tirto.id - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) memperkirakan penggunaan gas pipa dapat menghemat anggaran hingga Rp18 miliar per bulan. Hal itu terjadi lantaran pemerintah dapat menekan salah satu impor migas berupa gas LPG.
Kepala Seksi Akuntatif dan Tarif BPH Migas, Irawan mengatakan, penghematan dapat dicapai lantaran pengguna gas pipa tak lagi menggunakan LPG. Dengan demikian, kebutuhan gas dipenuhi dari sumber gas yang dialirkan melalui pipa gas milik pemerintah dan swasta.
"Kita bisa mengurangi impor LPG dengan jumlah Rp18,08 miliar per bulan karena konversi ke jaringan gas. Otomatis yang udah pakai gak beli LPG lagi,” ucap Irawan usai konferensi pers penetapan harga jual gas bumi melalui pipa untuk konsumen rumah tangga dan pelanggan kecil di BPH Migas, Selasa (5/3/2019).
Irawan mengatakan saat ini pembangunan jaringan gas kota (jargas) baru mencapai 325.773 sambungan rumah tangga (SR).
Jumlah itu tersebar di 45 kabupaten/kota. Progees per Senin (25/2/2019) jumlah itu ditambah 7 wilayah kabupaten/kota, sehingga memiliki total 52 daerah.
Di sisi lain, Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) menargetkan pembangunan jaringan gas kota hingga 4,7 juta sambungan rumah tangga (SR) hingga 2025. Dengan demikian, penghematan yang dilakukan dapat bertumbuh lebih besar lagi.
Direktur Gas Bumi BPH Migas, Tisnaldi mengatakan ke depan pemerintah perlu menggenjot pemakaian jargas hingga menggantikan penggunaan LPG sepenuhnya.
“Kami canangkan daerah-daerah yang pasokan gasnya besar itu jadi kota kabupaten bebas LPG. Semuanya jargas,” ucap Tisnaldi.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali