tirto.id - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami perlambatan signifikan menjadi 0,9-1,9 persen pada 2020, akibat pandemi Corona atau COVID-19.
“Dengan mempertimbangkan keseluruhan dari berbagai tersebut, pertumbuhan ekonomi diperkirakan menurun pada kisaran 0,9-1,9 persen pada 2020 dan kembali meningkat pada kisaran 5-6 persen 2021,” ucap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Kamis (18/6/2020).
Prediksi BI ini menunjukkan penurunan sejak estimasi terakhir pada bulan sebelumnya. Pada April 2020 BI memprediksi pertumbuhan ekonomi masih bisa dijaga di kisaran 2,3 persen lalu berubah lagi pada Mei 2020 dengan prediksi di bawah 2,3 persen. Kini pertumbuhan ekonomi diprediksi di bawah 1,9 persen.
Perry menjelaskan pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa mulai membaik pada Q3 2020 setelah pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah. Ditambah dorongan positif dari kebijakan moneter dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Keadaan ini, menurutnya, akan jauh berbeda dari posisi Q2 2020 yang dipastikan akan terkontraksi sebagai imbas penerapan PSBB. Sebabnya PSBB menyebabkan aktivitas ekonomi harus terhenti dan sementara ditangguhkan. Pada masa itu ia juga mencatat konsumsi sampai ekspor menurun seiring melemahnya permintaan domestik dan global.
“Ke depan BI memperkuat sinergi pemerintah dan otoritas terkait agar kebijakan yang ditempuh semakin efektif mendorong pemulihan pasca-COVID-19,” ucap Perry.
Pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa semakin membaik pada tahun 2021. Hal itu dimungkinkan oleh sejumlah faktor. Antara lain pemulihan ekonomi global, stimulus kebijakan pemerintah dan BI, dan terakhir faktor statisik yang dikenal base effect.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti