Menuju konten utama

BPS Catat Deflasi 0,03% pada Agustus 2024

Jika dilihat dari wilayah, sebanyak 26 dari 38 provinsi di Indonesia tercatat mengalami deflasi. Sedangkan 12 provinsi lainnya mengalami inflasi.

BPS Catat Deflasi 0,03% pada Agustus 2024
Suasana deretan gedung bertingkat di Jakarta, Senin (1/7/2024). Berdasarkan laporan Indonesia Economic Prospects, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan mencapai rata-rata 5,1 persen per tahun dari tahun 2024 hingga 2026. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/tom.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, secara bulanan terjadi deflasi pada Agustus 2024 sebesar 0,03 persen secara bulanan (month to month/mtm). Pada periode ini, indeks harga konsumen (IHK) mengalami penurunan dari 106,09 pada Juli 2024 menjadi 106,06 Mei 2024.

Sementara secara tahunan (year on year/yoy), terjadi inflasi sebesar 2,12 persen dan inflasi sebesar 0,87 persen secara tahun berjalan (year to date/ytd).

“Deflasi bulan Agustus 2024 ini lebih rendah dibanding Juli 2024 dan merupakan deflasi keempat pada tahun 2024,” kata Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam rilis Berita Resmi Statistik (BRS) Agustus 2024 di Jakarta, Senin (3/6/2024).

Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi terbesar antara lain, makanan, minuman dan tembakau dengan deflasi 0,52 persen, dengan andil 0,15 persen dari total deflasi. Kemudian, komoditas penyumbang utama inflasi adalah bensin dan cabai rawit dengan andil masing-masing 0,13 persen, kopi bubuk dan emas perhiasan dengan andil masing-masing 0,02 persen.

Lalu beras dan sigaret kretek mesin (SKM), serta ketimun dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,01 persen. Komoditas lain yang juga menjadi penyumbang inflasi berasal dari kelompok pendidikan, dengan andil 0,04 persen atau mengalami inflasi 0,65 persen.

“Biaya sekolah dasar atau SD, biaya kuliah perguruan tinggi, biaya sekolah menengah pertama memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,01 persen.” beber Pudji.

Sementara itu, deflasi Agustus 2024 didorong oleh deflasi komponen harga bergejolak (volatile food), yang mengalami deflasi sebesar 1,24 persen dan memberikan andil sebesar 0,02 persen terhadap total deflasi. Lalu, pada komoditas yang menjadi penyumbang deflasi kelompok volatile food antara lain, bawang merah, daging ayam ras, tomat, dan, telur ayam ras.

Jika dilihat dari wilayah, sebanyak 26 dari 38 provinsi di Indonesia tercatat mengalami deflasi. Sedangkan 12 provinsi lainnya mengalami inflasi.

“Deflasi terdalam sebesar 0,39 persen terjadi di Kalimantan Tengah. Sementara itu, inflasi tertinggi terjadi di Papua Barat yaitu sebesar 0,31 persen,” imbuh dia.

Lebih lanjut, Pudji menjelaskan, sejak 2020, deflasi selalu terjadi pada bulan Agustus. Namun, Agustus 2021 menjadi pengecualian karena mengalami inflasi sebesar 0,03 persen.

BPS juga mencatat selama lima tahun terakhir, deflasi pada Agustus umumnya disumbang oleh penurunan harga komoditas komponen harga bergejolak.

“Kelompok makanan, minuman dan tembakau ini selalu menjadi kelompok utama penyumbang deflasi di setiap bulan Agustus pada tahun 2020 sampai 2024. Kelompok ini juga mengalami deflasi berturut-turut dalam lima bulan terakhir di tahun 2024 ini,” sambung Pudji.

Baca juga artikel terkait DEFLASI atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Intan Umbari Prihatin