Menuju konten utama

Biografi Abu Zayd Al-Balkhi: Perintis Terapi Kognitif Psikologi

Abu Zayd Al-Balkhi merupakan psikolog muslim perintis terapi kognitif. Berikut ini biografi Abu Zayd Al-Balkhi & kontribusinya bagi ilmu kesehatan jiwa.

Biografi Abu Zayd Al-Balkhi: Perintis Terapi Kognitif Psikologi
Ilustrasi biografi ilmuwan muslim. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Abu Zayd Al-Balkhi merupakan salah satu psikolog muslim terkenal yang merintis terapi kognitif. Selain pakar ilmu kejiwaan, sebenarnya Abu Zayd Al-Balkhi adalah sosok polimatik yang menguasai beragam disiplin pengetahuan, mulai dari geografi, teologi, politik, sastra, hingga psikologi. Berikut ini biografi Abu Zayd Al-Balkhi yang dikenal sebagai perintis terapi kognitif psikologi.

Dalam kitabnya berjudul Al-Fihrist, Al-Balkhi menuliskan bahwa dirinya telah menghasilkan 41 karya dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Sayangnya, banyak tulisan yang dihasilkan Al-Balkhi lenyap dan tak bisa diakses lagi sekarang.

Abu Zayd Al-Balkhi memiliki nama panjang Muhammad bin Ishaq Abul Fajar An-Nadim. Dalam panggilan sehari-hari, Abu Zayd al-Balkhi dikenal dengan nama Ibnu An-Nadim. Ia lahir di Syamistiyan, wilayah Balkh (sekarang kawasan Afghanistan) pada 235 hijriah/849 M.

Pada masa mudanya, Al-Balkhi merantau ke Baghdad untuk menimba ilmu selama 8 tahun. Dari situ juga, Al Balkhi bertemu dengan Abu Yaqub bin Ishaq Al-Kindi dan berguru kepadanya. Dari Al-Kindi, Al-Balkhi banyak belajar konsep matematika, geografi, astrologi, psikologi, hingga filsafat.

Al-Balkhi dianggap sebagai tokoh yang pertama kali menemukan psikologi kognitif dan medis. Hal ini termuat dalam kitabnya, yakni Al-Masalih al-Abdan wal-Anfus.

Dilansir lamanInsists, Al-Balkhi dianggap sebagai orang yang pertama kali membedakan antara sakit saraf (neurosis) dan sakit jiwa (psychosis), serta orang yang pertama kali mengklasifikasikan gangguan saraf (neurotic disorders) dan perintis terapi kognitif (cognitive therapy) dalam rangka mengkaji pengelompokan gangguan penyakit jiwa.

Pada masa tersebut, Al-Balkhi mengkritik bidang kedokteran yang lebih berkonsentrasi pada penyakit fisik pasien dan mengesampingkan aspek psikologinya. Al-Balkhi memiliki keyakinan bahwa bila tubuh seseorang sakit, ia akan kehilangan kemampuan kognitif dan gagal menikmati beragam aspek kehidupan lainnya.

Begitu pun sebaliknya, saat kondisi psikologis seseorang melemah atau pikirannya terganggu, fisiknya akan lebih rentan terserang penyakit.

Dikutip dari karyaIlmiah Deuraseh dan Talib (2005), Al-Balkhi menjelaskan bahwa penyembuhan fisik dengan metode operasi dan penggunaan obat-obatan hanya akan mendatangkan efek samping bagi pasien, seperti rasa nyeri, hingga besarnya biaya pengobatan yang harus dikeluarkan.

Di samping itu, perawatan psikologis merupakan cara penyembuhan lebih efektif (bagi gangguan kejiwaan tertentu) bagi pasien ketimbang mengonsumsi obat-obatan.

Al-Balkhi wafat pada 332 H/934 M. Salah satu karya fenomenalnya adalah Mashalih al-Abdan wa l-Anfus yang diterjemahkan Malik Badri dengan judul Sustenance of the Soul: The Cognitive Behaviour Therapy of a Ninth Century Physician (2013).

Kitab ini berisi tema-tema yang membahas tentang kesehatan tubuh dan jiwa. Manuskrip asli dari kitab ini tersimpan di Istanbul yang terdiri dari dua bab. Bab pertama adalah Mashalih Al-Abdan (kesehatan tubuh) yang mencakup 14 bagian, sementara bab kedua ialah Masalih Al-Anfus (kesehatan mental) yang mencakup 8 bagian.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2022 atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Humaniora
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Abdul Hadi