tirto.id - Para nelayan tradisional diimbau agar mewaspadai gelombang tinggi yang mencapai 2,5 meter di laut Maluku pada beberapa hari ke depan. Hal ini disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pattimura Ambon, Minggu (3/12/2017).
"Gelombang setinggi 2,5 meter berbahaya bagi nelayan yang hendak menangkap ikan dengan armada tradisional," kata Kepala BMKG Stasiun Pattimura Ambon George Mahubessy, dilansir Antara.
Dengan adanya peringatan itu, para nelayan diminta untuk tidak memaksakan diri melaut bila hanya dengan mengandalkan armada tradisional. Armada tradisional berupa perahu berbodi besar tidak kuat menahan gempuran ombak setinggi 2,5 meter, sehingga bisa berakibat fatal bagi para nelayan yang menggunakannya.
George mengemukakan, imbauan tersebut telah diteruskan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku maupun sembilan kabupaten dan dua kota. Para bupati maupun wali kota se-Maluku juga diminta mengingatkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) teknis agar memperhatikan peringatan dini dari BMKG.
"Jadi dalam kondisi cuaca ekstrem, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru," kata George.
Sementara itu ia juga menambahkan, terutama untuk para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani