan mesin perlengkapan elektrik serta bagiannya,” ujarnya.

Di samping naiknya nilai ekspor Indonesia, BPS juga mencatat adanya penurunan pada nilai impor Indonesia sebesar 4,93 persen dibandingkan Juli 2024.

BPS mencatat nilai impor minyak dan gas sebesar US$2,65 miliar atau turun 25,56 persen secara bulanan. Sementara itu, impor nonmigas tercatat senilai US$18,02 miliar, turun 0,89 persen secara bulanan.

Penurunan nilai impor secara bulanan disebabkan pertama penurunan impor nilai migas dengan andil minus 4,18 persen. Sedangkan nonmigas minus 0,75 persen,” kata Pudji.

Lebih lanjut, Pudji menambahkan bahwa nilai impor Indonesia secara tahunan meningkat 9,46 persen, tapi impor migas Indonesia turun 0,51 persen secara tahunan.

Ini disebabkan penurunan rata-rata harga agregat, sementara nonmigas nilainya naik 11,09 persen dengan komoditas yang meningkat tertinggi bijih logam terak dan abu yang naik 129,92 persen,” kata Pudji.

Pudji juga membeberkan bahwa impor barang konsumsi dan bahan baku mengalami penurunan.

“Secara bulanan, barang konsumsi turun US$94,99 juta atau minus 4,58 persen, bahan baku atau penolong juga turun US$1,15 miliar atau minus 7,16 persen," ujarnya.

Sementara itu, nilai impor barang modal tercatat masih naik 4,69 persen menjadi US$170,58 pada Agustus lalu.

Baca juga artikel terkait BPS atau tulisan lainnya dari Nabila Ramadhanty

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Nabila Ramadhanty
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Fadrik Aziz Firdausi