tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan sejumlah wilayah potensi mengalami kekeringan. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya hari tanpa hujan (HTH) secara berturutan di beberapa wilayah Indonesia.
"Berdasarkan hasil pemantauan curah hujan hingga 20 Juni 2019 dan prakiraan peluang curah hujan sangat rendah. Status siaga hingga awas di beberapa daerah," ujar Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal di Jakarta, Selasa (25/6/2019).
Ia menyebut, beberapa daerah dengan status awas (telah mengalami HTH kurang dari 61 hari dan prospek peluang curah hujan rendah lebih dari 20mm/dasarian pada 20 hari mendatang kurang dari 80 persen) meliputi:
1. Sebagian besar Yogyakarta
2. Jawa Timur (Sampang dan Malang)
3. Nusa Tenggara Timur
4. Jawa Barat (Indramayu)
5. Bali (Buleleng)
Sementara itu status siaga (telah mengalami HTH kurang dari 31 hari dan prospek peluang curah hujan rendah lebih dari 20mm/dasarian pada 20 hari mendatang kurang dari 80 persen) meliputi:
1. Jakarta Utara
2. Banten (Lebak dan Tangerang)
3. Nusa Tenggara Barat
4. Sebagian besar Jawa Tengah
"Monitoring terhadap perkembangan musim kemarau menunjukkan berdasarkan luasan wilayah, 35 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau dan 65 persen wilayah masih mengalami musim hujan," tuturnya.
Ia juga mengatakan beberapa wilayah sudah memasuki musim kemarau seperti di pesisir utara dan timur Aceh, Sumatera Utara bagian utara, Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan bagian tenggara, pesisir barat Sulawesi Selatan, pesisir utara Sulawesi Utara, pesisir dalam perairan Sulawesi Tengah, sebagian Maluku dan Papua bagian selatan.
"Beberapa daerah diprediksikan masih berpeluang mendapatkan curah hujan. Pada umumnya prospek akumulasi curah hujan 10 harian ke depan, berada pada kategori rendah," ujarnya.
Sementara, untuk curah hujan kriteria menengah menurutnya diperkirakan dapat terjadi di pesisir Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan bagian barat, Jambi bagian barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah bagian utara, Sulawesi bagian tengah, Papua Barat bagian utara dan Papua bagian utara.
Sedangkan, curah hujan kriteria tinggi diperkirakan dapat terjadi di pesisir timur Sulawesi Tengah dan Papua bagian tengah.
Lebih lanjut lagi ia katakan bahwa kejadian anomali iklim global di Samudera Pasifik menunjukkan bahwa kondisi El Nino lemah.
Sedangkan Anomali SST di wilayah Samudera Hindia menunjukkan kondisi Indian Ocean Dipole positif.
"Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung setidaknya hingga Oktober November Desember," pungkasnya.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari