Menuju konten utama
Periksa Fakta

Benarkah WHO dan Amerika Bilang Pandemi Telah Berakhir?

Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa akhir pandemi telah kelihatan, meski kita belum sampai di titik itu.

Benarkah WHO dan Amerika Bilang Pandemi Telah Berakhir?
Header Periksa Fakta IFCN. tirto.id/Quita

tirto.id - Pada 20 September lalu, sebuah cuitan di Twitter oleh akun @arreneuz_s mengklaim bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan pandemi COVID-19 telah selesai pada 14 September 2022. Tak hanya itu, ia mengklaim bahwa Amerika Serikat (AS) juga menyatakan pandemi telah selesai pada 15 September 2022 (tautan).

Sementara itu, ia menambahkan komentar bahwa vaksin, booster, dan syarat lainnya masih dipaksakan di Indonesia, yang ia sebut sebagai "ruwetnesia".

Periksa Fakta Pandemi Berakhir

Periksa Fakta Pandemi Berakhir. foto/Hotline periksa fakta tirto

Lantas, bagaimana status pandemi di seluruh dunia saat ini? Benarkah pandemi sudah berakhir?

Penelusuran Fakta

Berdasarkan penelusuran, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada sebuah konferensi pers virtual bahwa dunia tidak pernah berada di posisi yang lebih baik untuk mengakhiri pandemi. Tedros menyatakan hal itu pada 14 September, menukil Al Jazeera.

Tedros menyatakan bahwa laporan kasus terbaru dari COVID-19 telah jatuh ke level terendahnya sejak Maret 2020.

Namun, meski jumlah kasus COVID-19 yang baru dilaporkan telah turun drastis, Tedros mendesak agar negara-negara terus melanjutkan upaya untuk melawan penyakit yang telah menewaskan lebih dari 6 juta orang tersebut.

Informasi yang lebih resmi sendiri dapat diakses melalui laman WHO pada 23 September. Tedros disebut mengatakan, “Kita belum sampai di ujung, namun akhir dari semua ini sudah terlihat."

Tedros menyatakan pula bahwa virus COVID-19 tidak akan benar-benar hilang.

“Namun negara-negara dapat bertransisi untuk mengelola penyakit ini bersama penyakit pernapasan lainnya,” katanya.

Pada pernyataannya, Tedros menyebut bahwa sebanyak dua pertiga dari populasi dunia telah divaksinasi, termasuk 75 persen petugas kesehatan dan orang tua.

"Tetapi angka-angka global yang menggembirakan ini menutupi kesenjangan dan menempatkan kita semua dalam bahaya," katanya.

Ia melanjutkan dengan mengontraskan kondisi di negara berpenghasilan rendah.

“Hanya 19 persen dari populasi negara-negara berpenghasilan rendah yang divaksinasi, dibandingkan dengan 75 persen di negara-negara berpenghasilan tinggi," jelas Tedros melalui laman WHO.

Tedros menyampaikan masih banyak yang harus dilakukan. Semua pihak memiliki fasilitas untuk mengakhiri fase akut pandemi. Pandemi, menurutnya, bisa berakhir jika semua petugas kesehatan dan lansia telah divaksinasi, pengetesan virus terus dilanjutkan, dan akses untuk antivirus yang efektif terus diperluas.

Lalu, bagaimana dengan Amerika?

Dilaporkan oleh situs Factcheck.org, dalam sebuah wawancara di acara berjudul 60 Minutes yang ditayangkan pada 18 September, Presiden Joe Biden memang mengatakan bahwa pandemi telah berakhir.

“Kita masih memiliki masalah dengan COVID, kami masih melakukan banyak pekerjaan, tetapi pandemi sudah berakhir," katanya.

Namun, pada bulan Agustus ketika Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) melonggarkan aturan-aturan terkait COVID-19, agensi tersebut secara spesifik menyatakan bahwa pandemi belum berakhir.

Gedung Putih tidak menanggapi permintaan komentar yang diajukan lembaga Factcheck.org. Tetapi, para pemangku jabatan mengatakan bahwa pernyataan Biden tidak menandai perubahan dalam kebijakan COVID-19 nasional, dan pemerintah tidak berencana untuk membatalkan status darurat kesehatan masyarakat.

Deklarasi darurat dijadwalkan akan berakhir pada 13 Oktober, kecuali diperpanjang (seperti yang telah sembilan kali dilakukan sejak Januari 2020). Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat (HHS) mengatakan akan memberikan pemberitahuan 60 hari sebelum status pandemi berakhir.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, organisasi kesehatan dunia (WHO) tidak mengatakan bahwa pandemi telah berakhir. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa akhir pandemi telah kelihatan, meski kita belum sampai di titik itu, dan masih banyak pekerjaan rumah yang mesti dilakukan.

Kemudian, meski Joe Biden sebagai Presiden AS mengatakan pandemi telah berakhir, pernyataan Biden tidak menandai perubahan dalam kebijakan COVID-19 nasional, dan pemerintah tidak berencana untuk membatalkan status darurat kesehatan masyarakat.

Informasi yang disebarkan oleh akun Twitter @arreneuz_s bersifat dapat menyesatkan tanpa tambahan informasi lebih jauh (missing context).

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Irma Garnesia

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Irma Garnesia
Editor: Farida Susanty