tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada April 2023 mengalami penurunan sebesar 25,45 persen dari bulan sebelumnya. Di mana nilai impor April hanya tercatat sebesar 15,35 miliar dolar AS, atau turun dari Maret sebelumnya yang sebesar 20,59 miliar dolar AS.
Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS, Imam Machdi mengatakan, penurunan impor di April terjadi baik pada migas maupun non migas. Untuk migas sendir tercatat sebesar 2,96 miliar dolar AS atau turun 1,98 persen. Sedangkan non migas 12,39 miliar dolar AS atau turun 29,48 persen.
"Karena ada peran dari beberapa komoditas penurunan impor untuk non migas sebesar 29,48 persen," kata dia dalam konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Senin (15/5/2023).
Penurunan impor non migas dipengaruhi pertama oleh mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya HS85 yang mengalami penurunan. Diikuti peralatan mekanis dan bagiannya HS84 turun 23,45 persen dan besi dan baja HS72 turun 36 44 persen.
Sementara penurunan impor migas sebesar 1,98 persen dikarenakan minyak mentah turun sebesar 4,15 persen. Kemudian diikuti hasil minyak juga turun sebesar 0,42 persen dan gas turun sebesar 4,67 persen.
Menurut penggunaanya, lanjut Imam impor April 2023 didominasi oleh bahan baku atau penolong senilai 11,60 miliar dolar AS. Diikuti barang modal dan konsumsi dengan masing-masing senilai 2,35 miliar dolar AS dan 1,40 miliar dolar AS.
"Impor bahan baku penolong ini menyumbang 75,57 persen dari total impor April 2023," imbuhnya.
Berdasarkan kenegaraan, penurunan impor terbesar Indonesia terjadi pada China (-1,54 miliar dolar AS), Thailand (-510 juta dolar AS), dan Jepang (-499 juta dolar AS).
Sedangkan impor terbesar Indonesia terjadi ke Brasil, Pantai Gading, dan Selandia Baru. Ketiganya masing-masing mencatatkan nilai impor sebesar 20,9 juta dolar AS, 16,6 juta dolar AS, dan 14,2 juta dolar AS.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang