Menuju konten utama

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2022 Tembus 5,31 Persen

BPS mencatat realisasi pertumbuhan ekonomi 2022 sebesar 5,31 persen dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2022 Tembus 5,31 Persen
Kendaraan melaju di antara gedung bertingkat di kawasan Pancoran, Jakarta, Sabtu (20/3/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat realisasi pertumbuhan ekonomi 2022 sebesar 5,31 persen dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Kepala BPS Margo Yuwono menyebutkan, angka tersebut merupakan pertumbuhan yang tertinggi sejak tahun 2013.

"Saat itu di tahun 2013, Indonesia mampu tumbuh 5,56 persen (yoy)," ujar Margo dalam konferensi pers dikutip dari Antara, Senin (6/2/2023).

Dia menjelaskan secara nominal perekonomian Indonesia sudah lebih tinggi dari sebelum pandemi COVID-19 yakni di tahun 2019 dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp15,83 ribu triliun dan PDB atas dasar harga konstan (ADHK) Rp10,95 ribu triliun.

Sementara di tahun 2022, PDB ADHB berhasil meningkat mencapai Rp19,59 ribu triliun. Kemudian PDB ADHK Rp11,71 ribu triliun, dengan PDB per kapita mencapai Rp71 juta atau 4.783,9 dolar AS.

Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2022 terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 19,87 persen (yoy), diikuti sektor penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 11,97 persen (yoy), dan jasa lainnya sebesar 9,47 persen (yoy).

Adapun industri pengolahan yang memiliki peran dominan tumbuh 4,89 persen (yoy), sedangkan pertanian, kehutanan, dan perikanan serta perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor masing-masing tumbuh sebesar 2,25 persen (yoy) dan 5,52 persen (yoy).

Lebih lanjut dia menjelaskan lapangan usaha transportasi dan pergudangan serta akomodasi dan makan minum berhasil tumbuh paling tinggi. Dia menuturkan hal itu didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat serta peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara.

"Namun industri pengolahan yang mendominasi pertumbuhan ekonomi sebesar 1,01 persen masih tumbuh di bawah pertumbuhan ekonomi nasional," tuturnya.

Sementara itu, dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen ekspor barang dan jasa sebesar 16,28 persen (yoy), yang didorong oleh windfall alias penerimaan tak terduga dari komoditas unggulan.

Pertumbuhan tertinggi selanjutnya diraih oleh impor sebesar 14,75 persen (yoy), yang didorong kenaikan impor barang modal dan bahan baku. Kemudian, konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh 5,64 persen (yoy), konsumsi rumah tangga 4,93 persen (yoy), serta pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 3,87 persen (yoy).

Kendati demikian, konsumsi pemerintah tercatat mengalami kontraksi sebesar 4,51 persen (yoy). Secara keseluruhan, konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 2,61 persen.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI 2022

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin