tirto.id - Bank Indonesia memperkirakan inflasi pada Mei 2020 akan berada di level yang sangat rendah di kisaran 0,09 persen month to month. Kalau secara year on year (yoy) nilainya mencapai 2,21 persen. Nilai itu tidak jauh berbeda dari posisi inflasi April 2020 yang berkisar 0,08 persen dan secara yoy 2,67 persen.
“Ini berarti memang inflasi di bulan Ramadan sangat rendah dibanding tahun 2019 saat tamadan inflasinya 0,68 persen,” ucap Gubernur BI Perry Warjiyo, Kamis (28/5/2020).
Perry menjelaskan sejumlah faktor penyebab inflasi terus melambat masih terkait dengan efek pandemi Corona atau COVID-19. Tepatnya COVID-19 telah menyebabkan penurunan permintaan masyarakat baik itu barang maupun jasa.
Kondisi ini juga diperparah dengan bulan Ramadan yang terpaksa dirayakan secara terbatas yaitu di rumah saja. Masyarakat yang berbelanja pun tidak banyak. Kalau pun masyarakat tetap ingin membeli, mereka masih terkendala oleh penurunan daya beli sebagai imbas pengurangan pendapatan.
Faktor kedua berkaitan dengan rendahnya harga komoditas global. Hal itu berimbas pada harga barang yang diimpor.
Selain itu, Perry juga menyebutkan masih ada sumbangsih nilai tukar rupiah yang cenderung stabil. Situasi per Mei 2020 ini menurutnya sudah membaik dari posisi Maret 2020 yang mengalami tekanan hebat.
Terahir ia menyatakan terjaganya inflasi juga memberi sinyal kalau pasokan barang juga terjaga. Dengan demikian ekspektasi inflasi pun bisa berada di level yang menurutnya terkendali.
“Itu meyakinkan kami bahwa inflasi tahun ini akan terjaga di kisaran sasaran 3 persen plus minus 1 persen atau 2-4 persen,” ucap Perry.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz