Menuju konten utama

BI Waspadai Lonjakan Inflasi Global Imbas Kebijakan Trump

Setidaknya ada tiga kebijakan utama ekonomi dari Presiden AS Donald Trump yang bisa berimbas meningkatnya inflasi di tingkat AS dan global.

BI Waspadai Lonjakan Inflasi Global Imbas Kebijakan Trump
Mantan Presiden Donald Trump melambai saat menaiki pesawatnya sebelum berangkat dari Bandara Internasional Hartsfield-Jackson Atlanta, Kamis, 24 Agustus 2023, di Atlanta. (Foto AP/Alex Brandon)

tirto.id - Bank Indonesia (BI) memperkirakan terjadinya lonjakan inflasi imbas tiga kebijakan utama ekonomi yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Adapun, kebijakan pertama yang mendorong tingginya tingkat inflasi AS dan dunia adalah terkait dengan pengenaan tarif perdagangan tinggi kepada negara-negara di dunia, khususnya Cina.

Kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) BI, Juli Budi Winantya, kebijakan tarif tinggi membuat harga barang dan jasa di AS mengalami kenaikan. Hal ini lah yang kemudian mendongkrak tingkat inflasi AS dari sisi permintaan (demand).

“Yang kedua dari sisi tax (pajak), jadi ada insentif lagi buat ekonomi Amerika Serikat terutama dari sisi korporasi yang ini juga akan meningkatkan demand,” ujar Juli dalam Pelatihan Media, di Gedung BI Aceh, Aceh, Jumat (7/2/2025).

Pemotongan tarif pajak korporasi, lanjut Juli, memunculkan dua implikasi, di antaranya mendorong pertumbuhan ekonomi AS menjadi lebih tinggi yang disertai dengan tingkat inflasi tinggi pula, seiring dengan peningkatan permintaan dan harga barang serta jasa.

Kemudian, kebijakan ini juga berpotensi memperlebar defisit anggaran negara AS karena pembiayaan atau utang yang lebih besar.

“Hasilnya, ini berdampak ke yield, imbal hasil USD, baik itu yang jangka pendek, jangka panjang,” lanjut dia.

Selanjutnya, kenaikan tingkat inflasi juga disebabkan oleh kebijakan pengetatan tenaga kerja asing sebagai mitigasi akan adanya tenaga kerja ilegal.

“Dan ini dampaknya adalah pengetatan tenaga kerja di Amerika Serikat. Ini juga implikasinya adalah meningkatkan inflasi,” kata Juli,

Tingkat inflasi tinggi AS praktis memunculkan ketidakpastian global. Pasalnya, karena inflasi tinggi, Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) berpotensi akan lebih lambat dalam menjalankan kebijakan penurunan suku bunga acuan (Fed Fund Rate/FFR).

Pada gilirannya, suku bunga AS yang tetap tinggi, menjadikan imbal hasil surat utang AS (US Treasury) menjadi lebih menarik untuk dikoleksi, ketimbang surat-surat utang dari negara lain.

“Dan ini yang mengakibatkan ketidakpastian di pasar global,” pungkas Juli.

Baca juga artikel terkait INFLASI atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Bayu Septianto