tirto.id - Guru Besar Ekonomi Universitas Gajah Mada, Mudrajad Kuncoro mengatakan pemindahan ibu kota negara DKI Jakarta dapat mengatasi ketimpangan ekonomi. Salah satu indikatornya, menurut Mudrajad, adalah pemerataan distribusi pendapatan.
Mudrajad mencontohkan porsi pendapatan Pulau Jawa di era pemerintahan Presiden Jokowi saja sudah mencapai 59 persen dari total nasional. Padahal di saat yang sama daerah lain seperti Kalimantan mengalami penurunan.
Ia menilai bila pemerintah akhirnya menggelontorkan wacana pembangunan ibu kota baru maka ia melihat hal ini dapat menjadi momentum. Dampaknya, diyakini dapat melawan tingginya rasio gini yang masih cukup besar di Indonesia.
“Saya garis bawahi bahwa pemindahan ibu kota salah satunya adalah pemerataan distribusi pendapatan. Ini momentum untuk distribusi pendapatan yang saat ini masih tinggi di Jawa saja,” ucap Mudrajad dalam paparannya di dialog nasional kedua tentang pemindahan ibu kota di Gedung Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada Rabu (26/6/2019).
Bagi Kalimantan, Mudradjad yakin bila nantinya wilayah itu dapat bertumbuh pesat. Berdasarkan data Bappenas pada proses pembangunan ibu kota nanti, ada pelipatgandaan nilai (multiplikasi).
Pada sektor investasi, diperkirakan ada multiplikasi sebanyak 2,3 dari nilai yang diinvestasikan. Misalnya, jika investasi yang dikucurkan berjumlah Rp1 triliun, maka hasilnya bernilai Rp2,3 triliun.
Lalu pada sektor tenaga kerja, akan ada multiplikasi sebanyak 2,9. Misalnya setiap penambahan satu buah pekerjaan di sektor publik, akan menciptakan 2,9 pekerjaan baru di sektor swasta.
“Kalau perencanaan dana untuk membangun ibu kota itu Rp466 triliun bayangkan itu big push bagi Kalimantan yang sebelumnya paling hanya Rp16 triliun,” ucap Mudrajad.
Belum lagi, katanya, bila Bappenas sudah memprediksi akan ada peningkatan pertumbuhan ekonomi sebanyak 0,1 persen, maka itu sebenarnya hanya permulaan. Bila nanti sudah berjalan beberapa waktu, peningkatan pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan dapat lebih dari 0,1 persen.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri