tirto.id -
Bank Indonesia menyatakan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali mengalami pelambatan selama tahun 2015 yang dipengaruhi oleh menurunnya industri pariwisata sebagai dampak penutupan bandara akibat erupsi gunung berapi.
"Pelambatan pada kinerja industri pariwisata itu disebabkan oleh penutupan beberapa periode Bandara Internasional Ngurah Rai sebagai dampak terjadi bencana alam," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Dewi Setyowati dalam diseminasi kajian ekonomi dan keuangan regional Provinsi Bali, di Denpasar, Kamis, (17/3/2016).
Beberapa bencana alam yang cukup mempengaruhi kondisi pariwisata di Bali adalah erupsi Gunung Raung yang terjadi pada Agustus 2015 dan Gunung Barujari pada November 2015.
Erupsi tersebut memaksa pihak terkait menutup operasional bandara karena sebaran abu vulkanik mengarah ke wilayah udara Bali. Kondisi tersebut kemudian memengaruhi kunjungan wisatawan dari sejumlah negara.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali menyebutkan kunjungan wisatawan mancanegara pada Agustus 2015 mencapai 303.621 orang. Jumlah itu menurun 20,6 persen jika dibandingkan Juli 2015 yang mencapai 382.683 orang.
Penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara juga terjadi pada November 2015 dengan jumlah wisatawan mancanegara mencapai 270.935 orang atau menurun 26,6 persen jika dibandingkan Oktober 2015 yang mencapai 369.447 orang.
Pertumbuhan ekonomi di Pulau Dewata pada tahun 2015 adalah sebesar 6,04 persen year-on-year (y-o-y) atau mengalami pelambatan dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 6,73 persen dengan nilai riil mencapai Rp 177,17 triliun.
Bank sentral mencatat terjadi pelambatan pada triwulan IV 2015. Pada triwulan tersebut, pertumbuhan ekonomi Bali sebesar 5,96 persen atau melambat dibandingkan triwulan III yang mencapai 6,30 persen, dengan nilai agregat untuk hasil riil pada periode laporan tercatat sebesar Rp 33,3 triliun. (ANT)