Menuju konten utama

BI Jamin Ekonomi RI Jauh dari Krisis meskipun Rupiah Merosot

BI memastikan bahwa ekonomi nasional tetap dalam kondisi yang baik meskipun IHSG sempat anjlok dan nilai tukar rupiah melemah.

BI Jamin Ekonomi RI Jauh dari Krisis meskipun Rupiah Merosot
Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial (DKMP) BI, Solikin M Juhro di acara Taklimat Media di Kantor Pusat BI, Jakarta Pusat, pada Rabu (26/3/2025).

tirto.id - Bank Indonesia (BI) memastikan bahwa ekonomi nasional tetap dalam kondisi yang baik meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat anjlok dan nilai tukar rupiah melemah. Hal ini diklaim terlihat dari fundamental yang masih solid.

“Seakan-akan ekonomi kita (RI) itu, dengan tempo hari yang IHSG yang turun drastis, ketahanan nilai tukar, seakan-akan ekonomi kita jelek. Padahal, enggak begitu, ya," kata Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial (DKMP) BI, Solikin M Juhro, dalam Taklimat Media di Kantor Pusat BI, Jakarta Pusat, pada Rabu (26/3/2025).

Solikin menjelaskan dibandingkan dengan dengan sejumlah negara lain kondisi ekonomi Indonesia menunjukkan kestabilan. Dia mencontohkan India yang inflasinya sebesar 5,52% sedangkan Indonesia hanya berada pada level yang terkendali di angka 1,57%.

“Ya pertumbuhan ekonomi dengan kondisi seperti itu bisa tumbuh 5%. India inflasinya juga lima, kita (RI) cuma inflasinya 1,5,” jelas Solikin.

Solikin menilai, dalam kebijakan ekonomi, terdapat trade-off yang harus dilakukan. Oleh karena itu, apabila menemukan banyak permasalahan, haruslah dilakukan optimalisasi tanpa mengorbankan satu dimensi lainnya.

“Walaupun nanti pada akhirnya, kalau adanya yang dikorbankan, ada namanya overriding objective. Ya kayak kita dalam Indonesia, ada masalah, masalah nilai buka, masalah inflasi, masalah perbankan, masalah macam-macam. Jika itu semua itu dicari prioritasnya, itu namanya overriding objective. Karena sasaran utama kita adalah mencapai stabilitas. Itu yang namanya overriding objective,” turur Solikin.

BI bahkan menjamin kondisi fundamental saat ini jauh lebih baik dibandingkan dengan periode krisis 1997-1998. Pasalnya, secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi hingga inflasi dalam kondisi yang relatif seimbang.

“Tetapi ini guna mentalnya kita. Yang ini tidak akan kita jumpai pada saat kita sebelum terjadi krisis keuangan Asia. Pada saat krisis keuangan Asia tuh, benar-benar kita tuh dilurukan, wah Indonesia ini tumbuh tinggi. Kayak macan Asia begitu. Dua minggu lagi, kayak macan Kemayoran nih bukan, kan? Karena kena krisis begitu, ya. Jadi, ini yang menjadi pemahaman kita bersama,” ucap Solikin.

Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dengan menurun 51 poin atau 0,31 persen ke level Rp16.618 per dolar AS. Data tersebut dikutip dari data Bloomberg, Selasa (25/3/2025).

Selain itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga pernah melakukan penghentian sementara perdagangan saham atau trading halt selama 30 menit ketika IHSG anjlok hingga 5% dalam sesi I di BEI.

Baca juga artikel terkait BANK INDONESIA atau tulisan lainnya dari Rahma Dwi Safitri

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Rahma Dwi Safitri
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama