tirto.id - Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Mei 2016 sebesar 0,19 persen yang kemudian mendorong laju inflasi tahunan menjadi sekitar 3,3 persen, semakin rendah di bawah prediksi bank sentral dan pemerintah.
Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Jumat (27/5/2016) mengungkapkan, meskipun laju inflasi semakin terjaga hingga tengah tahun, namun tekanan kenaikan harga beberapa komoditas barang makanan dengan harga yang bergejolak (volatile food) menjelang Ramadhan harus diwaspadai.
"Kita melihat bahwa tekanan di hortikultura seperti cabai sudah lebih turun. Namun untuk daging ayam memang masih musti diperhatikan," ujar Agus.
Menurut Agus, menjelang tren konsumsi tinggi di Ramadhan pada Juni 2016 dan juga Lebaran, Bank Sentral akan berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Pertanian untuk menjaga pasokan dan distribusi bahan pokok.
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), menurut Agus, juga sudah disiagakan untuk mengontrol laju inflasi di daerah yang kerap tak terkendali.
Hasil kajian TPID yang melibatkan bank sentral dan pemerintah, terdapat lima komoditi pengerek inflasi harus diwaspadai, yakni beras, bawang merah, daging sapi, cabai dan berbagai variannya, serta daging ayam.
Agus memperkirakan bahwa ketika Ramadhan nanti, tekanan inflasi akan membayangi karena konsumsi masyarakat juga akan beranjak pulih. Salah satu pemicunya yakni pencairan gaji ke-13 dan ke-14 untuk karyawan yang akan mengerek naik daya beli.
"Jadi memang [konsumsi] sedikit menurun, namun kita melihat bahwa kalau nanti gaji ke-13 dan ke-14 dbayarkan Juni 2016. Tentu ini akan membantu pengeluaran jadi artinya konsumsi akan lebih baik," kata Agus.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara