tirto.id - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Trikasih Lembong menilai kondisi politik saat ini masih bisa memberikan kepercayaan kepada investor asing untuk menanamkan modalnya meskipun sudah menjelang Pilpres 2019.
Thomas menyebutkan stabilisasi politik merupakan salah satu faktor penting untuk memberikan kepercayaan investor asing. Sejauh ini, ia melihat aspek politik Indonesia termasuk stabil dibandingkan negara lainnya.
"Kita telah memasuki tahun politik yang akan berlanjut hingga tahun depan di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi global sekarang, investasi cenderung melambat dan para investor bersifat wait and see," ujar Thomas di Kantor BKPM Jakarta pada Selasa (14/8/2018).
Sebelumnya, Thomas sempat mengatakan bahwa investor masih cenderung menunda investasi (wait and see) karena adanya tahun politik di tengah pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS.
"Sikap wait and see yang akan terjadi pasti juga karena di tahun politik, diamplifikasi oleh gejolak rupiah dan gejolak pasar modal dunia," ucap Thomas.
Untuk itu, ia mendukung berbagai kebijakan pemerintah yang dapat menjaga stabilitas politik di tengah berlangsungnya tahun politik. Kebijakan tersebut antara lain: penguatan nilai tukar rupiah dengan menarik modal masuk (inflow) ke dalam negeri. Contohnya, pengambilalihan Blok Mahakam, Blok Rokan, dan divestasi Freeport.
"Kami di BKPM mendukung sepenuhnya langkah tersebut. Kami bangga atas kembalinya konsesi SDA [sumber daya alam] kepada tangan negara. Perlu ditekankan di samping stabilisasi kurs, yang menjadi sangat mendasar bagi sentimen pasar dan investasi adalah stabilitas politik," ujarnya.
Ia juga mengapresiasi kinerja stabilitas politik pada Triwulan II 2018. Ia juga berharap, stabilitas politik dalam negeri akan semakin membaik pada Triwulan III dan IV 2018. Sehingga semakin berperan besar terhadap realisasi investasi.
"Syukur dan Alhamdulilah untuk aspek politik Triwulan II. Dan prospeknya Triwulan III dan Triwulan IV (aspek politik) berikan bantuan cukup besar ke sentimen pasar modal dan investasi, lain dengan banyak negara berkembang yang lainnya," ucap Thomas.
Selain menjaga stabilitas politik, pemerintah juga akan bertindak proaktif untuk menguatkan nilai tukar (kurs) rupiah yang melemah terhadap dolar AS. Selain itu, pemerintah juga akan menahan aliran modal asing keluar (outflow) dari pasar modal dalam negeri.
"Pemerintah akan proaktif ambil langkah istimewa dan terobosan yang drastis untuk meng-counter dan menghalau efek negatif dari gejolak kurs dan gejolak pasar modal," ujarnya.
Thomas juga optimistis target realisasi investasi pemerintah sebesar Rp 765 triliun akan tercapai karena masih tersisa 4,5 bulan menuju akhir tahun.
"Dengan masih ada 4,5 bulan, masih ada waktu untuk berjuang mengejar target 2018 dan masih ada waktu mempersiapkan langkah untuk menjaga realisasi di tahun 2019. Walau prospek 2018 harus diakui dengan perlambatan yang terjadi tentunya pencapaian target 2018 menjadi lebih sulit," ucapnya.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Alexander Haryanto