tirto.id - Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono merespon wacana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan.
Menurut dia, ada hal yang perlu diperhatikan sebab di Kalimantan terdapat sesar gempa yang masih aktif.
"Di Kalimantan ada sesar aktif yakni sesar Meratus, Tarakan, Sampurna. Ada juga sesar yang panjang yan sebelah utara dan selatan, itu sesar Adang. Tapi itu [sesar] purba," ujar dia di kantor BNPB, Jakarta Timur, Jumat (28/6/2019).
Pulau Kalimantan, menurutnya, tergolong wilayah yang berpotensi terjadi gempa, meskipun hanya terjadi di beberapa wilayah saja.
"Di Pulau Kalimantan itu, tidak benar, tidak pernah ada gempa. Setelah BMKG melakukan instalasi gempa di 2006 dan 2008 ternyata aktivitas gempanya cukup banyak. Bukan kali ini saja, dulu ada," ujar dia.
Ia mencatat terdapat delapan gempa merusak yang pernah terjadi di Kalimantan. Di antaranya, terjadi di Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur. Sementara di wilayah lain, daya merusaknya cukup kecil.
Namun demikian potensi gempa di Kalimantan, tetap saja menurutnya tidak sebesar dari provinsi lain.
"Kalimantan termasuk [provinsi] yang tingkat gempanya paling rendah dari provinsi Indonesia lainnya," ujar dia.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah memetakan tiga calon lokasi Ibu Kota baru yakni di Sumatra bagian timur, Sulawesi bagian selatan, dan Kalimantan keseluruhan. Ditargetkan tahun 2019, pemerintah sudah memutuskan lokasi Ibu Kota pengganti Jakarta.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Zakki Amali