Menuju konten utama

Berbagi Cerita Ramadhan Bersama Mie Sedaap & The Changcuters

Baca cerita Ramadhan penuh makna bersama Mie Sedaap ini, dan bagikan juga kisahmu. Dapatkan kesempatan bukber bareng Mie Sedaap dan The Changcuters.

Berbagi Cerita Ramadhan Bersama Mie Sedaap & The Changcuters
Cerita Sedaap Ramadan 2025. Youtube/Mie Sedaap

tirto.id - Ramadhan adalah bulan suci yang penuh berkah. Setiap harinya dipenuhi kehangatan, rasa syukur, dan saling berbagi kebaikan. Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang perjalanan keimanan yang penuh makna. Di bulan yang istimewa ini, setiap individu memiliki kisahnya sendiri tentang perjuangan, refleksi diri, dan kebersamaan yang semakin erat.

Dalam berbagai momen Ramadhan, Mie Sedaap juga selalu hadir di tengah kehidupan masyarakat. Dari sahur hingga berbuka, kebersamaan dengan keluarga, hingga momen berbagi ke sesama, Mie Sedaap selalu menjadi bagian dari cerita yang menghangatkan hati. Lebih dari sekadar makanan, Mie Sedaap always ‘brings taste to people’s lives’ membawa kelezatan dan kebahagiaan dalam setiap kesempatan.

Kisah penuh makna saat Ramadhan bersama Mie Sedaap dapat disimak melalui tiga cerita di bawah ini. Setiap kisah menghadirkan pengalaman unik tentang makna berbagi, kekuatan doa, dan kebersamaan di bulan penuh berkah.

Rasakan serunya Ramadhan bersama Mie Sedaap di BUBARAN - Buka Bareng Ramadhan bersama The Changcuters! Ikuti keseruannya dengan cara mudah: tonton tiga episode video YouTube yang telah disediakan, pilih favoritmu, lalu unggah ulang ke YouTube sambil menceritakan mengapa kisah tersebut begitu berarti bagimu.

Sebanyak 50 orang terpilih akan berkesempatan menghadiri BuBaRan On The Spot - Buka Bareng The Changcuters! Tidak hanya itu, kamu juga bisa berfoto bersama, menikmati penampilan spesial dari The Changcuters, dan berbagi momen berharga dengan orang tersayang.

Body artikel Wings 3

Mie Sedaap Buka Bareng Ramadan. FOTO/Wings

Jangan sampai ketinggalan! ceritakan kisah Ramadanmu sekarang dan raih kesempatan berbuka puasa seru bersama Mie Sedaap!

1. Doa, Air Mata, dan Keajaiban

Di sebuah rumah kecil yang penuh dengan kehangatan, tinggal seorang anak perempuan bernama Tina. Setiap sudut rumah itu menyimpan kenangan indah bersama sang ibu, namun kali ini, suasana berbeda. Ibu Tina sedang terbaring lemah di tempat tidur, sakit yang membuatnya tak bisa berbicara, hanya bisa terpejam dan merintih dalam diam.

Hari itu, di tengah bulan Ramadhan, Tina pulang ke rumah, dengan hati yang penuh kecemasan. Ia duduk di samping tempat tidur ibunya yang terbaring lemah, merawat, dan memberinya obat.

"Minum obatnya ya, Bu, supaya bisa sembuh," kata Tina dengan lembut sambil memegang gelas berisi obat yang sudah disiapkan. Ibunya hanya bisa menatap Tina dengan mata yang penuh kelembutan, namun tak mampu mengucapkan apa pun. Tina merasakan kepedihan yang mendalam, tetapi ia berusaha tetap tegar.

Ia tahu bahwa saat-saat seperti ini, hanya doa yang bisa menguatkannya. Dalam setiap doanya, Tina bersujud khusyuk dan penuh harapan, lalu mengangkat kedua tangannya.

"Ya Allah, aku mohon kepada-Mu. Sembuhkan ibu, kembalikan suaranya, biarkan aku mendengarnya lagi, agar aku bisa merasakan betapa besar kasih sayangnya, seperti dulu. Ya Allah, aku tak tahu apa yang harus kulakukan selain berdoa dan berharap kepada-Mu," tangisnya, mengalirkan air mata di wajahnya.

Hari-hari pun berlalu, Ramadhan berjalan seperti biasa bagi sebagian orang, namun bagi Tina, ini adalah waktu penuh ujian dan harapan. Di tengah penantian, Tina berusaha menghibur hatinya dengan hal-hal kecil.

Suatu petang, saat waktu berbuka tiba, Tina membeli Mie Sedaap Soto yang menjadi favorit ibunya. Ketika mie itu mulai diseduh, aroma kuah soto mengingatkan Tina pada masa kecil, saat ibunya selalu membuatkan hidangan itu untuknya sebelum pergi ke sekolah.

Tina menyuapkan mie itu pada ibunya, sembari berkata, "Nih Bu, kita buka sama Mie Sedaap Soto favorit ibu yaa."

Beberapa minggu berlalu, dan keajaiban yang diharapkan akhirnya datang. Tepat di Hari Raya Idul Fitri, usai sholat Ied, Tina datang bersujud di kaki ibunya yang duduk kursi roda, dan meminta maaf atas kesalahan yang ia perbuat selama hidupnya.

Tiba-tiba, ibu Tina menangis, dan dengan suara yang lirih namun penuh makna, ibu berkata, "Iyaaa, nak..."

Suara itu, suara yang sudah lama hilang, kini kembali terdengar. Tina terperanjat, air matanya mengalir deras. Ia tak mampu berkata apa-apa selain mengucapkan, "Alhamdulillah... Terima kasih, Ya Allah."

Hari itu, Idul Fitri menjadi lebih bermakna. Bukan hanya karena kemenangan setelah sebulan berpuasa, tetapi juga karena keajaiban doa yang terkabul. Ibu Tina akhirnya bisa kembali berbicara, mendengarkan suara anaknya yang penuh cinta, dan mereka merayakan Idul Fitri dengan penuh kebahagiaan.

Tina tahu, setiap doa dan air mata yang dipanjatkan dengan tulus, pada akhirnya akan membawa keajaiban yang tak terduga.

2. Mata Melihat, Hati Bertindak

Sore itu, langit masih tampak cerah. Waktu buka puasa tinggal beberapa jam lagi. Seorang perempuan bernama Ana sedang berjalan pulang dari pasar dengan beberapa kantong belanjaan di tangan. Angin sepoi-sepoi yang menyejukkan membantu Ana tak mudah lelah meski berpuasa. Namun, ketenangan tiba-tiba pecah ketika Ana melihat kejadian yang tak terduga di depan matanya.

Di tengah jalan, seorang laki-laki bertubuh besar, bertato, dan berambut gondrong sedang memegang kerah baju pria berbaju kuning dengan tangan yang erat. Pria berbaju kuning itu terlihat ketakutan, wajahnya pucat.

"Jangan macam-macam di kampung gue lo ya! Pergi lo jauh-jauh dari sini!" ancam pria bertubuh besar itu dengan suara keras.

Pria berbaju kuning itu gemetaran, berusaha minta ampun, "Ampun, ampun bang! Gak lagi-lagi bang!" Suaranya penuh dengan ketakutan.

Tanpa memberi ampun, pria bertubuh besar itu mendorong pria berbaju kuning itu begitu keras hingga terjatuh ke tanah. Dalam ketergesaannya untuk berlari pergi, pria bertubuh besar itu tidak sengaja menabrak Ana yang sedang berjalan.

Ana terjatuh dengan kantong belanjaannya yang terlepas dari tangannya. Pria bertubuh besar itu tampak hendak mendekat untuk membantu Ana bangun, namun ia menggelengkan kepala, tampak ragu. Wajahnya penuh ketakutan.

Saat itulah, dari belakang terdengar suara seorang gadis kecil yang berlari dengan lincah. "Om, makasih ya udah nolongin aku!" kata si gadis kecil sambil tersenyum.

Ana terkejut, menyadari bahwa pria gondrong itu ternyata baru saja menolong anak kecil yang diganggu oleh pria berbaju kuning. Ternyata, pria besar itu bukan penjahat yang ia bayangkan.

Senyum ramah muncul di wajah pria gondrong itu. "Sama-sama," katanya dengan suara yang lebih lembut.

Ana menatap pria itu dengan rasa malu yang mendalam. Ia baru menyadari bahwa penilaiannya tadi telah salah. Perasaan curiga dan ketakutannya tak seharusnya muncul begitu saja tanpa memahami situasi dengan lebih baik. Ana pun berdiri, mengumpulkan kantong belanjaannya yang terjatuh.

"Maaf ya, Mas. Tadi aku kira Mas mau jahatin aku," ucap Ana dengan tulus. Pria itu hanya tersenyum, "Iya, enggak papa kok."

Dengan suasana yang sedikit lebih tenang, Ana mulai berbicara lebih lanjut dengan pria gondrong itu. Mereka mulai berbagi cerita tentang kehidupan mereka, dan Ana pun menyadari bahwa di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, kebaikan bisa datang dari siapa saja, tanpa memandang penampilan luar.

Ketika waktu berbuka tiba, Ana mengajak pria gondrong itu dan gadis kecil yang telah ia tolong untuk berbuka bersama. Mereka duduk bersama di sebuah meja kecil, dan menikmati Mie Sedaap Goreng, yang merupakan makanan kesukaan mereka.

"Makanlah, semoga ini bisa membawa keberkahan di bulan suci ini," kata Ana dengan penuh keikhlasan. Pria gondrong itu tersenyum, dan mereka saling menikmati kebersamaan di tengah suasana yang damai.

Di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, Ana belajar satu hal penting: bahwa terkadang, apa yang kita lihat dengan mata, belum tentu sesuai dengan kenyataan. Namun, dengan hati yang baik dan niat yang tulus, kita bisa bertindak dengan benar, tanpa terjebak pada prasangka.

3. Kebaikan Tanpa Pamrih

Riko duduk di sudut kamar sore itu, memainkan gitar kesayangan yang selalu menemani hari-harinya, bahkan sejak ia masih remaja. Tanda tangan Ariel Noah di atas body gitar itu adalah kenang-kenangan yang tak ternilai harganya.

Tiba-tiba, ponsel bergetar. Riko memandang layar, ada nama ibunya tertera di sana. Dengan senyum, ia mengangkat telepon.

"Iya, Bu, aku baik-baik saja kok di sini," jawab Riko, mencoba terdengar ceria.

"Iya, Kak, ibu boleh pinjam uang dulu buat bayar SPP adik? Nanti ibu ganti," pinta suara ibu di ujung telepon.

Riko terdiam sejenak, ekspresinya langsung berubah murung. "Iya, Bu, nanti aku usahain ya," jawabnya dengan suara rendah. Setelah menutup telepon, ia meletakkan ponsel di meja, dan memandang gitar yang ada di tangannya.

"Aduh, pas banget bulan ini udah mepet lagi," gumamnya pelan. Saldo rekeningnya hanya tinggal Rp75.000, yang jelas tidak cukup untuk membantu ibunya. Namun, ia tidak ingin mengecewakan ibu yang selalu berkorban untuk dirinya dan sang adik.

Riko mengambil napas panjang dan memutuskan untuk melakukan sesuatu. Ia akan menjual gitar kesayangannya. Meskipun sangat berat hati, ia tahu ini adalah langkah yang harus dilakukan demi keluarga.

"Ya Allah, semoga ini jadi berkah buat ibu," ucapnya dalam hati, sambil memandang gitar itu untuk terakhir kali.

Ia pun mulai menyiapkan segala sesuatu untuk menjual gitarnya. Riko memutuskan untuk melakukan live di media sosial, berharap ada yang tertarik membeli gitarnya.

"Hi guys, gue mau jual gitar kesayangan gue yang ada tanda tangan Ariel Noah. Keren kan?" Kata Riko dengan semangat yang dipaksakan saat live.

Dalam siaran langsung itu, ia bercerita tentang keadaan keluarganya dan mengapa ia harus menjual gitar itu. Ia berharap, ada yang mau membeli gitarnya demi membantu ibu dan adiknya.

Namun, kekecewaan menyelimuti hatinya. Siaran live-nya hanya ditonton oleh dua orang, dan tak ada satu pun komentar yang menyemangati terlihat. Ia merasa putus asa, namun tetap berusaha berserah diri kepada Allah. "Ya Allah, jika ini adalah jalan terbaik, aku pasrahkan semuanya pada-Mu."

Tiba-tiba, beberapa menit kemudian, ponselnya berbunyi. Ada notifikasi masuk. Riko membuka ponselnya dan terkejut melihat bahwa gitar kesayangannya telah laku terjual melalui e-commerce.

"Toonnn! Tonnn!!! Alhamdulillah, gitar gue laku!" teriak Riko kegirangan.

Anton, sahabatnya yang mendengar teriakan itu, langsung mendekat dan ikut berbahagia. "Wah, mantap! Ini berkah Ramadhan, Riko," kata Anton dengan senyum lebar.

Riko mengangguk, masih terharu. "Iya, bro. Terima kasih banget sudah mendukung gue."

Anton kemudian mengajak Riko untuk berbuka puasa bersama. "Yuk, buka puasa bareng. Kita makan Mie Sedaap Goreng aja, biar makin enak!"

Riko terkejut, tapi ia tak menyangka kalau Anton ternyata memiliki niat baik yang lebih besar. Ternyata, Antonlah yang diam-diam membeli gitar itu untuk membantu Riko. Sebuah kebaikan yang dilakukan tanpa pamrih, sebuah keajaiban Ramadhan yang benar-benar dirasakan Riko.

Di tengah kebahagiaan yang sederhana, mereka duduk berdua menikmati Mie Sedaap Goreng yang sedaapnya dari suapan pertama, berbagi cerita, dan merayakan kebaikan yang datang tanpa pamrih.

Ramadhan memang penuh dengan berkah. Kebaikan itu datang tidak selalu dari tempat yang kita duga, namun Allah selalu memberikan jalan bagi orang-orang yang ikhlas dalam memberi.

Ceritakan Kisahmu & Ikuti Buka Bareng The Changcuters!

Mie Sedaap mengajak kamu untuk merasakan keseruan di BUBARAN - Buka Bareng Ramadhan bersama The Changcuters! Caranya mudah, cukup tonton tiga episode video YouTube yang telah disediakan, pilih salah satu video favoritmu, lalu unggah ulang ke Instagram sambil menceritakan mengapa kisah tersebut begitu berarti bagimu.

Sebanyak 50 orang terpilih akan mendapatkan kesempatan eksklusif untuk menghadiri acara BuBaRan On The Spot - Buka Bareng The Changcuters. Tak hanya itu, kamu juga bisa berfoto bersama dan menikmati penampilan spesial dari The Changcuters sambil berbagi momen berharga dengan orang tersayang!

Untuk informasi lebih lanjut, klik tautan ini.

Kesempatan ini hanya berlaku hingga 21 Maret 2025, jadi jangan sampai kehabisan waktu! Segera tonton videonya, bagikan ceritamu, dan raih tiket eksklusif untuk berbuka bersama The Changcuters.

Mari rayakan kebersamaan dan berbagi kebaikan di bulan suci Ramadhan ini. Kisahmu bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus berbuat baik. Jangan lewatkan momen spesial ini dan jadilah bagian dari kebahagiaan di bulan yang penuh berkah!

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis