tirto.id - Ibn Al Nafis adalah ilmuwan muslim, bapak fisiologi sirkulasi dan penemu sirkulasi darah minor.
Salah satu teori Ibnu Nafis yang paling berpengaruh adalah teori sirkulasi darah-paru-paru. Ia membantah teori milik Galen (129 SM -- 200/216 M), dokter terkemuka asal Yunani.
Galen menyebutkan bahwa darah mengalir melalui "lubang tak terlihat" yang terdapat antara bilik kanan dan kiri jantung. Temuan ini diakui pada abad pertengahan dan diterima sebagai teori yang absolut.
Ibnu Nafis menyebutkan bahwa teori Galen mengenai sirkulasi darah keliru. Temuan Galen itu diperoleh melalui pembedahan anak yang lahir prematur.
Ibnu Nafis menyebutkan bahwa peredaran darah manusia dimulai dari bilik kanan, melalui arteri pulmonalis, kemudian mengalir ke paru-paru. Lewat vena pulmonalis, sirkulasi darah kemudian kembali ke serambi kiri menuju bilik kiri untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
Temuannya ini berujung pada kesimpulan bahwa darah dipompa dari bilik kanan ke paru-paru, tempat darah akan bercampur dengan oksigen, untuk kemudian dialirkan ke bilik kiri. Ia merupakan tokoh pertama yang menggambarkan susunan paru-paru dan interaksi antar jaringan pembuluh darah juga pernapasan. Temuannya itu bahkan bertentangan dengan pendapat Ibnu Sina.
Berdasarkan teori itu, Ibn Nafis berhasil menemukan bahwa darah disaring di dalam paru-paru, yang lebih lanjut dikenal sebagai sistem peredaran darah pulmonal.
Untuk mengenal lebih jauh ilmuwan muslim di bidang kesehatan ini, berikut adalah profil Ibnu Al Nafis selengkapnya.
Profil Ibn Al Nafis: Ambil Pendidikan Dokter di Syria
Ibnu Al Nafis menempuh pendidikan dokter di Medical College Hospital atau Bimaristan Al Noori, Damaskus, Syria. Sosok yang mempunyai nama lengkap Ala-al-Din Abu al-Hasan Ali Ibn Abi al-Hazm al-Qarshi al-Dimashqi ini lahir pada 1213 di Damaskus.
Ibn Al Nafis Diangkat Jadi Kepala Rumah Sakit dan Dokter Pribadi Sultan
Selepas pendidikannya, ia bekerja di Rumah Sakit Al Nassri pada 1236, kemudian diangkat menjadi kepala Rumah Sakit Mansuriya dan menjadi dokter pribadi Sultan. Ibnu Nafis diperkirakan meninggal pada 1288 pada usia 78 tahun.
Ibnu Al Nafis Terkenal dengan Teori Peredaran Darah
Salah satu teori Ibnu Nafis yang paling berpengaruh adalah teori sirkulasi darah dan paru-paru. Teori peredaran darah Ibn Nafis yang tertuang dalam Syarah Tasyrih Al-Qanun terlewatkan selama 300 tahun. Teori ini terungkap pada 1924 oleh Muhyiddin At-Tathawi seorang dokter asal Mesir dalam manuskrip tersebut di sebuah perpustakaan Berlin, Jerman.
Sepanjang teori tersebut dilupakan, sejumlah ilmuwan Eropa telah mengklaim ide yang serupa. Salah satu ilmuwan tersebut adalah Michael Servetus (1511-1553).
Editor: Addi M Idhom