tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulanan Mei 2023 mencapai 0,09 persen. Inflasi ini lebih rendah jika dibandingkan pada April sebelumnya sebesar 0,33 persen. Angka itu juga lebih rendah jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar 0,40 persen.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan, pasca lebaran 2023 tingkat inflasi mulai melemah. Bahkan inflasi Mei 2023 ini merupakan tingkat inflasi terendah sejak Januari 2023.
"Ini tingkat inflasi terendah sejak Januari 2023," kata dia dalam rilis BPS, di Kantornya, Jakarta, Senin (5/6/2023).
Dia menyebut penurunan nilai inflasi Mei 2023 ini utamanya didorong oleh penurunan harga secara umum pada kelompok pakaian dan alas kaki serta kelompok transportasi.
Pada tingkat nasional, laju inflasi Mei 2023 yang sebesar 0,09 persen tertahan oleh tarif angkutan udara yang mengalami deflasi sebesar minus 5,26 persen atau memberikan andil sebesar minus 0,06 persen.
Fenomena ini juga tergambar di 10 kota IHK yang mengalami deflasi terdalam di bulan Mei 2023 seperti Kota Kupang. Di mana Kupang mengalami deflasi sebesar minus 0,79 persen, utamanya tertahan oleh komoditas tarif angkutan udara yang mengalami deflasi sebesar minus 0,85 persen.
Kemudian Kota Tanjungpinang mengalami deflasi minus 0,27 persen. Ini utamanya tertahan oleh komoditas tarif angkutan udara yang mengalami deflasi sebesar minus 0,11 persen.
Sebelumnya, BPS mencatat inflasi bulanan Mei mencapai 0,09 persen. Inflasi ini terjadi akibat kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 104,74 menjadi 114,84 pada Mei 2023.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan, inflasi Mei 2023 secara bulanan ini lebih rendah jika dibandingkan pada April sebelumnya sebesar 0,33 persen. Juga lebih rendah jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar 0,40 persen.
"Penyumbang inflasi bulanan terbesar tahun 2023 adalah kelompok makanan minuman dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 0,48 persen dan andil inflasinya 0,13 persen," kata dia dalam rilis BPS, di Kantornya, Jakarta, Senin (5/6/2023).
Pudji menuturukan inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau tersebut diredam oleh deflasi pada kelompok pakaian dan alas kaki serta transportasi.
Sementara komoditas inflasi secara bulanan yang terbesar diantaranya bawang merah dengan andil sebesar 0,03 persen, daging ayam ras dengan andil sebesar 0,03 persen, ikan segar dengan andil sebesar 0,02 persen.
Lalu telur ayam ras dengan andil sebesar 0,02 persen, rokok Kretek filter dengan andil sebesar 0,02 persen dan bawang putih dengan andil sebesar 0,02 persen.
Sementara berdasarkan sebaran inflasi menurut wilayah secara umum terlihat dari 90 kota IHK terdapat 77 kota yang mengalami inflasi. Adapun dari 77 kota tersebut, 67 kota mengalami inflasi di atas inflasi nasional dan 10 kota lainnya mengalami inflasi di bawah inflasi nasional.
"Sedangkan 13 kota lainnya mengalami deflasi," imbuh dia.
Jika dilihat di Pulau Sumatera, inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan dengan inflasi sebesar 1,28 persen. kkmudian deflasi terdalam terjadi di kota Tanjung Pinang yaitu sebesar -0,27persen.
Sedangkan di Pulau Jawa inflasi tertinggi terjadi di Sumenep yakni 0,66 persen dan deflasi terdalam terjadi di DKI Jakarta yaitu sebesar minus 0,10 persen.
Bergeser ke Pulau Kalimantan inflasi tertinggi terjadi di kota baru yaitu sebesar 0,56 persen dan deflasi terdalam terjadi di Kota Tarakan yaitu sebesar minus 0,20 persen.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang