Peringatan dini potensi kekeringan panjang dikeluarkan BMKG untuk beberapa wilayah seperti Jakarta Utara, Bali, dan beberapa wilayah di Jogja.
tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan adanya peringatan dini potensi kekeringan meteorologis berstatus awas di beberapa daerah Indonesia, Kamis (7/11/2019).
Beberapa daerah tersebut antara lain,
“Potensi curah hujan sangat rendah masih terdapat di Padang bagian barat, Bengkulu bagian barat, Lampung, pesisir selatan Banten, sebagian Pulau Madura, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan bagian selatan, Sulawesi Utara bagian selatan dan Maluku bagian selatan,” tulis laman resmi humas BMKG.
Berikut 10 wilayah yang hingga pantauan BMKG terakhir masih alami kekeringan panjang.
1. Sumba Timur, NTT (229 hari)
2. Lembata, NTT (218 hari)
3. Buleleng, Bali (206 hari)
4. Sumbawa Barat, NTB (200 hari)
5. Sampang, Jawa Timur (199 hari)
6. Gunung Kidul, DIY (197 hari)
7. Kulon Progo, DIY (197 hari)
8. Belu, NTT (197 hari)
9. Bantul, DIY (196 hari)
10. Flores Timur, NTT (196 hari)
Beberapa daerah tersebut antara lain,
- Bali
- Banten
- Jakarta Utara
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Jawa Timur
- Kalimantan Selatan
- Lampung
- NTB
- NTT
- Papua
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Utara
- DIY
“Potensi curah hujan sangat rendah masih terdapat di Padang bagian barat, Bengkulu bagian barat, Lampung, pesisir selatan Banten, sebagian Pulau Madura, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan bagian selatan, Sulawesi Utara bagian selatan dan Maluku bagian selatan,” tulis laman resmi humas BMKG.
Berikut 10 wilayah yang hingga pantauan BMKG terakhir masih alami kekeringan panjang.
1. Sumba Timur, NTT (229 hari)
2. Lembata, NTT (218 hari)
3. Buleleng, Bali (206 hari)
4. Sumbawa Barat, NTB (200 hari)
5. Sampang, Jawa Timur (199 hari)
6. Gunung Kidul, DIY (197 hari)
7. Kulon Progo, DIY (197 hari)
8. Belu, NTT (197 hari)
9. Bantul, DIY (196 hari)
10. Flores Timur, NTT (196 hari)
Baca juga:
(tirto.id - Sosial Budaya)
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH