Menuju konten utama

Bocoran Pertanyaan Debat Belum Tentu Dongkrak Performa Paslon

KPU akan mengirim daftar pertanyaan debat sepekan sebelum debat dihelat. Apakah jawaban yang disiapkan para paslon bisa memuaskan para pemilih?

Bocoran Pertanyaan Debat Belum Tentu Dongkrak Performa Paslon
Calon Presiden Joko Widodo (kanan) dan Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan saat rapat Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Capres dan Cawapres Pemilu 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (21/9). Pasangan Jokowi-Ma'ruf memperoleh nomor urut 01, sementara pasangan Prabowo-Sandiaga memperoleh nomor urut 02. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/kye/18.

tirto.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) dipastikan akan memberikan daftar pertanyaan debat kepada para pasangan calon (paslon) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Daftar itu diberikan kepada paslon sepekan sebelum debat dihelat. Sejumlah pertanyaan bakal dipilih secara acak dari daftar tersebut, lalu diajukan kepada paslon.

Konsep yang tidak pernah diterapkan pada debat Pilpres sebelumnya itu dikritik oleh kubu Prabowo-Sandiaga. Hinca Panjaitan, wakil ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, mengatakan konsep itu tidak akan memunculkan efek kejut bagi para paslon sebab mereka sudah menyiapkan jawaban.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani, menyatakan tidak ada paslon manapun yang diuntungkan maupun dirugikan. Menurutnya, Jokowi pasti sudah menyimpan data, kebijakan, dan tanggapan pro serta kontranya sebelum debat. Pernyataan Arsul sekaligus membantah Juru Bicara BPN Prabowo-Sandiaga Andre Rosiade yang mengatakan bocoran pertanyaan menguntungkan Jokowi karena dia selalu membawa contekan saat berpidato.

"Ini menguntungkan petahana, karena kita tahu petahana itu kadang butuh contekan," kata Andre.

Dengan diberikannya bocoran pertanyaan, paslon memang bisa menyiapkan jawaban sebelum debat sehingga membuat mereka lebih tegas dalam melontarkan jawaban. Namun, apakah jawaban tersebut dapat memuaskan pemilih, atau bahkan membuatnya mengalihkan dukungan? Sebagai perbandingan, mari kita tengok Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS).

Ketika Trump Mencuit

Pada Kamis (20/10/2016), Donald Trump (kandidat presiden dari Partai Republikan) memaki lawannya, Hillary Clinton, dengan sebutan "Crooked Hillary" ("Hillary si Pembohong"). Ia menuduh kandidat presiden dari partai Demokrat tersebut mendapatkan bocoran pertanyaan debat.

"Mengapa Hillary Clinton tidak mengumumkan dia secara tidak sepantasnya diberi pertanyaan debat? Dia diam-diam menggunakannya! Crooked Hillary," kata Trump.

Sebelum kebenaran tudingan itu terlihat, Trump diserang balik karena dibilang menyebarkan kabar bohong. Trump pun tidak menjelaskan lebih lanjut debat yang dimaksud. Yang jelas, Debat Ketiga Pilpres AS 2016 baru dilaksanakan di University of Nevada, Las Vegas pada Rabu (19/10/2016) - sehari sebelum Trump mencuit.

Penasihat senior Komisi Debat Pilpres AS Peter Eyre mengatakan pertanyaan debat tidak diberikan ke Komisi, tim kampanye, maupun kandidat. Satu-satunya orang yang tahu pertanyaan debat ialah Chris Wallace, pemandu debat. Sementara itu, Hillary mengambil cuitan Trump sebagai kutipan untuk menyertai kampanye penggalangan dananya.

"Tunjukkan Trump, cuitannya dikenakan biaya—karena pendukung Hillary berjanji untuk menyumbang setiap kali dia mencuit [link]," kata Hillary.

Retasan WikiLeaks Mengungkap Bocoran

Namun, pada akhir Oktober 2016, tudingan Trump rupanya jadi kenyataan. Pada Senin (31/10/2016), WikiLeaks mengunggah sejumlah retasan surat daring yang diterima kepala tim kampanye Hillary John Podesta dari Donna Brazile, kontributor CNN sekaligus Wakil Ketua Komite Nasional Partai Demokrat (DNC). Isinya menunjukkan Brazile membocorkan pertanyaan debat Pemilihan Kandidat Presiden AS Usungan Demokrat (selanjutnya disebut Pemilihan Kandidat Demokrat) kepada kubu Hillary.

Pada Sabtu (5/3/2016), sehari sebelum debat Pemilu Demokrat di kota Flint, Michigan, yang disiarkan CNN dan TV One, Brazile mengirim sebuah surat daring bertajuk "Salah satu pertanyaan yang ditujukan ke HRC [akronim Hillary Rodham Clinton] dari seorang perempuan dengan ruam di kulit" kepada Podesta dan Jennifer Palmieri, direktur komunikasi kampanye Hillary.

"Keluarganya terkena racun timbal dan dia akan bertanya apa yang kira-kira akan dilakukan Hillary sebagai presiden untuk menolong warga Flint," sebut Brazile dalam surat daring tersebut.

Kemudian pada Sabtu (12/3/2016), sehari sebelum debat Pemilu Demokrat edisi di Ohio State University, Ohio yang disiarkan CNN, Brazile melayangkan surat daring bertajuk "Dari waktu ke waktu aku mendapat bocoran pertanyaan" kepada Palmieri. Di badan surat daring, Brazile menulis tiga paragraf berikut.

Ini salah satu yang membuat saya khawatir soal HRC

HUKUMAN MATI

Sembilan belas negara bagian dan District of Columbia telah melarang hukuman mati. Tiga puluh satu negara bagian, termasuk Ohio, masih mempraktikkan hukuman mati. Menurut Koalisi Nasional Penghapusan Hukuman Mati, sejak tahun 1973, 156 orang telah dijerat hukuman mati kemudian dibebaskan. Sejak 1976, 1.414 orang telah dieksekusi di AS. Itulah 11% orang Amerika yang didakwa hukuman mati, tapi kemudian dibatalkan dan dibebaskan. Haruskah Ohio dan 30 negara bagian lainnya masuk daftar terkini dan melarang hukuman mati?

Palmieri membalas, "Ya, itu yang ditanyakan kepadanya. Tidak semua orang menyukai jawabannya tetapi bisa menyebarkannya."

Pada Minggu (13/3/2016), presenter TV One yang menjadi pemandu debat Pemilu Demokrat edisi Ohio, Roland Martin, mengirim daftar tiga pertanyaan debat melalui surat daring kepada produser CNN. Pertanyaan ketiga menyoal hukuman mati.

Politico menunjukkan kata-kata, spasi, hurus kapital pertanyaan tersebut sama persis dengan yang dikirim Brazile ke Palmieri. Martin pun menyampaikan himpunan kalimat itu kepada Hillary saat debat sebelum mempersilakan Ricky Jackson, orang didaulat sebagai penanya, mengajukan pertanyaan. Namun, dia mengatakan tidak pernah menyampaikan pertanyaan itu kepada Brazile.

Brazile mengaku tidak pernah memberikan bocoran pertanyaan. Sementara itu, CNN mengatakan pihaknya tidak nyaman dengan retasan surat daring WikiLeaks yang menunjukkan peran kontributornya dalam membocorkan pernyataan debat kepada kubu Hillary. CNN sendiri mengatakan pihaknya tidak membagikan pertanyaan apapun ke Brazile. Brazile sudah tak lagi jadi kontributor CNN per 14 Oktober 2016 karena telah didapuk sebagai ketua DNC sementara pada 24 Juli 2016. Di sisi lain, CNN menuding TV One sebagai pihak yang membocorkan pertanyaan.

Infografik Bocoran pertanyaan debat

Infografik Bocoran pertanyaan debat

Kemelut itu berujung pada pengakuan Brazile. Setelah Trump dipastikan mengalahkan Hillary dan dilantik menjadi presiden AS pada 20 Januari 2017, Brazile menulis di Time (Maret 2017) dan menyatakan telah membagikan topik potensial dalam debat Pemilu Kandidat Demokrat yang disiarkan CNN kepada tim kampanye Clinton dalam perannya sebagai agen Demokrat dan wakil ketua DNC.

"Pekerjaan saya adalah membuat semua kandidat Demokrat kami terlihat baik, dan saya bekerja sama dengan kedua kubu tim kampanye untuk mewujudkannya," tulisnya. "Tapi mengirim surat daring itu adalah kesalahan yang akan saya sesali selamanya."

Blunder Brazille, Jawaban Hillary Tak Bikin Puas

"Saya benci jawaban Hillary Clinton, bikin aku benar-benar ingin muntah."

Demikian komentar Lee-Anne Walters, perempuan berbadan ruam yang dimaksud Brazile, ketika diwawancarai Huffington Post. Walters ialah orang yang bertanya soal kebijakan air di Michigan kepada Hillary. Kalimat di atas menggambarkan ketidakpuasannya terhadap jawaban Hillary. Komentar Walters menunjukkan bahwa meskipun Hillary dapat bocoran pertanyaan dan mungkin telah mempersiapkan jawaban, dia belum tentu bisa memuaskan kehendak pemilih.

"Kami akan berkomitmen pada prioritas untuk mengubah sistem air dan kami akan berkomitmen dalam lima tahun untuk menghilangkan timbal dari mana-mana," jawaban Hillary atas pertanyaan Walters kala itu.

Huffington Post melaporkan air di daerah Flint memiliki kadar timbal yang tinggi karena pemerintah setempat mengabaikan proses perawatan setelah kebijakan pemangkasan anggaran 2014. Timbal adalah racun saraf yang mematikan yang dapat menghambat pertumbuhan dan menyebabkan kerusakan otak pada anak-anak.

Keluarga Walters sendiri terkena dampak dari timbal tersebut. Walters menghubungi pihak berwenang setelah dokter menemukan kadar timbal hitam tinggi di tubuh salah satu putranya. Dia juga menggerakkan warga untuk turun ke jalan sehingga pemerintah negara bagian tak lagi bisa menyangkal fakta bahwa air kota telah terkontaminasi.

Di mata Walters, Hillary tak menjadikan penghapusan pipa timbal sebagai kebijakan mendesak. Jawaban Hillary juga masih fokus pada cat timbal, yang menurut para ahli epidemiologi adalah penyumbang racun timbal yang lebih besar daripada air.

"Anda akan berpikir Hillary akan menjawab pertanyaan dengan lebih baik mengingat dia diungtungkan secara tidak adil [karena dapat bocoran pertanyaan]," kata Walters kepada Huffington Post dalam sebuah email.

Baca juga artikel terkait DEBAT PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Husein Abdulsalam

tirto.id - Politik
Penulis: Husein Abdulsalam
Editor: Windu Jusuf