Menuju konten utama

BMKG: Gelombang Tinggi Hingga 6 Meter Diprediksi Kembali Terjadi

Pada 3-5 Agustus 2018, masyarakat dan kapal-kapal yang akan berlayar diimbau mewaspadai potensi gelombang tinggi hingga 6 meter.

BMKG: Gelombang Tinggi Hingga 6 Meter Diprediksi Kembali Terjadi
Ombak menghantam sebuah perahu nelayan yang akan merapat ke darat di Pantai Pasie Nan Tigo, Padang, Sumatera Barat, Kamis (26/7/2018). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra.

tirto.id - Peringatan dini gelombang tinggi hingga 6 meter di beberapa wilayah perairan Indonesia kembali dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang berpeluang terjadi hingga tiga hari ke depan.

Menurut keterangan Deputi Meteorologi BMKG, Mulyono Prabowo dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Jumat (3/8/2018), berdasarkan pantauan BMKG terdapat pola tekanan tinggi di wilayah perairan Barat Australia.

Pola tekanan tinggi tersebut dapat memicu terjadinya peningkatan kecepatan angin Timuran dengan kecepatan 55km/jam melewati Samudra Hindia Barat Lampung hingga Selatan Jawa, perairan Selatan Banten hingga Jawa Barat.

"Selain adanya peningkatan kecepatan angin Timuran, terdapat pula peningkatan ketinggian swell di Selatan Jawa Timur hingga Bali yang mengakibatkan potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan Indonesia khususnya di perairan Barat Daya Sumatera hingga Selatan NTT," kata Prabowo.

Karena itu masyarakat pesisir, terutama para nelayan perlu mewaspadai gelombang tinggi dengan dampak risiko yang timbulkan terhadap keselamatan pelayaran.

Prabowo menerangkan bahwa untuk perahu nelayan sangat rentan terhadap kecepatan angin lebih dari 15 knots (27 km/jam) dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.

Sementara itu, untuk kapal tongkang perlu mewaspadai risiko apabila terjadi potensi kecepatan angin lebih dari 16 knots (30 km/jam) dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.

Sedangkan di perairan Sabang, perairan Barat Aceh, Nias, Selat Sunda bagian Selatan, perairan Selatan Pulau Sumba, pulau Sawu, pulau Rote, selat Sumba bagian Barat, selat Sape Bagian Selatan, laut Sawu, perairan Selatan Kupang perlu diwaspadai terjadi potensi tinggi gelombang 2,5-4 meter.

Untuk kapal ferry yang biasa digunakan sebagai transportasi penyeberangan, sangat rentan jika terjadi kecepatan angin lebih dari 21 knots (39 km/jam) dengan ketinggian gelombang diatas 2,5 meter.

Sedangkan, bagi kapal yang berukuran besar, seperti kapal kargo/kapal pesiar, berisiko untuk berlayar apabila terjadi peningkatan kecepatan angin lebih dari 27 knots (50 km/jam) dan tinggi gelombang diatas 4 meter.

Pada 3-5 Agustus 2018, masyarakat dan kapal-kapal diimbau mewaspadai potensi gelombang tinggi hingga 6 meter.

Gelombang tinggi 4-6 meter berpeluang terjadi di perairan Kepulauan Mentawai, perairan Enggano hingga Bengkulu, perairan Barat Lampung, perairan Selatan Banten hingga Jawa Timur, perairan Selatan Bali hingga Sumbawa, selat Bali hingga Lombok dan selat Alas Bagian Selatan, Samudera Hindia Barat Mentawai hingga Selatan Pulau Sumbawa.

Sementara itu, tinggi gelombang 1,25 - 2,5 meter berpeluang terjadi di selat Malaka bagian Utara, perairan Timur Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, selat Sunda Bagian Utara, laut Timor, perairan Selatan Flores, selat Omba dan laut Natuna Utara, Selain itu, perairan Kepulauan Anambas hingga Natuna, perairan Timur Batam hingga Pulau Bintan, perairan Utara Bangka hingga Belitung, laut Natuna dan selat Karimata.

Serta di laut Jawa, Selat Makasar, perairan Kotabaru, laut Sulawesi, perairan Kepulauan Sangihe hingga Talaud, laut Maluku bagian Utara, perairan Utara Halmahera, dan Samudera Pasifik Utara Halmahera hingga Papua Barat.

Baca juga artikel terkait GELOMBANG TINGGI

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri