Menuju konten utama

Benarkah Oreo Produk Israel dan Masuk List Boikot BDS?

Apakah Oreo adalah produk Israel? Apakah Oreo masuk dalam daftar BDS? Ini penjelasan tentang asal usul Oreo termasuk sejarahnya masuk ke Indonesia.

Benarkah Oreo Produk Israel dan Masuk List Boikot BDS?
Ilustrasi biskuit lapis krim dengan susu. foto/istockphoto

tirto.id - Oreo diperkenalkan untuk pertama kalinya pada 6 Maret 1912 dan menjadi cookies favorit di dunia. Hingga saat ini, ada dua perdebatan besar soal Oreo yang belum terjawab yakni asal usul nama Oreo dan bagaimana cara memakan Oreo?

Namun, belakangan ini, ada perdebatan lainnya terkait Oreo. Apakah Oreo produk Israel? Apakah Oreo masuk dalam daftar Boycott, Divestment and Sanctions (BDS)?

Oreo Tidak Masuk dalam List Boikot BDS

Oreo, biskuit ikonik yang dikenal di seluruh dunia, sering kali terlibat dalam berbagai perdebatan, termasuk isu boikot yang berkaitan dengan politik. Salah satu yang paling mencolok adalah Oreo BDS dan seruan untuk memboikot produk-produk pro Israel.

Akan tetapi, penting untuk diketahui bahwa Oreo tidak termasuk dalam daftar produk yang diusulkan untuk diboikot oleh gerakan BDS.

Sebagai informasi, gerakan BDS adalah inisiatif yang dimulai pada tahun 2005 yang menyerukan boikot terhadap Israel. Tujuan utama gerakan ini adalah untuk menekan pemerintah Israel dalam menanggapi kebijakannya terhadap Palestina, terutama dalam konteks hak asasi manusia dan penguasaan wilayah. BDS mengajak individu dan perusahaan untuk tidak membeli produk yang berhubungan langsung dengan Israel.

Melalui situs resminya, BDS juga mengingatkan agar tak salah boikot lantaran banyak informasi online yang mengklaim bahwa beberapa perusahaan besar memberikan bantuan kepada Israel. Namun, beberapa di antaranya ternyata salah.

Agar tak salah boikot, penting untuk mengetahui produk apa saja yang masuk dalam daftar BDS. Informasi selengkapnya terkait produk yang diboikot tersebut bisa diakses melalui website resmi BDS di: bdsmovement.net.

Asal Usul Oreo

Kisah Oreo berawal dari tahun 1912. Oreo pertama kali diproduksi di Chelsea Market Manhattan. Tagline Oreo "diputar, dijilat, dan dicelupkan" sudah digaungkan sejak 1923 bersamaan dengan iklan pertama yang menunjukkan adegan "memutar" di sebuah trem.

Sukses menjadi biskuit terlaris, perjalanan Oreo tak lepas dari berbagai perubahan nama. Pada 1921, Oreo berganti nama dari Oreo Biscuit menjadi Oreo Sandwich. Pada tahun 1937, nama biskuit ini diubah lagi menjadi Oreo Creme Sandwich. Selanjutnya, perusahaan menetapkan nama baru pada tahun 1974: Oreo Chocolate Sandwich Cookie.

Asal Kata Oreo

Jadi, dari mana asal kata "Oreo"? Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan asal usul nama tersebut. Pertama, beberapa orang berpendapat bahwa nama "Oreo" berasal dari kata Yunani "oros," yang berarti gunung. Pendapat ini dikaitkan dengan bentuk Orea saat itu yang disebut seperti gunung.

Kedua, teori lain mengatakan bahwa nama "Oreo" berasal dari kata Prancis "or," yang berarti emas. Teori ini dikaitkan dengan kualitas premium dari biskuit tersebut pada saat peluncurannya dan menjadi cookies terlaris. Ada juga yang menyebut emas itu dikaitkan dengan warna kemasan Oreo saat itu.

Teori ketiga, ada juga yang berpendapat bahwa nama “Oreo” itu bukan dari kata Prancis melainkan berasal dari kata Latin "or," yang juga berarti emas.

Keempat, beberapa berspekulasi menyebut bahwa nama Oreo tersebut merupakan kombinasi dari dua huruf "o" pada kata chocolate dan "re" yang berasal dari kata cream, sehingga menjadi o-re-o. Hal ini dikaitkan dengan bentuk Oreo (krim yang diapit oleh biskuit coklat).

Meskipun terdapat berbagai teori, perusahaan yang memproduksi Oreo belum secara resmi mengonfirmasi asal usul nama tersebut. Hal ini menjadikan nama "Oreo" sebagai salah satu misteri dalam sejarah biskuit dunia.

Oreo Indonesia

Sebagai biskuit ikonik dengan tagline "diputar, dijilat, dicelupin", Oreo pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1994. Sejak saat itu, biskuit ini dengan cepat mendapatkan popularitas di kalangan konsumen Indonesia. Rasanya yang khas dan kemasan yang menarik membuat Oreo menjadi pilihan favorit banyak orang, baik sebagai camilan sehari-hari maupun sebagai bahan untuk berbagai resep.

Seiring dengan meningkatnya permintaan, pada tahun 2022, Oreo memperbesar kapasitas pabrik di Cikarang, Jawa Barat yang sudah berdiri sejak 1994. Pabrik Cikarang ini menjadi salah satu pusat produksi utama di Asia Pasifik dan menyerap sekitar 1.500 tenaga kerja Indonesia. Masa kerja mereka rata-rata lebih dari 12 tahun dengan spesialisasi terbaik di bidangnya guna memastikan kualitas biskuit Oreo terbaik sejak proses pembuatannya.

Dengan menggunakan bahan-bahan berkualitas dan melibatkan tenaga kerja Indonesia, Oreo yang diproduksi di pabrik ini tidak hanya memenuhi permintaan domestik, tetapi juga diekspor kurang lebih ke 40 negara. Ini menjadikan Oreo yang diproduksi di Cikarang sebagai bagian dari industri manufaktur Indonesia yang mendunia.

Oreo bangga bisa menjadi bagian dari Indonesia, oleh karenanya perusahaan biskuit legendaris ini senantiasa berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif terhadap ekspor dan devisa negara, pengembangan industri makanan dan minuman di Indonesia, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Terlebih, Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor andalan Indonesia yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Akan tetapi, kehadirannya tak hanya sebatas memproduksi "Oreo made in Indonesia". Sebagai bentuk komitmennya dalam mengembangkan industri usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) batik tanah air, dalam momentum peringatan Hari Batik Nasional 2024, Oreo sebagai brand unggulan dari Mondelez Indonesia menginisiasi program Corporate Social Responsibility (CSR) bertajuk OREO Berbagi. Program yang digelar pada 10-11 November 2024 ini memberi dampak nyata kepada lebih dari 1.400 pengrajin dan pengusaha batik di wilayah Cirebon.

Baca juga artikel terkait SUPPLEMENT CONTENT atau tulisan lainnya dari Tirto Creative Lab

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Tirto Creative Lab