Menuju konten utama

BI Proyeksi Ekonomi RI 2023 Tumbuh 5,3%, Ini Sebabnya

BI memproyeksi ekonomi Indonesia pada tahun ini tetap kuat yaitu 4,5 persen - 5,3 persen. Hal itu didorong oleh peningkatan permintaan domestik- investasi.

BI Proyeksi Ekonomi RI 2023 Tumbuh 5,3%, Ini Sebabnya
Kapal tunda melintas di dekat kapal yang melakukan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (23/7). Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2018 akan berada pada 5,1 persen (year on year/yoy) atau bias bawah sasaran Bank Sentral di 5,1-5,5 persen karena penurunan kontribusi dari kinerja ekspor. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

tirto.id - Bank Indonesia (BI) memperkirakan ekonomi Indonesia pada tahun ini tetap kuat pada kisaran 4,5 persen sampai dengan 5,3 persen. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan permintaan domestik, baik konsumsi rumah tangga maupun investasi.

Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, prakiraan tersebut sejalan dengan naiknya mobilitas masyarakat pasca penghapusan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Kemudian membaiknya prospek bisnis, meningkatnya aliran masuk Penanaman Modal Asing (PMA), serta berlanjutnya penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN).

"Pertumbuhan ekonomi yang kuat didukung oleh hampir seluruh komponen PDB dari sisi pengeluaran," kata dia di Jakarta, Selasa (7/2/2023).

Berkaca pada 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan tahun tercatat 5,31 persen (yoy), jauh meningkat dari capaian tahun sebelumnya sebesar 3,70 persen (yoy). Sementara pada kuartal IV 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia sedikit melambat yakni 5,01 persen (yoy).

Konsumsi rumah tangga pada tahun lalu tumbuh sebesar 4,48 persen (yoy) sejalan meningkatnya mobilitas masyarakat, termasuk aktivitas perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru, serta berlanjutnya penyaluran bantuan sosial. Ekspor tetap tumbuh tinggi sebesar 14,93 persen (yoy), didorong oleh permintaan mitra dagang utama yang masih kuat.

Pertumbuhan investasi nonbangunan juga tetap tinggi sejalan dengan kinerja ekspor, meskipun pertumbuhan investasi secara keseluruhan sedikit tertahan pada 3,33 persen (yoy) akibat investasi bangunan yang masih rendah. Sementara itu, konsumsi Pemerintah terkontraksi 4,77 persen (yoy), namun lebih dipengaruhi oleh penurunan belanja barang untuk Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) seiring dengan kondisi pandemi yang terus membaik.

Pertumbuhan ekonomi yang tetap kuat juga tercermin secara Lapangan Usaha dan spasial. Secara Lapangan Usaha (LU), seluruh LU pada kuartal IV 2022 juga menunjukkan kinerja positif, terutama ditopang oleh Industri Pengolahan, Perdagangan Besar dan Eceran, serta Informasi dan Komunikasi.

Sedangkan LU Transportasi dan Pergudangan serta Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum juga mencatat pertumbuhan yang tinggi didorong oleh berlanjutnya peningkatan mobilitas masyarakat dan naiknya kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara.

Secara spasial, pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2022 tercatat tetap kuat di seluruh wilayah Indonesia, meskipun ada sebagian daerah yang melambat. Pertumbuhan ekonomi tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi - Maluku - Papua (Sulampua), diikuti Bali - Nusa Tenggara (Bali Nusra), Kalimantan, Sumatera, dan Jawa.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI 2023 atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin